Jumlah Perokok Masih Tinggi, Begini Saran Pakar

Reporter

Antara

Minggu, 24 Oktober 2021 14:39 WIB

Ilustrasi peringatan kesehatan di bungkus rokok.. REUTERS/Beawiharta

TEMPO.CO, Jakarta - Guru Besar Universitas Sahid Jakarta, Prof Dr Ir H Kholil, menilai pemerintah perlu menerapkan strategi komunikasi tersegmentasi guna mengurangi angka prevalensi perokok di Indonesia yang belum menunjukkan penurunan. Menurutnya, strategi komunikasi yang tersegmentasi kepada sasaran-sasaran perokok tertentu dapat membantu menurunkan angka perokok melalui kampanye sosialisasi bahaya rokok dan solusi alternatif yang ditawarkan.

Kholil, pembicara di Global Public Health 2021 menyampaikan pemerintah Indonesia sudah melakukan berbagai cara demi menurunkan angka perokok yang telah mencapai 65 juta jiwa. Salah satu caranya dengan menerapkan kebijakan gambar peringatan pada bungkus rokok. Namun, diperlukan komunikasi yang lebih komprehensif dan tersegmentasi untuk menyampaikan bahaya merokok berikut solusinya.

"Dari perspektif komunikasi, kami melihat ada sesuatu yang perlu diperbaiki. Dari anak SD sampai yang pendidikan S3 atau profesor, narasinya masih sama melalui gambar-gambar yang menakutkan," ujar Kholil.

Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan terhadap 930 responden yang melibatkan sejumlah akademisi, dokter, tenaga kerja kesehatan, perokok, dan pengguna produk tembakau alternatif, Kholil menjelaskan pemerintah sebaiknya menerapkan strategi komunikasi komprehensif yang ditujukan untuk sosialisasi.

“Itu harus berbeda, mulai dari komunikator hingga cara penyampaian pesan. Jadi, komunikasi berdasarkan kondisi objektif yang dihadapi,” ungkapnya.

Advertising
Advertising

Pemerintah bisa berkolaborasi dengan figur publik dalam menyampaikan informasi mengenai bahaya merokok. Saluran komunikasinya pun juga disesuaikan, seperti media sosial. Selain itu, Kholil melanjutkan, komunikator lain yang efektif adalah para tenaga medis seperti dokter yang dapat menyampaikan sosialisasi tersebut melalui kanal yang beragam. Pasalnya, berdasarkan implementasi di seluruh dunia, termasuk Indonesia, peringatan kesehatan dengan gambar menakutkan terbukti tidak efektif mengurangi angka perokok.

Selain mengedepankan strategi komunikasi yang tersegmentasi, Kholil juga menyarankan pemerintah memaksimalkan penggunaan produk tembakau alternatif. Banyak hasil kajian independen dari dalam maupun luar negeri yang menunjukkan produk itu memiliki potensi risiko yang lebih rendah daripada rokok. Hanya saja, informasi mengenai produk itu belum terdistribusi secara masif dan akurat kepada publik.

"Masyarakat harus diedukasi dengan baik, dari segi konsekuensi yang dihadapi, termasuk produk alternatif yang bisa menurunkan risiko, itu harus didukung data empiris,” tutur Kholil.

Baca juga: Cara Inggris Hentikan Warganya Merokok

Berita terkait

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

2 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

3 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Belajar Buat Narkoba Sintetis dan Diedarkan, Pria di Tangerang Ditangkap Polsek Ciputat Timur

3 hari lalu

Belajar Buat Narkoba Sintetis dan Diedarkan, Pria di Tangerang Ditangkap Polsek Ciputat Timur

Pengungkapan kasus narkoba jenis sintetis ini berawal saat kecurigaan seorang warga akan adanya penyalahgunaan narkoba di wilayah Larangan, Tangerang.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

4 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

4 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

5 hari lalu

Pakar Sebut 8 Hal Paling Umum yang Percepat Penuaan

Pakar kesehatan menyebut delapan perilaku tak sehat paling umum yang mempercepat proses penuaan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

5 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

5 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

5 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

7 hari lalu

Operator Kereta Deutsche Bahn di Jerman Akan Melarang Merokok Ganja di Area Stasiun

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn (DB) mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun per 1 Juni 2024.

Baca Selengkapnya