Pentingnya Pasien Asma Kelola Stres di Masa Pandemi

Reporter

Antara

Rabu, 26 Mei 2021 13:53 WIB

Ilustrasi serangan asma. shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Asma merupakan penyakit gangguan pernapasan pada saluran udara yang membuat pengidapnya sulit bernapas. Kondisi ini menyebabkan terjadinya peradangan saluran udara sehingga terjadi penyempitan saluran udara sementara dan gangguan oksigen yang masuk ke paru-paru.

Spesialis paru Semen Padang Hospital, Dr. Masrul Basyar, mengingatkan penderita asma bisa mengelola stres, terutama di masa pandemi Covid-19 untuk mengurangi risiko penyakit.

"Stres dapat menghambat sistem kekebalan tubuh dan orang-orang dengan asma bisa stres di tengah pandemi ini. Bila kecemasan meningkat bisa menyebabkan serangan asma atau memperburuk kondisi," kata Masrul.

Ia menyarankan penderita asma bisa mengelola stres dan mengetahui faktor atau alergen pemicu sehingga dapat membantu mengelola dan menghindari serangan asma.

"Jangan tinggalkan obat asma. Orang dengan penyakit asma dapat menurunkan risiko infeksi atau mengembangkan komplikasi COVID-19 yang serius. Gunakan inhaler asma setiap hari sesuai resep," imbaunya.

Advertising
Advertising

Menurutnya, penyempitan saluran pernapasan yang terjadi menghasilkan gejala asma secara umum, seperti sesak napas, batuk, dan sesak dada. Jika dalam kondisi parah, asma dapat mengganggu aktivitas dan ketidakmampuan untuk berbicara.

"Penyakit ini juga dapat membatasi kemampuan seseorang untuk berolahraga dan aktif. Asma yang tidak terkontrol dapat menyebabkan penderitanya mendapatkan beberapa kunjungan ke ruang gawat darurat hingga rawat inap di rumah sakit," ujarnya.

Ia mengungkapkan untuk memastikan diagnosis asma, dokter akan melakukan serangkaian pemeriksaan, dimulai dari wawancara pasien dengan mengajukan pertanyaan seputar gejala yang dirasakan, seperti kapan gejala itu muncul beserta frekuensinya, apakah sesak napas disertai nyeri dada, serta riwayat penyakit keluarga. Untuk mengetahui adanya alergi pada pengidap asma, dokter akan melakukan tes, seperti menyuntikkan beberapa alergen dan mengukur ukuran benjolan merah yang ditimbulkan setelah 20 menit.

Dokter juga akan melakukan tes darah IgE atau sIgE. Ia mengungkapkan asma biasanya disebabkan oleh faktor penjamu, yaitu adanya interaksi antara agen atau faktor penyebab penyakit seperti predisposisi genetik, atopi, hiperresponsif jalan napas, inflamasi jalan napas, jenis kelamin, ras/genetik, obesitas, depresi.

Menurutnya, asma tidak terjadi akibat gaya hidup pada orang yang tidak memiliki faktor genetik asma. Asma dipicu oleh faktor genetik, namun juga dapat dipengaruhi lingkungan. Untuk pengobatan, tidak semua penderita asma harus dirawat di rumah sakit. Pasien asma yang dirawat di rumah sakit biasanya dalam serangan dengan infeksi sekunder, misalnya infeksi (bakteri).

"Untuk itu, seseorang yang menderita asma harus melakukan pengontrolan asma dengan baik dan perlu pencegahan faktor risiko lingkungan yang memicu serangan eksaserbasi asma dan menjalani pola hidup sehat, seperti olahraga teratur dan makan makanan bergizi," ujarnya.

Baca juga: Mitos tentang Asma yang Sering Merugikan Pasien, Apa Saja?

Berita terkait

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

1 hari lalu

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

Hemofilia merupakan penyakit kelaianan pada fungsi pembekuan darah. Sebagian besar penyebabnya terjadi karena keturunan.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

3 hari lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

4 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

5 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

5 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

8 hari lalu

5 Teknik Pernapasan untuk Mempermudah Tidur pada Malam Hari

Berikut beberapa teknik pernapasan yang dapat Anda praktikkan untuk memeprmudah tidur pada malam hari

Baca Selengkapnya

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

14 hari lalu

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?

Baca Selengkapnya

Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

16 hari lalu

Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

17 hari lalu

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.

Baca Selengkapnya