Secara Medis, Alasan Pemberian Vaksin Booster Berbeda dengan Vaksin Ketiga

Reporter

Tempo.co

Rabu, 15 September 2021 23:07 WIB

Ibu hamil saat mengikuti vaksin untuk ibu hamil dan menyusui di Kantor Kelurahan Cipayung, Jakarta, Jumat 10 September 2021. Sebanyak 1.754 ibu hamil di Ibu Kota hingga saat ini sudah mendapatkan suntikan vaksinasi COVID-19 dosis pertama setelah Kementerian Kesehatan mengizinkan pemberian vaksin tersebut pada 2 Agustus 2021. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan rencana pemerintah untuk membuka opsi komersialisasi vaksin booster pada tahun 2022.

Rencananya, vaksin booster bisa dibeli seperti halnya kita membeli obat di apotek. Vaksin tersebut bisa dibeli di apotek. Soal suntikan vaksin booster ramai beberap waktu laatsaat sejumlah pejabat mengaku telah menerima suntikan vaksin booster.

Di kalangan medis di Barat, terdapat perbedaan pengertian antara vaksin booster dan vaksin ketiga. CDC merekomendasikan orang dengan gangguan kekebalan untuk melakukan vaksin ketiga. Namun, mereka masih mengkaji pemberian vaksin booster. Apa bedanya dengan vaksin booster?

Pada Agustus 2021, Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan orang-orang tertentu dengan gangguan kekebalan tubuh untuk menerima dosis ketiga untuk meningkatkan perlindungan mereka.

Anjuran ini muncul karena orang-orang dengan gangguan kekebalan tubuh sedang hingga berat tidak mampu membangun perlindungan yang cukup walau telah mendapatkan dua dosis vaksin.

Advertising
Advertising

Sementara untuk masyarakat lain tanpa gangguan kekebalan, sejauh ini para ahli belum merekomendasikan untuk mendapatkan vaksin kembali. Vaksin tambahan untuk masyarakat tanpa gangguan kekebalan disebut dengan vaksin booster.

Apakah beda vaksin ketiga dengan vaksin booster?

Dilansir dari laman milik Cleveland Clinic, dokter anak Michelle Medina menjelaskan bahwa vaksin dosis ketiga adalah vaksin yang diberikan setelah vaksin dosis pertama dan kedua. Vaksin dosis ketiga ini diberikan karena kedua vaksin dosis awal tidak memberikan perlindungan khusus terhadap virus Covid-19.

Tidak semua orang membutuhkan vaksin dosis ketiga, hanya orang-orang yang memiliki gangguan kekebalan lah yang membutuhkan vaksin dosis ketiga ini. Mereka membutuhkan dosis ketiga untuk mencapai tingkat kekebalan yang protektif.

Dilansir dari laman milik CDC, dosis vaksin ketiga dapat membantu orang-orang dengan gangguan kekebalan untuk membangun lebih banyak perlindungan terhadap virus Covid-19. CDC merekomendasikan mereka untuk mendapat vaksin Covid-19 dosis ketiga vaksin mRNA setidaknya 28 hari setelah menerima vaksin dosis kedua.

“Tinjauan yang dilakukan oleh FDA dan CDC, orang yang membutuhkan vaksin Covid-19 dosis ketiga adalah mereka yang memiliki gangguan kekebalan tubuh dan orang yang sedang menjalani pengobatan apa pun yang membuat respons kekebalan mereka tidak mencukupi untuk melindungi dari virus Covid-19. Bagi orang-orang tersebut, dua dosis vaksin mRNA tidak mencukupi,” tulis Medina.

Sementara itu, Medina menjelaskan bahwa vaksin booster merupakan vaksin yang diberikan pada orang tanpa gangguan kekebalan. Vaksin ini akan diberikan karena ada kemungkinan vaksin pertama dan kedua akan menurun efektivitasnya seiring berjalannya waktu.

Selain itu, para ahli juga mengkhawatirkan vaksin dua dosis sebelumnya mungkin tidak bekerja dengan baik terhadap varian baru, seperti varian Delta yang sekarang sedang merebak.

Vaksin booster biasanya diberikan setelah jangka waktu tertentu, tidak seperti vaksin ketiga yang diberikan tepat setelah dua vaksin dosis awal. Harapannya, kekebalan tubuh akan terus menghasilkan antibodi dan memberikan cukup waktu untuk benar-benar memiliki reaksi kekebalan yang cukup.

Menurut Medina, namun, seiring waktu sistem kekebalan tubuh membutuhkan vaksin booster untuk meningkatkan dan memperkuat respon imun yang telah dihasilkan tubuh setelah suntikan dua dosis awal. Hingga saat ini, FDA dan CDC masih mengkaji kembali kebutuhan vaksin booster bagi orang yang sehat.

MAGHVIRA ARZAQ KARIMA

Baca juga: Kronologi Bocor Pengakuan Pejabat Dapat Vaksin Booster

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

10 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

4 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

5 hari lalu

Jangan Beri Anak Parasetamol setelah Imunisasi, Ini Alasannya

Jangan memberi obat penurun demam seperti parasetamol saat anak mengalami demam usai imunisasi. Dokter anak sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

6 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

10 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

26 hari lalu

Olahraga 15 Menit Sehari Bantu Tingkatkan Daya Tahan Tubuh

Ternyata olahraga ringan selama 15 menit dapat meningkatkan kekebalan dengan meningkatkan kadar sel pembunuh alami bernama raising natural killer (NK)

Baca Selengkapnya

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

30 hari lalu

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.

Baca Selengkapnya

Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

42 hari lalu

Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

Vaksinasi tuberkulosis sebagai penanganan imunologi diharapkan bisa perpendek durasi pengobatan, sederhanakan regimen atau perbaiki hasil pengobatan

Baca Selengkapnya