Sistem Imun yang Berlebih Justru Bisa Memicu Badai Sitokin, Ini Penjelasannya

Reporter

Tempo.co

Selasa, 24 Agustus 2021 08:30 WIB

Pasien Covid-19 menjalani isolasi di rumah isolasi terpusat Bekasi Berantas Pendemi (Berani) di kawasan Jababeka, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Rabu, 28 Juli 2021. Sebanyak 660 tempat tidur untuk pasien dan nakes disiapkan pemerintah daerah setempat untuk dijadikan tempat isolasi mandiri. tempat ini disediakan untuk buruh pabrik dikawasan kabupaten Bekasi. Rumah isolasi terpusat ini disiapkan untuk memberikan tempat yang terkontrol agar pasien covid 19 dapat dipantau oleh tenaga kesehatan yang memadai. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah gejala ditemukan pada pasien Covid-19. Mulai dari yang tampak luar dan fisik, hingga yang terjadi di dalam organ tubuh kita, seperti paru-paru. Meski bukan gejala baru, publik juga dikejutkan dengan adanya badai sitokin yang di alami pasien Covid-19.

Mungkin agak terdengar janggal, nama badai menjadi gejala sebuah penyakit. Namun bila kita menyimak sejumlah penjelasan, apa yang terjadi di dalam tubuh memang seperti layaknya badai yang berkecamuk.

Dalam akun Instagram dokter RA Adaninggar @drningz dijelaskan bahwa badai sitokin pada pasien Covid-19 adalah suatu reaksi sistem imun yang berlebihan dan tidak terkontrol terhadap virus yang masuk di dalam tubuh.

Reaksi sistem imun yang berlebihan ini, rupanya tidak hanya membunuh virus namun juga bisa menimbulkan radang yang menyebabkan kerusakan organ tubuh sebagai inangnya.

Pada kondisi normal, tulis dokter Adaninggar, saat virus pertama kali masuk ke dalam sel tubuh manusia, ada antivirus yang diproduksi oleh sel yang terinfeksi yaitu interferon atau di kalangan medis disingkat IFN.

Advertising
Advertising

IFN inilah yang dengan cepat melindungi sel-sel sekitarnya sehingga menghambat virus masuk ke dalam sel sehingga akan menghambat usaha virus untuk berkembang biak yang menurunkan viral load atau replikasi virus di dalam tubuh.

Interferon Sangat penting untuk menurunkan viral load sehingga keradangan yang terjadi berikutnya bisa tidak berlebihan

Namun pada kondisi tertentu interferon bisa tidak optimal responnya, bisa terlambat dihasilkan atau virus yang masuk terlalu banyak. Sehingga laju interferon tidak sebanding dengan laju kecepatan virus masuk ke dalam sel. Virus yang masih banyak ini yang akan memicu reaksi keradangan berlebihan.

Penjelasan lain datang dari dokter Decsa Medika Hertanto dalam akun instagram @dokterdecsa. Badai sitokin bisa dipicu karena adanya komorbid pada pasien Covid-19.

Orang yang punya komorbid seperti diabetes, sakit jantung, autoimun, usia tuas, asma dan lain lain punya imunitas yang kurang kuat, sehingga sewaktu masuk ke tubuh, virus Covid-19 tidak segera terbunuh.

Demikain pula pada orang sehat yang kemasukan virus yang banyak, viral load yang tinggi, juga bisa berbahaya juga dalam membangun sistem imun tubuh

Seiring berjalannya waktu, virus Covid-19 akan makin merajelela, tentara atau pasukan imun di dalam tubuh marah atas virus yang kian semena-mena itu, sehingga mengeluarkan segala senjata dan menggandakan diri untuk membunuh virus secara besar-besaran

Namun ibarat medan perang, tempat pertempuran antara tentara tubuh Vs Virus covid juga luluh lantak. Sehingga, bisa saja virus sudah mati, tapi harga yang harus dibayar mahal. Misalnya tempat peperangan itu terjadi di paru-paru, maka paru lah yang rusak.

Karena itu, sering meski sudah tidak ada virusnya, yang terjadi adalah komplikasi berat pada organ organ tempat peperangan antara tentara tubuh Vs Virus.

Menurut dokter Decsa, sistem imun di satu sisi memang sangat melindungi, tapi di sisi lain bisa menjadi bumerang untuk tubuh. sistem imun yang tidak terkontrol atau berlebihan dapat mengakibatkan badai sitokin.

Baca juga: Pertukaran Plasma Terapeutik Jadi Alternatif Mengatasi Badai Sitokin

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

5 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

6 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

6 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

11 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

12 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

13 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

17 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya