Membangun Rasa Empati Anak Sejak Dini, Begini Caranya

Reporter

Tempo.co

Jumat, 11 Juni 2021 06:33 WIB

Ilustrasi anak jenius. shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Bagaimana menumbuhkan rasa empati kepada anak? Tidak jarang, remaja dan anak kerap berperilaku tidak peduli kepada lingkungannya. Seperti membuang sampah sembarangan, marah ketika ditegur, berkata-kata kasar, dan lain sebagainya yang merugikan orang lain.

Maka, orang tua perlu menanamkan nilai-nilai kebaikan kepada anak sejak dini kepada anak. Ini penting dilakukan untuk membekalinya agar tumbuh dengan baik. Sehingga anak tidak hanya sehat dan cerdas, tetapi juga memiliki kebaikan hati.

Empati merupakan kemampuan manusia untuk merasakan kepedulian pada orang lain. Perlunya, ketelatenan untuk menerapkan empati kepada anak. Tidak hanya di lingkungan rumah, anak juga perlu memahami berbagai rasa empati yang bisa ditunjukkan di sekolah.

Rasa empati perlu dimiliki oleh seorang anak karena hal tersebut merupakan kodratnya menjadi seorang manusia.

Ajaran orang tua kepada anak di rumah tentang empati, dapat diterapkannya ketika berinteraksi dengan lingkungan lain. Selain sebagai cerminan kepedulian, rasa empati yang dimiliki anak akan membentuk karakter baik yang akan melekat sepanjang hidupnya.

Advertising
Advertising

Anak yang tumbuh dengan rasa empati, membantu membangun serta mempertahankan hubungan yang sehat dan bahagia dengan orang lain.

Tanpa adanya empati di dalam diri anak, maka mereka cenderung akan bersikap tidak peduli dengan sekitarnya. Jika anak tumbuh tanpa rasa empati, ia akan sulit mendapatkan teman karena ia dijauhi atau tidak disukai teman-temannya. Apabila hal tersebut terus-terusan terjadi, tentu akan berpengaruh pada keadaan jiwanya saat dewasa. Saat anak dewasa, ia akan jadi lebih mudah stres, cemas, depresi, dan mudah putus asa

Alhasil, anak akan lebih sering merendahkan, meremehkan, atau mengucilkan orang lain yang sedang mengalami kesulitan.

Menumbuhkan empati pada anak itu tidak sulit, dapat dilakukan sejak dini dengan cara-cara sederhana yang bisa dilakukan setiap saat. Ada berbagai cara di bawah ini untuk menumbuhkan rasa empati pada anak.

  1. Pastikan Kebutuhan Emosional Anak Terpenuhi

Seorang anak dapat merasakan dan mengekspresikan rasa empatinya kepada orang lain, pastikan bahwa kebutuhan emosionalnya sendiri sudah dipenuhi terlebih dahulu.

Penting bagi orang tua memberi dukungan secara emosional kepada anak, sebelum ia memberikannya kepada orang lain.

  1. Ajari Anak Mengatasi Emosi Negatif

Lumrah bagi setiap orang mengalami emosi negatif seperti rasa marah dan cemburu. Namun, jangan biarkan anak menunjukkan emosi negatif secara terus-terusan.

Sebagai orang tua, lakukan sedini mungkin untuk mengajari anak cara mengatasi emosi negatif dengan cara yang positif. Misalnya ketika anak memukul temannya, jangan langsung memarahinya. Sebaiknya pisahkan pertengkaran tersebut dan tunggu sampai anak agak tenang.

Secara pelan pelan ajak anak dan temannya berbicara tentang apa yang mereka rasakan masing masing. Penting bagi orang tua untuk mendengarkan penjelasan seorang anak dengan saksama.

Berilah pemahaman kepada anak bagaimana cara mengekspresikan perasaan mereka dengan cara yang lebih baik.

Ketika anak tak mau mengalah dan secara tidak sengaja memukul teman atau saudara kandungnya, maka perlu dijelaskan bahwa perilaku seperti itu dapat menyakiti orang lain secara fisik atau emosional.

Jangan lupa juga beri apresiasi berupa kata kata pujian untuk anak ketika mereka dapat meredakan emosionalnya.

  1. Berikan contoh yang baik

Anak merupakan peniru yang ulung. Segala hal baik dan buruk yang ia tunjukkan tak terlepas dari caranya meniru perilaku orangtua atau orang-orang di sekitarnya. Oleh karena itu, untuk menumbuhkan rasa empati anak, pastikan orangtua juga memberikan contoh yang baik.

Tunjukkan padanya menjadi orang yang sopan, bersikap baik dan penuh kasih terhadap semua makhluk hidup. Dengan membantu anggota keluarga, teman, tetangga, dan bahkan orang lain yang mengalami kesulitan, kita sudah mengajari si kecil bagaimana menjadi orang yang berempati.

  1. Rela Berkorban

Dalam konteks anak-anak, rela berkorban tidak kemudian berarti melakukan hal besar dan berefek pada banyak orang. Namun dalam skala kecil seperti mau berbagi bekal dengan teman yang kebetulan tidak membawa bekal, mau meminjamkan alat tulis, dan lain sebagainya.

Dalam hal ini orang tua harus menunjukkan secara nyata pada si Kecil dan memberikan pengertian mengenai konsep rela berkorban.

Pentingnya konsistensi bagi orang tua agar anak bisa menyerap nilai ini dengan baik. Anak yang rela berkorban akan disukai temannya, sehingga lebih mudah diterima dalam pergaulan.

Rasa empati yang ditunjukkan anak di sekolah tentu merupakan bekal yang diberikan orang tua ketika ia tumbuh dan berkembang di rumah.

  1. Membangun Rasa Peduli Pada Orang Lain

Kepedulian yang dirasakan anak kepada orang lain, penting dilakukan, agar anak mengerti bagaimana kesulitan yang dialami orang lain. Terlebih lagi banyak orang yang menjadi korban ketika masa pandemi saat ini. Orang tua dapat mengajak anak untuk berbagi kepada mereka yang mengalami kesusahan dan tidak seberuntung dirinya. Ini termasuk mengajarkan anak empati.

WILDA HASANAH

Baca: Saat yang Tepat Mengajarkan Sikap Empati Pada Anak

Berita terkait

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

1 hari lalu

Pabrik Sepatu Bata Tutup, Aprisindo: Pengetatan Impor Mempersulit Industri Alas Kaki

Asosiasi Persepatuan Indonesia menanggapi tutupnya pabrik sepatu Bata. Pengetatan impor mempersulit industri memperoleh bahan baku.

Baca Selengkapnya

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

2 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

2 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

2 hari lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

4 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

5 hari lalu

Viral Justin Bieber Menangis, Identik dengan Cengeng?

Justin Bieber menangis di Instagram. Reaksi warganet pun beragam. Bahkan istrinya, Hailey, ikut mengomentari dengan kata cengeng.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

6 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya