Sindrom Tourette: Gerakan dan Suara Vokal yang Dilakukan Tanpa Sadar

Reporter

Tempo.co

Kamis, 1 April 2021 06:30 WIB

Ilustrasi ibu berbicara dengan putrinya. skim.gs

TEMPO.CO, Jakarta - National Institute of Neourological Disorders and Stroke menjelaskan Tourette Syndrome (TS) atau sindrom tourette merupakan kelainan neurologis pada manusia yang ditandai dengan gerakan atau suara vokal yang dilakukan tiba-tiba, berulang, cepat dan tidak diinginkan.

Gerakan dan suara vokal yang dilakukan secara refleks ini disebut dengan tics. Tourette Association of America menyatakan penyebab TS dan tics dapat terjadi akibat adanya faktor keturunan (genetik), lingkungan dan perkembangan, tetapi sampai saat ini tidak ada agen atau peristiwa khusus yang diidentifikasi sebagai pemicu TS dan tics.

Gejala penderita TS biasanya muncul antara usia 5 dan 10 tahun, umumnya terjadi gerakan refleks di daerah kepala dan leher, serta dapat berkembang hingga mencakup otot-otot tubuh dan lengan tungkai.

Kebanyakan penderita TS akan mengalami gejala tics terparah ketika remaja, namun di akhir masa remaja atau di awal umur 20 an orang dengan TS dapat kehilangan atau mengendalikan ticsnya. Tapi di beberapa kasus kronis, tics tidak hilang-hilang bahkan sampai si penderitanya dewasa.

Baca: Tora Sudiro Mengalami Sindrom Tourette, Apa Itu?

Centers for Disease Control and Prevention mengklasifikasikan dua jenis tics yang dapat dialami penderita TS, yakni:

  1. Tics Motorik
Advertising
Advertising

Tics motorik merupakan gerakan spontan tubuh yang meliputi kedipan, mengangkat bahu, atau menyentakkan kaki, dll.

  1. Tics Vokal

Sedang tics vokal adalah ketika seorang penderita TS tak sadar mengeluarkan suara yang dibuat dengan pita suaranya. Contohnya bersenandung, berdehem, atau meneriakkan kata atau frasa, dan lainnya.

Tourette Association of America menyatakan orang dengan sindrom tourette sering kali memiliki kondisi mental, perilaku atau perkembangan lain yang mungkin ada sebelum timbulnya tics. Seperti masalah dengan konsentrasi, hiperaktif, dan kontrol impuls atau disebut juga ADHD, gangguan atau perilaku obsesif kompulsif (OCD/OCB), masalah perilaku, ganggaun kecemasan, ketidakmampuan belajar, gangguan tidur, sulit bersosialisasi dan masalah pemrosesan sensorik.

DELFI ANA HARAHAP

Berita terkait

Begini Cara Mengetahui Judul Lagu dengan Suara di Google

2 hari lalu

Begini Cara Mengetahui Judul Lagu dengan Suara di Google

Google mempunyai fitur canggih yang memungkinkan seseorang untuk mencari judul lagu hanya dengan suara. Berikut caranya.

Baca Selengkapnya

Gejala ADHD pada Wanita, Tak Selalu Sama dengan Pria

5 hari lalu

Gejala ADHD pada Wanita, Tak Selalu Sama dengan Pria

Sejumlah faktor berperan dalam perbedaan ciri ADHD pada perempuan. Karena itulah gejalanya bisa berbeda dari laki-laki.

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

7 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Timnas Indonesia vs Irak Tanding, Haykal Kamil: Tetap Jaga Mentalnya

17 hari lalu

Timnas Indonesia vs Irak Tanding, Haykal Kamil: Tetap Jaga Mentalnya

Aktor Haykal Kamil berpesan kepada Timnas U-23 untuk menjaga mental mereka menjelang pertandingan Piala Asia U-23 2024 antara Timnas Indonesia vs Irak

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

18 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

19 hari lalu

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

Para ibu perlu menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman ketika beraktivitas dan tenang ketika mengasuh anak.

Baca Selengkapnya

Tikus Sering Menjadi Hewan Percobaan, Ternyata Ini Alasannya

22 hari lalu

Tikus Sering Menjadi Hewan Percobaan, Ternyata Ini Alasannya

Biasanya, ketika melakukan penelitian dalam dunia medis, peneliti kerap menggunakan tikus. Lantas, mengapa tikus kerap menjadi hewan percobaan?

Baca Selengkapnya

Autisme Tak Selalu karena Faktor Genetik dan Bukan Penyakit

24 hari lalu

Autisme Tak Selalu karena Faktor Genetik dan Bukan Penyakit

Orang tua tidak usah cemas jika memiliki anak yang mengalami gangguan spektrum autisme karena tak selalu karena genetik dan bukan penyakit.

Baca Selengkapnya

Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

25 hari lalu

Tidak Selalu Buruk, Berikut 5 Manfaat Lupa untuk Kerja Memori Otak

Lupa ternyata memiliki manfaat penting untuk kesehatan otak dan kreativitas Anda.

Baca Selengkapnya

Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

32 hari lalu

Faktor yang Tentukan Kondisi Kesehatan Mental Seseorang

Psikolog mengatakan kondisi kesehatan mental seseorang ditentukan oleh berbagai faktor. Apa saja?

Baca Selengkapnya