Muncul Istilah Zoom Fatigue, Ini Dampaknya Menurut Psikiater

Reporter

Antara

Rabu, 21 April 2021 11:18 WIB

Ilustrasi pengguna aplikasi zoom. (ANTARA/Shutterstock)

TEMPO.CO, Jakarta - Telekonferensi atau rapat melalui Zoom dilakukan setiap hari dan berturut-turut memunculkan istilah "Zoom fatigue". Terutama di masa pandemi, banyak kantor yang mengharuskan pegawai bekerja dari rumah dan memanfaatkan layanan pertemuan video tersebut.

Psikiater di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) dr. Gina Anindyajati, SpKJ mengatakan Zoom fatigue dapat terjadi karena ada kelelahan fisik akibat menghadap layar yang berlangsung lama, ditambah dengan kehabisan energi mental untuk selalu fokus pada pertemuan daring yang diadakan.

"Zoom fatigue adalah kelelahan fisik dan mental yang timbul akibat paparan dengan pertemuan daring yang lama tanpa jeda. Zoom fatigue bisa berkontribusi pada terjadinya burn out yang dialami pekerja," kata Gina.

Ada pun sejumlah faktor yang bisa membuat orang merasakan Zoom fatigue, mulai dari lama durasi dan jarak menghadap layar komputer, tidak adanya jeda di antara bekerja dan istirahat, hingga kendala teknis seperti sinyal yang terputus-putus.

"Saat menatap layar untuk durasi yang lama, mata merasa lelah sehingga rekomendasi dari dokter adalah memandang jauh (6 meter) setiap 20 menit, sementara tidak semua orang yang bekerja jarak jauh punya fasilitas untuk mengalihkan pandangannya. Akibatnya, mata dipaksa untuk melihat lama ke layar tanpa bisa refresh," jelas Gina.

Advertising
Advertising

"Selain itu, pertemuan yang dikerjakan back to back tidak memberi kesempatan pada orang untuk jeda, bahkan ke toilet atau bergerak. Bayangkan kalau kita rapat di kantor, antara satu jadwal dengan jadwal yang lain, kita bisa ke toilet terlebih dulu atau naik tangga atau naik lift," imbuhnya.

Menurutnya, jeda sejenak itu penting untuk mengembalikan rasa segar. Sementara pada pertemuan daring benar-benar langsung pindah ruangan setelah satu pertemuan selesai. Selanjutnya, rasa lelah juga dikontribusikan oleh fokus yang dipaksakan, belum lagi ditambah dengan kendala sinyal atau teknologi yang membuat orang harus bolak balik melakukan pengecekan.

"Selain itu, pertemuan daring juga membuat interaksi lebih terbatas karena tidak ada waktu untuk chit chat yang bisa dilakukan saat pertemuan tatap muka," jelasnya.

"Belum lagi pertemuan daring yang dianggap dapat dilakukan dari mana saja, memaksa orang untuk mengikuti pertemuan multipel dan tidak mengenal jam kerja. Tentu secara tidak langsung ini menambah beban pekerjaan dan bisa membuat lelah," tambah Gina.

Lebih lanjut, ia mengatakan hubungan antara pekerjaan dan kesehatan mental sangat dekat. Mengutip dari Healthline, selain stres terkait pekerjaan yang biasa, pandemi telah menyebabkan kesehatan mental hampir semua orang menurun.

Namun, kebanyakan orang diharapkan terus bekerja seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Pandemi telah mempengaruhi banyak kehidupan. Wajar jika interaksi kerja juga terpengaruh. Tanda-tanda kelelahan tradisional termasuk perasaan apatis dan umumnya kelelahan dan penurunan kinerja.

"Pekerjaan dan kesehatan mental saling berkaitan karena orang yang mentalnya sehat akan bisa mengerjakan pekerjaannya dengan optimal, produktif, serta berkontribusi untuk lingkungan," jelas Gina.

"Pekerjaan yang melebihi kapasitas seseorang dapat mengancam kesehatan jiwa sehingga berisiko menimbulkan masalah, bahkan gangguan jiwa. Akan tetapi, pekerjaan juga bisa menjadi faktor protektif yang meningkatkan kesejahteraan mental seseorang," papar Gina terkait aplikasi Zoom.

Baca juga: Rapat Online via Zoom Bikin Lelah, Cek Sebabnya

Berita terkait

Mengapa Orang Memiliki Sifat Toxic? Ini Penjelasannya

13 jam lalu

Mengapa Orang Memiliki Sifat Toxic? Ini Penjelasannya

Pada dasarnya orang toxic merupakan individu yang baik. Namun, orang toxic biasanya mereka yang menyerah pada sisi gelap dirinya.

Baca Selengkapnya

5 Cara Menghilangkah Sifat Toxic

19 jam lalu

5 Cara Menghilangkah Sifat Toxic

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu seseorang menyembuhkan sifat toxic.

Baca Selengkapnya

8 Tanda-Tanda Perlu Konsultasi Kesehatan Mental ke Psikiater

21 jam lalu

8 Tanda-Tanda Perlu Konsultasi Kesehatan Mental ke Psikiater

Ketahui tanda-tanda kita perlu konsultasi kesehatan mental ke psikiater. Salah satunya adalah gangguan tidur kronis yang sering dialami.

Baca Selengkapnya

Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

3 hari lalu

Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

Penelitian menyebut cuaca panas ekstrem dapat berdampak besar pada kesehatan mental. Berikut berbagai dampaknya.

Baca Selengkapnya

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

4 hari lalu

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

5 hari lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

7 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

8 hari lalu

Perlunya Ibu Jaga Kesehatan Mental saat Mengasuh Anak, Simak Saran Psikolog

Para ibu perlu menjaga kesehatan mental agar tetap nyaman ketika beraktivitas dan tenang ketika mengasuh anak.

Baca Selengkapnya

Kalimat yang Pantang Diucapkan pada Bos meski Berteman

9 hari lalu

Kalimat yang Pantang Diucapkan pada Bos meski Berteman

Agar tak ada masalah dalam pekerjaan, cobalah hindari mengucapkan kalimat-kalimat berikut meski bos adalah teman sendiri.

Baca Selengkapnya

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

9 hari lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya