Bahaya Jamur, Bakteri, dan Virus yang Ada di Pakaian Bekas

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Rabu, 24 November 2021 15:34 WIB

Pengunjung memilih pakaian bekas di Pasar Senen, Ahad, 17 Oktober 2021. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Pakaian bekas atau secondhand masih banyak diminati karena alasan murah dan masih menarik. Banyak dari pakaian bekas yang masih layak pakai, bahkan modelnya tidak kalah bagus dengan pakaian baru.

Satu hal yang tidak dapat dijamin dari pembelian pakaian bekas adalah kebersihan dan risiko kesehatannya. Pakaian bekas berasal dari berbagai sumber. Karena itu, Anda tidak dapat mengetahui kualitas kebersihan pakaian bekas. Jika pakaian tidak dicuci sampai benar-benar bersih, dapat membahayakan kesehatan kulit.

Kementerian Perdagangan melakukan uji laboratorium setelah maraknya penjualan baju bekas. Dengan mengambil 25 sampel baju dan celana bekas impor dari Pasar Senen, Jakarta, uji laboratorium menunjukkan banyaknya kontaminasi bakteri berbahaya di pakaian tersebut. Sebanyak 216.000 koloni bakteri menghuni celana impor bekas per gramnya.

Dilansir dari laman Universitas Airlangga, Kementerian Perdagangan kemudian melarang penjualan pakaian bekas impor setelah dilakukannya uji laboratorium tersebut. "Pakaian bekas paling mudah menularkan jamur," ucap dokter spesialis kulit, Trisniartami Setyaningrum, seperti dikutip Tempo dari laman Unair, Jumat, 14 Februari 2020.

Jamur dapat menular ketika Anda sedang mencoba-coba pakaian bekas akibat interaksi langsung dengan kulit. Infeksi ini menyebabkan gatal-gatal dan memunculkan bercak putih pada kulit atau panu. Gejala panu sendiri adalah bercak putih atau kemerahan, bersisik, dan terasa gatal terutama setelah berkeringat. Pengguna pakaian bekas juga berisiko tertular penyakit lain seperti folikulitis, pyoderma, dan abses. Gejalanya berupa bintik atau benjolan berwarna merah, berisi nanah, dan terasa gatal atau nyeri.

Advertising
Advertising

Selain itu, penyakit herpes simpleks, penyakit kulit yang disebabkan oleh virus, berisiko menulari seseorang melalui media pakaian bekas. Gejala herpes simpleks berupa munculnya gelembung cair yang jika pecah dapat mengenai permukaan pakaian. Orang lain yang mengenakan baju yang sama dapat tertular penyakit ini.

Jika Anda masih tetap tertarik untuk membeli pakaian bekas, ada baiknya untuk tetap memastikan kebersihannya. Pencucian berulang kali dapat dilakukan untuk menghilangkan potensi jamur maupun virus. Rendam pakaian dengan air bersuhu 100 derajat celcius sebelum memisahkan pakaian yang akan dicuci. Kemudian, cuci pakaian menggunakan sabun dan cairan antiseptik. Menyetrika pakaian juga efektif dalam membunuh kuman yang menempel.

Jika pengguna pakaian bekas mengalami penyakit kulit yang disebutkan di atas, perlu dipastikan terlebih dahulu jenis penyakit yang dialami. Infeksi kulit diakibatkan oleh jamur dapat diberikan obat anti jamur. Jika penyebab penyakit tersebut adalah bakteri, maka dapat diobati dengan antibiotik. Jika penyebabnya adalah virus, maka diperlukan obat antivirus dan vitamin.

DINA OKTAFERIA

Baca juga: Ahli: Waspadai Bagian Ini Saat Membeli Baju Bekas

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

1 hari lalu

Startup Asal Bandung Produksi Material Fashion Berbahan Jamur, Tembus Pasar Singapura dan Jepang

Startup MYCL memproduksi biomaterial berbahan jamur ramah lingkungan yang sudah menembus pasar Singapura dan Jepang.

Baca Selengkapnya

9 Sayuran Paling Mahal di Dunia, Berapa Harganya?

7 hari lalu

9 Sayuran Paling Mahal di Dunia, Berapa Harganya?

Berikut ini deretan sayuran paling mahal di dunia, salah satunya akar wasabi yang umum ditemukan di di restoran sushi.

Baca Selengkapnya

Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

8 hari lalu

Ketahui Manfaat dan Risiko Terapi Ikan

Terapi ikan bisa menghilangkan sel kulit mati, namun dapat berbahaya jika kebersihan kolam tidak terjaga.

Baca Selengkapnya

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

16 hari lalu

Pakar Ingatkan Bahaya Main Ponsel di Toilet

Penelitian menyebut kebiasaan main ponsel di toilet tentu saja tidak baik karena membuat tubuh lebih mudah terpapar bakteri dan kuman berbahaya.

Baca Selengkapnya

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

20 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

22 hari lalu

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

22 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

26 hari lalu

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

Baca Selengkapnya

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

27 hari lalu

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.

Baca Selengkapnya

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

28 hari lalu

Ketahui Penyebab dan Proses Penularan Virus Demam Berdarah

Demam berdarah disebabkan oleh salah satu dari empat jenis virus dengue yang berbeda.

Baca Selengkapnya