Kemenkes: Penyakit Jantung Koroner Didominasi Masyarakat Kota

Senin, 4 Oktober 2021 15:05 WIB

Gedung utama Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita, Jakarta Barat, yang menjadi lokasi utama ruang operasi pasien diisukan mengalami gangguan karena padamnya listrik, 2 Januari 2018. TEMPO/M Julnis Firmansyah

TEMPO.CO, Jakarta - Penyakit kardiovaskular masih menjadi penyebab kematian tertinggi di dunia, tak terkecuali di Indonesia. Salah satu jenis penyakit tersebut yakni jantung iskemik atau jantung koroner.

Melansir laman kemenkes.go.id, data riset kesehatan dasar menunjukkan bahwa prevalensi penyakit jantung di Indonesia pada 2018 mencapai 1,5 persen.

Daerah dengan prevalensi tertinggi antara lain Kalimantan Utara (2,2 persen), Daerah Istimewa Yogyakarta (2 persen), Gorontalo (2 persen), Aceh (1,6 persen), Sumatera Barat (1,6 persen), DKI Jakarta (1,9 persen), Jawa Barat (1,6 persen), Jawa Tengah (1,6 persen), Kalimantan Timur (1,9 persen), Sulawesi Utara (1,8 persen) dan Sulawesi Tengah (1,9 persen).

Advertising
Advertising

“Jika dilihat dari tempat tinggal, penduduk perkotaan lebih banyak menderita penyakit Jantung dengan prevalensi 1,6 persen dibandingkan penduduk perdesaan yang hanya 1,3 persen,” ucap Plt Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Maxi Rein Rondonuwu, dikutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan, Jumat, 1 Oktober 2021.

Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI), Isman Firdaus, mengatakan tingginya prevalensi jantung koroner di Indonesia disebabkan oleh perubahan gaya hidup yang tidak sehat seperti merokok dan pola makan yang tidak seimbang.

“Gaya hidup, merokok, dan pola makan merupakan kontributor utama terjadinya penyakit jantung koroner (PJK), dilaporkan 50 persen penderita PJK berpotensi mengalami henti jantung mendadak atau sudden cardiac death,” katanya.

Selama pandemi, laporan rumah sakit menunjukkan bahwa 16,3 persen pasien yang dirawat di ruang isolasi Covid-19 memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Angka kematian pasien Covid-19 dengan komorbid pun terus meningkat hingga 22-23 persen.

Isman mendorong agar masyarakat membudayakan pola hidup sehat, aktif menerapkan protokol kesehatan dan segera mengikuti vaksinasi Covid-19.

“Kami dari PERKI meminta kepada seluruh masyarakat terutama yang memiliki penyakit jantung untuk menjaga protokol kesehatan ketat dan melakukan vaksinasi untuk mengurangi perburukan bahkan angka kematian,”kata Isman.

Maxi mengimbau Kementerian Kesehatan dan seluruh pemangku kebijakan agar terus mencegah dan mengendalikan penyakit melalui Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) serta berupaya mengontrol tingkat keparahan penyakit jantung.

SITI NUR RAHMAWATI

Baca juga:

Ini Alasan Kenapa Jantung Berdebar saat Bertemu Orang yang Disukai

Berita terkait

Cara Menyenangkan Menjaga Kesehatan Jantung

8 jam lalu

Cara Menyenangkan Menjaga Kesehatan Jantung

Tak sekedar olahraga dan makan sehat, ada cara lain yang mungkin tak pernah Anda duga tapi baik untuk kesehatan jantung.

Baca Selengkapnya

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

14 jam lalu

Ini Pesan Jokowi ke Prabowo untuk Lanjutkan Program di Bidang Kesehatan

Presiden Jokowi menyoroti urgensi peningkatan jumlah dokter spesialis di Indonesia. Apa pesan untuk pemimpin baru?

Baca Selengkapnya

Mengenal Metode TEVAR EVAR untuk Atasi Gangguan Pembuluh Darah Aorta

23 jam lalu

Mengenal Metode TEVAR EVAR untuk Atasi Gangguan Pembuluh Darah Aorta

Tak perlu operasi, berikut tindakan yang bisa diterapkan untuk mengatasi pembesaran aorta atau pembuluh darah utama.

Baca Selengkapnya

7 Cara Glow Up untuk Pria Agar Penampilan Berseri

1 hari lalu

7 Cara Glow Up untuk Pria Agar Penampilan Berseri

Cara glow up untuk pria mudah. Selain merawat kulit, Anda juga harus menjalani pola hidup sehat, mulai dari istirahat cukup hingga makan bergizi.

Baca Selengkapnya

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

4 hari lalu

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

5 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

7 hari lalu

Olahraga dan Modifikasi Gaya Hidup, Investasi Kesehatan bagi Anak Muda

Olahraga bisa menjadi investasi kesehatan di masa datang dan penting bagi anak muda zaman sekarang mengubah gaya hidup sehat dengan rajin berolahraga.

Baca Selengkapnya

Diet Mediterania Baik untuk Penderita Asam Urat, Apa yang Boleh Disantap?

7 hari lalu

Diet Mediterania Baik untuk Penderita Asam Urat, Apa yang Boleh Disantap?

Penderita asam urat perlu menjaga jenis dan pola makan agar tetap sehat. Diet Mediterania disebut baik untuk penderita kadar asam urat.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

8 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya