Bahaya Berkomentar Negatif di Media Sosial

Reporter

Antara

Minggu, 12 September 2021 15:39 WIB

Ilustrasi aplikasi media sosial di telepon genggam/hyppe

TEMPO.CO, Jakarta - Pegiat Gerakan Literasi Digital Nasional (GLDN) Siberkreasi, Dennis Adhiswara, mengharapkan pengguna media sosial tidak hanya mahir menggunakan fitur-fitur tapi juga bisa menerapkan empati saat berkomentar di dunia maya. Hal itu disampaikannya menanggapi masih banyaknya masyarakat Indonesia yang kerap membuat komentar buruk atau tidak membangun pada konten-konten yang dibuat di lini media sosial.

"Kita semua tahu internet sekarang bisa diakses dari anak yang paling kecil sekali pun sampai manula. Apalagi di zaman pandemi, orang tua yang sibuk menjadikan gadget sebagai babysitter untuk mengurus anak. Masalahnya, saat ini kita tidak pernah tahu orang-orang dengan gadget di seberang sana bagaimana kondisinya," kata Dennis.

Dennis mengatakan warganet yang suka berkomentar negatif seringkali tidak sadar konten ataupun komentar-komentar itu bisa saja dibaca oleh anak-anak di bawah umur.

"Mungkin dia bicara yang jelek- jelek karena pikirannya lagi kalut atau banyak pikiran. Cuma harus dipikirkan masak-masak ketika membuat komentar agar tidak memancing hal-hal buruk. Mungkin hari-hari ini masyarakat harus belajar memiliki empati, pikirkan orang yang ada di seberang gawai saat mau berkomentar," tambah Dennis.

Ia turut berharap masyarakat bisa menyamakan kondisi saat berkomunikasi di media sosial secara digital maupun secara langsung agar komentar-komentar buruk atau konten yang tidak membangun tak perlu muncul dan akhirnya memberi dampak buruk bagi masyarakat luas. Aktor sekaligus kreator konten itu pun menyayangkan perilaku masyarakat yang tidak memikirkan matang- matang sebelum mengetik sesuatu dan menjadikannya komentar atau konten negatif.

Advertising
Advertising

Tidak sedikit orang yang berkomentar negatif menggunakan kata-kata kasar sampai hinaan, yang terkadang tidak berhubungan dengan konten yang dibuat oleh kreator konten.

"Padahal, kalau membuat konten yang baik atau komentar yang positif tentu tujuannya lebih baik, ketika kamu jadi solusi bagi banyak komunitas, kamu akan membuka pintu-pintu rezeki yang selama ini tertutup. Karena dengan ngata-ngatain orang lain, kamu merendahkan orang lain, kamu malah menutup pintu rezeki. Kamu menutup pintu rezekimu sendiri apalagi kalau marah-marah lewat komentar, memangnya kamu yakin bisa tidur tenang setelah berkomentar buruk," kata Dennis.

Pernyataan Dennis dikuatkan oleh psikolog Saskhya Aulia Prima dari Tiga Generasi, yang menyebut dengan berempati di media sosial maupun membuat konten-konten edukatif, kondisi seseorang akan lebih sehat secara mental maupun fisik. Saskhya mengatakan membuat kebaikan, apalagi di media sosial, membuat efek yang baik tidak hanya dari sisi rezeki namun juga untuk kesehatan, baik fisik maupun mental.

"Karena hidupnya jadi lebih adem, karena dengan melihat sesuatu yang positif, jiwa pun jadi sehat. Bayangkan kalau semua kebaikan redup. Tentu kesehatan dari segi mana pun menurun padahal itu dibutuhkan manusia," urai Saskhya.

Ia pun menyebutkan jika orang terlalu sering terpapar konten negatif atau komentar buruk, maka bisa terjadi pemburukan dari sisi kesehatan maupun mental. Orang bisa berkelakuan sangat buruk dan bahkan terus menerus sedih ketika terpapar hal negatif, bahkan tak sedikit yang akhirnya mengalami gangguan kesehatan secara fisik karena terlalu banyak mendapatkan respons negatif.

Untuk itu, Saskhya menyarankan saat orang mendapatkan komentar buruk atau akan berkomentar buruk lebih baik kembali berpikir dan mengontrol diri agar tidak memberi dampak yang negatif pada kehidupan pribadi. Menurut Saskhya, kuncinya ada pada hal yang bisa dikendalikan. Sementara bila berfokus pada komentar, otomatis itu tidak akan bisa dikontrol.

"Itu dibuang saja. Kendalikan dan fokus pada hal-hal yang bisa kita kontrol, misalnya kalau tidak suka satu konten karena insecure dilewati saja, tidak perlu memberikan komentar negatif. Atau menerima komentar buruk, tidak perlu diladeni. Do whatever works for you sehingga mood lebih enak dan tentu hidup lebih baik," kata Saskhya.

Baca juga: Cara Influencer Raup Uang dari Media Sosial

Berita terkait

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

3 hari lalu

Anandira Puspita akan Jalani Sidang Perdana Praperadilan di PN Denpasar pada 6 Mei 2024

Anandira Puspita, akan menjalani sidang praperadilan perdana di Pengadilan Negeri atau PN Denpasar, Senin, 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

3 hari lalu

Cara Cek Kelulusan Hingga Jadwal Seleksi Tes online Rekrutmen Bersama BUMN

Ini yang harus diperhatikan dan dipantau saat ikut rekrutmen bersama BUMN.

Baca Selengkapnya

Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

4 hari lalu

Kapan Waktunya Anak Diberi Akses Internet Sendiri? Simak Penjelasan Psikolog

Psikolog memberi saran pada orang tua kapan sebaiknya boleh memberi akses internet sendiri pada anak.

Baca Selengkapnya

Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

7 hari lalu

Berefek ke Kesejahteraan Tubuh, Bagaimana Taktik Mengurangi Penggunaan Media Sosial?

Orang sering menggunakan media sosial untuk memposting momen terbaiknya, membuat feed terlihat seperti highlight reel dari pengalaman keren.

Baca Selengkapnya

Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

7 hari lalu

Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

Hari Bumi atau Earth Day pada 22 April dapat dirayakan dengan berbagai aktivitas termasuk meramaikan di media sosial lewat unggahan twibbon.

Baca Selengkapnya

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

7 hari lalu

Jeda 3-7 Hari dari Media Sosial Bisa Meningkatkan Kesehatan Mental? Begini Penjelasannya

Sebuah studi penelitian 2022 terhadap anak perempuan 10-19 tahun menunjukkan bahwa istirahat di media sosial selama 3 hari secara signifikan berfaedah

Baca Selengkapnya

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

8 hari lalu

25 Link Twibbon untuk Semarakkan Hari Kartini 2024

Pemerintah Sukarno memilih hari Kartini untuk diperingati sebagai momentum khusus emansipasi wanita

Baca Selengkapnya

CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

10 hari lalu

CekFakta #256 Langkah Mengecek Transparansi Halaman Media Sosial

Menelisik Motivasi di Balik Akun Medsos Penyebar Hoaks Melalui Transparansi Halaman

Baca Selengkapnya

Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

10 hari lalu

Cara Menonaktifkan Sementara dan Menghapus Permanen Akun Instagram

Terdapat dua pilihan ketika ingin rehat dari Instagram, yakni menonaktifkan sementara dan menghapus akun secara permanen.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Mental Sehat setelah Libur Panjang

13 hari lalu

Saran Psikolog agar Mental Sehat setelah Libur Panjang

Hindari berbagai jenis kegiatan yang membuat tubuh minim bergerak agar mental tetap sehat usai libur panjang Lebaran.

Baca Selengkapnya