Kala Menkes Budi Gunadi Prihatin Tingginya Kasus Kanker Payudara

Reporter

Antara

Selasa, 3 Agustus 2021 21:22 WIB

Ilustrasi kanker payudara. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan Global Cancer Observatory 2020 menunjukkan sekitar 2,3 juta perempuan didiagnosa kanker payudara dan 685.000 di antaranya meninggal. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan kanker payudara masih menjadi masalah besar di berbagai negara berkembang, menyusul laporan angka kematian mencapai 685 ribu kasus hingga 2020.

"Komitmen dan tanggung jawab bersama dari semua pemangku kepentingan sangat penting dalam memastikan keberhasilan pencegahan dan pengendalian kanker payudara melalui promosi kesehatan, skrining, deteksi dini, dan pengobatan standar," kata Budi saat memberi sambutan di hari terakhir acara Southeast Asia Breast Cancer Symposium (SEABCS) 2021, 1 Agustus 2021.

“Saya percaya dengan bekerja sama, membangun kekuatan dan mengalokasikan sumber daya yang cukup, kita dapat mencapai hasil yang lebih baik untuk pengendalian kanker payudara di kawasan Asia Tenggara dan secara global," jelasnya.

Dalam acara yang sama, Dr. Julie Torode dari Institute of Cancer Policy/Kings College London menyampaikan pentingnya upaya deteksi dini kanker payudara di kalangan perempuan. Pihaknya melaporkan ada 18,1 juta pasien kanker baru di dunia dan 48,4 persen berada di Asia, dengan 9,6 juta kematian akibat kanker di dunia dan 57,3 persen di Asia.

“Kata kunci yang menjadi perhatian adalah ekuitas, integrasi, dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan," katanya.

Advertising
Advertising

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin. ANTARA/Muhammad Iqbal

Sementara itu perwakilan dari WHO, Dr. Benjamin Anderson berpendapat tantangan terbesar kanker payudara adalah kepenyintasan yang meliputi reintegrasi, mengatasi stigma, kondisi keuangan, dukungan dan layanan paliatif.

“Untuk itu, agar efektif, deteksi dini kanker payudara harus ditindaklanjuti dengan efektif, tepat waktu, disertai pengobatan dan layanan pendukung," ujarnya.

Ia pun berharap adanya inisiatif karena Global Breast Cancer dapat menurunkan angka kematian akibat kanker payudara di dunia sebesar 2,5 persen per tahun antara 2020-2040. Upaya yang dilakukan di antaranya kegiatan promosi kesehatan untuk deteksi dini, diagnosa kanker payudara tepat waktu, dan tata laksana kanker payudara yang komprehensif.

Kegiatan SEABCS diikuti dari 22 negara terdiri atas 1.248 peserta, 706 tenaga pendukung, 543 dokter dengan penyampaian yang dipresentasikan sebanyak 70 tema. Ketua Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI), Linda Agum Gumelar, memandang perlunya rangkaian program yang berkesinambungan, mulai dari kebijakan, pelaksanaan di tingkat puskesmas hingga rumah sakit tipe A dan profesi tenaga kesehatan agar upaya penurunan kanker payudara stadium lanjut dapat terlaksana dan memberikan hasil yang nyata.

"Begitu pula tata kelola program, manajemen dan klinis merupakan kesatuan sehingga program yang dicanangkan dapat berjalan lancar serta pelaksanaan monitoring dan evaluasi program terlaksana untuk perbaikan program selanjutnya," paparnya saat menutup SEABCS 2021.

Baca juga: Pandemi Covid-19 Bikin Pasien Kanker Payudara Enggan Periksa ke RS

Berita terkait

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

20 jam lalu

Fakta Miris Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis, Menkes: Jadi Masalah Hampir 80 tahun

Jokowi menyebut pemerintah baru mampu mencetak 2.700 dokter spesialis per tahun. Sementara pemerintah membutuhkan 29 ribu dokter spesialis.

Baca Selengkapnya

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

1 hari lalu

Jokowi Luncurkan 6 Program Pendidikan Dokter Spesialis Berbasis Rumah Sakit

Presiden Jokowi menyoroti pentingnya infrastruktur kesehatan negara dalam jangka panjang.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

3 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

3 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

4 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

7 hari lalu

Imigran Laos Pengidap Kanker Menangi Lotere Jackpot AS Sebesar Rp21 Triliun

Pemenang lotere jackpot bersejarah Powerball Amerika Serikat senilai lebih dari Rp21 triliun adalah seorang imigran dari Laos pengidap kanker

Baca Selengkapnya

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

7 hari lalu

Cara Mengendalikan Nyeri pada Pasien Kanker Menurut Dokter

Dokter menjelaskan cara mengendalikan nyeri pada pasien kanker. Berikut yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

9 hari lalu

7 Tips Jaga Kualitas Hidup dengan Glaukoma

Setiap individu harus memahami tantangan yang dihadapi saat didiagnosis glaukoma dan harus mempertahankan kualitas hidup dengan manajemen tepat.

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

9 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

13 hari lalu

Gaya Hidup Kebaratan Bikin Kasus Kanker pada Orang Muda Meningkat

Gaya hidup tidak sehat dan cenderung kebarat-baratan memicu pasien kanker usia muda semakin banyak.

Baca Selengkapnya