Kekeliruan Isolasi Mandiri Sebabkan Klaster Keluarga, Simak Saran Pakar

Reporter

Antara

Sabtu, 6 Februari 2021 16:47 WIB

Ilustrasi wanita memakai masker. Freepik.com/Svetlanasokolova

TEMPO.CO, Jakarta - Kekeliruan saat isolasi mandiri di rumah menimbulkan klaster keluarga. Ketua Umum Perhimpunan Sarjana dan Profesional Kesehatan Masyarakat Indonesia (PERSAKMI) sekaligus epidemiolog Universitas Hasanuddin, Prof. Dr. Ridwan Amiruddin, menyebut sejumlah kesalahan yang disadari atau tidak saat pasien COVID-19 melakukan isolasi mandiri. Mereka justru menjadi penyebab munculnya klaster keluarga dan transmisi di komunitas.

Dia mengatakan seiring bertambahnya kasus COVID-19, proporsi orang yang melakukan isolasi mandiri menjadi sekitar 35-40 persen.

"Ada beberapa kebocoran memang diisolasi mandiri sehingga terbentuk klaster keluarga, transmisi di komunitas, pergerakan populasi di tempat-tempat umum sebenarnya menjadi pemicu kasus naik," kata Ridwan dalam webinar yang digelar Yayasan Gerakan Masyarakat Sadar Gizi, Jumat, 5 Februari 2021.

Isolasi mandiri dilakukan dengan memisahkan si sakit agar tidak menjadi sumber penularan. Selama isolasi mandiri, pasien perlu berada di dalam rumah atau ruangan selama 14 hari, namun harus memeriksakan diri ke klinik atau rumah sakit jika gejala memburuk.

Tetapi, pada kenyataannya pasien masih keliru mengenai hal ini. Salah satunya tidak berdiam di rumah atau ruangan selama 14 hari. Dia tetap berinteraksi sosial secara langsung dengan anggota keluarga lain sehingga menjadi sumber penularan bagi keluarga atau tetangga.

Advertising
Advertising

"Semakin tinggi tingkat pertemuan seperti makan bersama, maka tingkat penularan semakin tinggi. Apabila mobilitas penduduk naik satu persen maka kasus COVID-19 bisa naik 8-15 persen," tutur Ridwan.

Baca juga: Yang Perlu Dilakukan kala Isolasi Mandiri Menurut Dokter

Masalahnya, selain pasien tidak disiplin, kurangnya pengawasan dari petugas puskesmas atau layanan medis menyebabkan kebocoran dalam pelaksanaan isolasi mandiri.

"Karena ketidakdisiplinan dalam melakukan isolasi mandiri maka terbentuk klaster keluarga, tetangga, kantor. Karena itu, beberapa provinsi mendorong supaya isolasi mandiri dapat dikontrol oleh RT, RW, atau dilaksanakan secara terpusat," kata Ridwan.

Isolasi mandiri merujuk pada pedoman pencegahan dan pengendalian COVID-19 revisi kelima, dilakukan mereka dengan kasus gejala ringan, orang tanpa gejala (OTG), kasus suspek sampai keluar hasil tes (dia tidak boleh berinteraksi sosial sambil menunggu hasil tes) dan kontak erat dari pasien positif. Sebelum mengisolasi diri, pasien sebaiknya menghubungi dinas kesehatan menyampaikan dia melaksanakan isolasi mandiri.

Anggota keluarga segera mengungsikan mereka yang memiliki daya tahan tubuh rendah, misalnya lansia, atau sedang dalam pengobatan penyakit kronis seperti diabetes atau kanker, penyakit autoimun, kondisi pernapasan tidak prima, karena berisiko lebih tinggi terpapar COVID-19.

Kemudian, selama isolasi, pasien sebaiknya mengembangkan aktivitas yang memungkinkannya berdiam di ruangan, seperti membaca atau kegiatan produktif lain, dilarang melakukan kegiatan bersama, termasuk makan dengan anggota keluarga lain, tidak menyentuh wajah.

Dia juga harus rutin #cucitangan menggunakan air dan sabun, selalu berpikiran positif untuk menjaga imunitas, mengontak nomor kontak layanan psikolog jika merasa perlu berbicara tentang kesehatan mental selama isolasi mandiri. Hal penting lainnya, dia harus memeriksakan kondisi status kesehatan setiap pagi, apakah terjadi perburukan, sesak napas, demam, dan memahami risiko penularan saat berada di luar rumah.

Di sisi lain, ruangan selama isolasi perlu diatur sesuai pedoman, antara lain memiliki ventilasi baik (jendela dibuka setiap pagi agar sirkulasi udara terjaga). Ruangan ini sebaiknya tidak dimasuki orang lain, termasuk anggota keluarga yang sehat.

Kemudian, terkait penggunaan kamar mandi, Ridwan menyarankan pemisahan kamar mandi untuk orang yang melakukan isolasi mandiri. Jika tidak memungkinkan, kamar mandi bisa digunakan bergantian asalkan dibersihkan dengan disinfektan rutin setelah dipakai. Cairan kimia pembersih kamar mandi seperti yang mengandung accelerated hydrogen perixode (0,5 persen), benzalkonium chloride (0,05 persen), dan chloroxylenol (0,12 persen) bisa digunakan.

"Sisi lemah virus penyebab COVID-19, rentan terhadap bahan kimia pembersih kamar mandi," jelas Ridwan.

Mereka yang bergejala harus diisolasi mandiri minimal selama 10 hari setelah hari pertama mengembangkan gejala, ditambah tiga hari setelah gejala berakhir atau saat tidak demam dan tanpa gejala pernapasan. Sementara OTG disarankan melakukan isolasi mandiri selama minimal 10 hari setelah dites positif.

Ketua Terpilih PB IDI sekaligus Ketua Tim Mitigasi COVID-19 PB IDI, Dr. Muhammad Adib Khumaidi menambahkan, jika setelah isolasi mandiri lalu hasil tes swab PCR menunjukkan positif, orang perlu tetap melanjutkan isolasi mandiri. Setelah hari ke-21, dia dinyatakan dua kali negatif, maka baru bisa dikatakan negatif virus corona dan bisa kembali beraktivitas.

Kemudian, usai melakukan isolasi mandiri, orang-orang tetap harus menerapkan protokol kesehatan dan ini kerap diabaikan. Menurut Ridwan, orang menganggap setelah isolasi mandiri maka sudah aman sehingga abai melaksanakan protokol kesehatan, seperti tidak #pakaimasker dan tidak #jagajarak dengan orang lain.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

11 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

15 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya