Selain Pemilik Hewan Peliharaan, Orang-Orang Ini Juga Rawan Terinfeksi Rabies

Reporter

Tempo.co

Editor

Mitra Tarigan

Jumat, 26 November 2021 23:17 WIB

Ilustrasi suntik rabies. AP/Wally Santana

TEMPO.CO, Jakarta - Rabies merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius karena hampir selalu menyebabkan kematian (almost always fatal) setelah timbul gejala klinis dengan tingkat kematian sampai 100 persen. Bahkan, berdasarkan data tahun 2020, ada 26 dari 34 provinsi di Indonesia yang belum bebas dari rabies, dengan jumlah kematian per tahun lebih dari 100 orang. Padahal, rabies adalah penyakit yang bisa dicegah dengan vaksin anti rabies (VAR).

Tim One Health Zoonosis Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Asep Purnama mengatakan rabies adalah penyakit yang ditularkan dari hewan ke manusia. Infeksi rabies pada manusia biasanya terjadi akibat adanya kontak dengan binatang seperti anjing, kera, serigala, kelelawar melalui gigitan atau kontak virus lewat air liur dengan luka. "Virus tersebut masuk ke dalam ujung saraf yang ada pada otot di tempat gigitan dan memasuki ujung saraf tepi hingga mencapai sistem saraf pusat yang biasanya pada sumsum tulang belakang, dan selanjutnya menyerang otak,” kata Asep pada webinar virtual Sabtu 20 November 2021.

Berdasarkan data, anjing adalah sumber utama kematian manusia akibat rabies, yang menyumbang hingga 99 persen dari semua penularan rabies kepada manusia. Kebanyakan orang mungkin hanya berpikir orang yang sangat rawan terinfeksi rabies adalah orang yang memiliki hewan peliharaan. Padahal ada pula beberapa pemilik pekerjaan tertentu yang rawan terinfeksi virus itu.

Mereka adalah dokter hewan, perawat hewan, peneliti virus rabies, petualang alam liar, pekerja lapangan yang dapat digigit binatang buas terinfeksi, orang yang sering berkunjung ke daerah rawan rabies dan petugas kesehatan yang merawat pasien rabies. Pada kelompok ini sangat dianjurkan untuk mendapatkan vaksinasi Pre-Exposure Prophylaxis sebagai perlindungan sebelum terjadi kontak. Vaksinasi Pre-exposure akan sangat bermanfaat disamping memberikan perlindungan juga mempermudah penanganan jika dikemudian hari terjadi kontak. Seseorang yang sudah pernah menerima vaksinasi Pre-Exposure tidak membutukan serum jika terjadi gigitan.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Samsuridjal Dzauji menjelaskan bahwa hingga saat ini belum ada obat yang ditemukan untuk menangani rabies, namun rabies dapat dicegah melalui vaksinasi di puskesmas atau rumah sakit. Oleh karena itu, untuk mencegah semakin banyaknya kasus rabies di Indonesia perlu dilakukan strategi pencegahan yang di mana salah satu cara utamanya adalah dengan melakukan vaksinasi rabies sesegera mungkin. "Sebab, dengan menyuntikkan vaksin anti rabies (VAR) ke dalam tubuh hewan dan manusia, maka tubuh akan membentuk sistem kekebalan untuk menangkal virus rabies. Cara kerja VAR adalah dengan merangsang sistem daya tahan tubuh untuk membentuk imunitas terhadap virus rabies. Pembentukan antibodi tersebut memerlukan waktu. Namun, jika antibodi sudah terbentuk, dapat bertahan lama, yaitu sekitar satu tahun,” katanya.

Advertising
Advertising

Rabies termasuk dalam roadmap terbaru WHO 2021-2030. Sebagai penyakit zoonosis, diperlukan koordinasi lintas sektoral yang erat di tingkat nasional, regional, dan global. Pada tahun 2019 Gavi memasukkan vaksin rabies untuk manusia dalam strategi investasi vaksin pada 2021-2025 yang akan mendukung peningkatan PEP (post-exposure prophylaxis) atau pengobatan segera pada korban gigitan setelah terpapar rabies di negara-negara yang memenuhi syarat GAVI (Global Alliance for Vaccine and Immunization).

Baca: Selain Anjing, Hewan ini juga Bisa Tularkan Rabies ke Manusia

Berita terkait

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

3 jam lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Tips Bepergian Naik Pesawat dengan Hewan Peliharaan

13 jam lalu

Tips Bepergian Naik Pesawat dengan Hewan Peliharaan

Tak semua maskapai penerbangan membolehkan penumpang bawa hewan peliharaan, pastikan tahu berikut sebelum beli tiket.

Baca Selengkapnya

Pesawat Khusus Anjing Bakal Terbang dari New York Mulai Bulan Depan

13 jam lalu

Pesawat Khusus Anjing Bakal Terbang dari New York Mulai Bulan Depan

Bark Air merupakan layanan perjalanan udara pertama yang memungkinkan anjing menikmati penerbangan kelas satu.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

4 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Tak Perlu Risau Hewan Peliharaan Ditinggal Mudik Lebaran, Ini Tips Memilih Jasa Petshop untuk Anabul Anda

20 hari lalu

Tak Perlu Risau Hewan Peliharaan Ditinggal Mudik Lebaran, Ini Tips Memilih Jasa Petshop untuk Anabul Anda

Jasa petshop kini kian populer terutama menjelang mudik lebaran. Bagaimana cari jasa penitipan hewan peliharaan, khususnya anabul yang oke?

Baca Selengkapnya

IPB Buka Fasilitas Penitipan Hewan Peliharaan, dari Kucing sampai Babi

21 hari lalu

IPB Buka Fasilitas Penitipan Hewan Peliharaan, dari Kucing sampai Babi

Fasilitas milik Rumah Sakit Hewan Pendidikan Sekolah Kedokteran Hewan dan Biomedis IPB University ini diklaim yang terbesar se-ASEAN.

Baca Selengkapnya

Tempat Penitipan Hewan Peliharaan Laris Jelang Lebaran, Berapa Tarifnya?

21 hari lalu

Tempat Penitipan Hewan Peliharaan Laris Jelang Lebaran, Berapa Tarifnya?

Tempat penitipan hewan, terutama kucing dan anjing, banyak dimanfaatkan oleh masyarakat yang hendak mudik lebaran.

Baca Selengkapnya

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

24 hari lalu

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

27 hari lalu

Kemenkes Sebut Kematian Akibat DBD hingga Maret 2024 mencapai 343 Jiwa, Begini Antisipasi Demam Berdarah

Kasus DBD di Indonesia meningkat hingga Maret 2024, kasus mencapai 43.271 dan kematian 343 jiwa. Perhatikan tips antisipasi dari demam berdarah.

Baca Selengkapnya