Hati-hati dengan Bahan Sintetis, Studi di AS: Menyebabkan Kematian Dini

Reporter

Tempo.co

Rabu, 13 Oktober 2021 16:06 WIB

Ilustrasi kemasan plastik. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta – Penggunaan bahan sintetis berupa ftalat sudah banyak ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Wadah penyimpanan makanan, rias wajah, sampo, parfum, dan mainan anak-anak merupakan contoh beberapa bahan yang mengandung ftalat. Ternyata, penggunaan ftalat dalam produk sehari-hari dapat mengganggu kesehatan tubuh.

Baru-baru ini, studi di Amerika Serikat memaparkan, bahan sintetis ftalat dapat menyebabkan kematian dini setiap tahunnya. Tingginya tingkat kematian berlangsung bagi orang-orang usia 55-64 tahun dengan jumlah mencapai 91.000 sampai 107.000 kasus. Sebagaimana dijelaskan dalam Environmental Pollution Journal, kandungan ftalat yang tinggi pada seseorang bisa meningkatkan risiko kematian.

“Kondisi ini menunjukkan bahwa plastik memiliki dampak yang signifikan bagi kesehatan manusia,” ujar Dr Leonardo Trasande, seorang profesor pediatri, kedokteran lingkungan, dan kesehatan masyarakat di New York University Langone Health dari cnn.com pada 12 Oktober 2021.

Melansir laman cdc.gov. phthalates atau ftalat adalah bahan kimia yang digunakan untuk membuat tempat plastik agar lebih tahan lama. Bahan ftalat juga sering disebut sebagai plasticizer yang banyak ditemukan pada banyak produk, seperti sabun, parfum, pelumas, cairan vinyl lantai, dan produk lainnya.

Sebagamana dijelaskan laman cnn.com, bahan ftalat dapat menganggu mekanisme tubuh untuk memproduksi hormon dalam sistem endokrin. Kondisi ini dapat menganggu perkembangan reproduksi, otak, kekebalan, dan masalah kesehatan lainnya.

Advertising
Advertising

Bagi perkembangan bayi, kandungan plastik dalam ftalat dapat mengakibatkan kerusakan otak. Kemudian, bagi reproduksi, kandungan ftalat dapat mengakibatkan malformasi genital, seperti jumlah sperma yang rendah dari kadar testosteron bagi pria dewasa.

Meskipun berbahaya, tetapi memusnahkan keberadaan ftalat tidaklah mudah sebab hampir semua produk konsumen sehari-hari memakai ftalat. Namun, konsumen dapat meminimalisir penggunaan produk yang mengandung ftalat dan BPA dengan berbagai cara.

Dilansir dari laman insider.com, selain menghindari pemakaian plastik dari bahan sintetis. juga hindari menaruh wadah plastik dekat dengan suhu tinggi seperti kompor atau wadah masakan panas. Hal ini disebabkan kondisi panas dapat merusak lapisan wadah sehingga kandungan ftalat lebih mudah diserap oleh tubuh. Terakhir, mengurangi penggunaan makanan olahan dengan lebih banyak memasak di rumah.

NAOMY A. NUGRAHENI

Baca: Ini Bahaya Makan Makanan Panas Berbungkus Plastik

Berita terkait

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

5 jam lalu

Jumlah Kematian Akibat Senjata Api di Amerika Serikat Capai Rekor Tertinggi

Amerika Serikat tengah menjadi sorotan pasca-penembakan terbaru di Buffalo dan legalisasi senjata api di Tennessee. Bagaimana fakta-faktanya?

Baca Selengkapnya

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

14 jam lalu

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

Selain di STIP Jakarta, berikut beberapa kasus kematian mahasiswa yang dianiaya seniornya di kampus.

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

1 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

3 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

3 hari lalu

WHO: Rencana Darurat Tak Bisa Cegah Kematian jika Israel Lakukan Serangan Darat di Rafah

WHO mengatakan tidak ada rencana darurat yang dapat mencegah "tambahan angka kematian" di Rafah jika Israel menjalankan operasi militernya di sana.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

3 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

4 hari lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

5 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

7 hari lalu

IPW Sebut Polisi Mesti Telusuri Motif Kematian Brigadir Ridhal Ali Tomi, Jangan Berhenti Kesimpulan Bunuh Diri

IPW menilai proses pemeriksaan terhadap tewasnya Brigadir Ridhal Ali Tomi tak cukup berhenti di kesimpulan bunuh diri.

Baca Selengkapnya

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

7 hari lalu

Polisi Sebut Akan Periksa Ponsel Brigadir Ridhal Ali Tomi Dalami Penyebab Kematian di Mobil

Brigjen Trunoyudo Wisnu Andiko mengatakan polisi terus menggali terkait kasus meninggalnya Brigadir Ridhal Ali Tomi diduga bunuh diri di dalam mobil.

Baca Selengkapnya