TEMPO.CO, Jakarta - Kebiasaan membuang kulit ari salak ternyata sangat merugikan. Pasalnya bagian kulit tipis ini punya beberapa nutrisi yang hampir sama dengan daging buah. Kandungannya juga berupa vitamin c, serat, ada kandungan tanin juga yang bisa mengatasi sembelit, karena fungsinya sebagai antimikroba dalam sistem pencernaan, berperan membantu mempercepat proses pembuangan.

Begitupun kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada kulit ari. Selain bermanfaat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, vitamin satu ini juga bisa mencegah sariawan. Sehingga sangat disayangkan, jika membuang kulit ari bersama kulit luarnya. Padahal tubuh juga bisa mencerna kulit ari dengan aman, sama halnya daging buah salak.

Dilansir dari Health Benefits times, lebih lengkap lagi, buah salak bukan hanya tinggi serat, ada banyak lagi nutrisi baik pada buah yang akrab disebut buah ular, karena kulitnya yang menyerupai sisik ular. Berupa kandungan zat besi, kalium, kalsium, vitamin A, guloksa, fruktosa, termasuk protein, dan berbagai aktioksidan.

Berkat mineral dan bahan aktif pada buah salak, seperti potasium, beta karoten, dan pektin, manfaatnya dapat meningkatkan aliran darah ke otak, sehingga meningkatkan kognisi dan menyegarkan ingatan. Tak salah jika salak dapat julukan buah memori. Selain itu, khasiatnya juga dapat menurunkan resiko neurodegeneratif dan membantu mengurangi stres. Khasiat beta-karoten yang merupakan antioksidan unggul juga bisa mencegah kanker dan penyakit kardiovaskular.

Kandungan serat yang tinggi dan kadar gula yang rendah, cocok jadi buah andalan bagi mereka yang sedang menurunkan berat badan. Juga mengatur kadar gula darah bagi pasien diabetes, menyehatkan penglihatan, meningkatkan stamina dan merangsang metabolisme, dan karbohidrat yang terdapat dalam buah ini juga baik untuk menjaga tingkat energi sepanjang hari.

RAUDATUL ADAWIYAH NASUTION

Baca juga: Nia Ramadhani Bingung Buka Salak, Mau Pakai Pisau dan Digigit