TEMPO.CO, Jakarta - Buta warna merupakan suatu kondisi di mana orang yang menderitanya kurang mampu membedakan warna-warna tertentu. Melansir dari www.colourblindawareness.org buta warna merah/hijau adalah jenis buta warna paling umum yang banyak diderita orang dengan tingkat keparahan yang berbeda.

Penderita buta warna jenis ini berkemungkinan sulit membedakan warna biru dan ungu sebab tidak ada kandungan merah yang dapat dilihatnya dari warna tersebut.

Dalam dua kekurangan merah atau hijau terdapat beberapa perbedaan khusus yaitu:

1. Protanopia

Protanopia lebih cenderung bingung membedakan warna hitam yang banyak vaiasi merahnya. Protanopia juga tidah tahu memisahkan warna coklat tua dengan hijau tua, serta warna oranye tua dan merah tua. Dalam beberapa warna biru dengan beberapa merah, ungu dan merah muda gelap juga sulit dibedakan. Serta bingung membedakan warna hijau tengah dengan beberapa warna oranye.

2. Deuteranope

Deuteranope lebih cenderung bingung terhadap warna merah-sedang dengan hijau sedang, biru-hijau dengan abu-abu dan merah muda sedang, serta warna hijau cerah dengan kuning. Deuteranope juga tidah tahu membedakan warna merah muda pucat dengan abu-abu muda, merah sedang dengan coklat tengah, serta warna biru muda dengan lilac.

Tidah hanya warna merah, buta warna juga dapat terjadi pada seluruh spektrum warna yang memengaruhi warna hijau, oranye, cokelat, ungu, merah muda, dan abu-abu serta warna hitam yang disalahartikan menjadi hijau tua atau biru tua. Kebanyakan penderita tidak dapat melihat keseluruhan warna merah, hijau atau biru walaupun ketika melihat sesuatu tampak jelas.

Ada berbagai jenis buta warna, mulai dari yang ringan, sedang sampai yang tidak dapat melihat warna sama sekali. Salah satu jenis buta warna yaitu tritanope yang umumnya bingung membedakan warna biru muda dengan abu-abu, ungu tua dengan hitam, hijau tengah dengan biru dan oranye dengan merah.

Jenis-jenis Buta Warna

Dilansir colormax.org adapun jenis-jenis buta warna ialah:

1. Monokromatisme

Monokromatisme sendiri terbagi dalam dua golongan yaitu monokromasi batang dan monokromasi kerucut. Pada kasus monokromasi batang, penderita hanya dapat melihat warna hitam, putih, dan abu-abu. Penglihatan penderita buta warna jenis ini buruk dan sangat peka terhadap cahaya. Tidak ada kerucut sama sekali bagi penderita monokromasi batang yang ditandai dengan kurangnya tanggapan langsung terhadap warna.

Adapun untuk penderita monochromasy kerucut hanya terdapat satu jenis kerucut, entah itu warna merah, biru, atau hijau. Penglihatan penderita buta warna jenis ini lebih baik saat melihat keseluruhan cahaya, namun tidak juga dapat membedakan warna.

2. Dikromatisme

Terdapat dua dari tiga jenis tingkatan dalam dikromatisme. Dalam protonopia, kerucut warna merah hilang sehingga penderita mengalami kebingungan membedakan warna merah dengan hijau yang terkadang malah terlihat berwarna kebiruan. Sedangkan deuteranopia, kerucut hijau hilang dan mengakibatkan penderita tidah mudah merasakan warna hijau dan terutama warna kuning dan biru. Untuk tritanopia, kerucut biru tidak ada akibatnya si penderita akan kesulitan membedakan warna biru dan kuning.

3. Trikromatisme Anomali

Pada kasus ini terdapat tiga kerucut namun ada satu yang kurang. Hal ini mengakibatkan penderita dapat melihat warna-warna tertentu ke lapisan yang lebih tinggi dari pada warna lainnya. Serupa dengan dikromatisme, kerucut merah, hijau, atau biru mungkin akan terpengaruh, namun umumnya keadaan buta warna yang didapatkan tidak terlalu serius.

PUSPITA AMANDA SARI

Baca: Benarkah Penyebab Buta Warna karena Keturunan