Mengenal Bahaya, Gejala dan Penyebab Kekurangan Vitamin K

Reporter

Tempo.co

Kamis, 30 Desember 2021 06:30 WIB

Ilustrasi wanita mengkonsumsi multivitamin. Freepik.com/Ketmangostar

TEMPO.CO, Jakarta - Vitamin K memainkan peran penting dalam koagulasi, lebih dikenal sebagai pembekuan darah. Pembekuan merupakan proses yang membantu mencegah pendarahan yang berlebihan baik di dalam maupun di luar tubuh, sebab itu tubuh membutuhkan vitamin K untuk memprodukasi protein yang bekerja selama proses pembekuan. Apabila kekurangan vitamin K, apakah berdampak pada tubuh?

Melansir situs healthline.com, meski jarang terjadi pada orang dewasa, kekurangan vitamin K dapat menyebabkan pendarahan hebat pada penderitanya. Hal tersebut dapat dipicu beberapa Kondisi dan beberapa obat yang menganggu penyerapan dan pembentukan vitamin K pada tubuh orang dewasa.

Pasalnya, kekurangan vitamin K lebih umum dan sering terjadi pada bayi, kondisi ini kenal sebagai VKDB atau pendarahan akibat kekurangan vitamin K.

Bagaimana gejala kekurangan vitamin K dapat dikenali?

Melansir medicalnewstoday.com, untuk orang dewasa, gejala umum kekurangan vitamin K meliputi mudah memar, gumpalan darah kecil muncul di bawah kuku, pendarahan di selaput lendir yang melapisi area di dalam tubuh, tinja yang berwarna hitam gelap, seperti tar, atau mengandung darah.

Advertising
Advertising

Sementara pada bayi, gejalanya meliputi: pendarahan dari area di mana tali pusar telah dilepas, pendarahan di kulit, hidung, saluran pencernaan, atau area lain, penis berdarah jika bayi disunat, pendarahan otak mendadak, yang dianggap parah dan berpotensi mengancam jiwa.

Apa penyebab terjadinya kekurangan vitamin K?

Berdasar Lab Test Online Uk di situsnya labtestonline.org.uk, penyebab umum terjadinya kekurangan vitamin K dapat meliputi:

1. Defisiensi vitamin K dalam makanan jarang terjadi pada individu yang sehat tetapi relatif umum pada mereka yang sakit parah atau yang memiliki kondisi kronis tertentu. Misalnya, sering terlihat pada pasien yang dirawat di unit perawatan intensif, pasien kanker yang menjalani kemoterapi, pasien dialisis kronis, dan pasien yang berisiko malnutrisi, seperti mereka yang pola makannya buruk terkait dengan alkohol atau penyalahgunaan obat.

2. Malabsorpsi, terutama gangguan penyerapan lemak karena penyakit seperti cystic fibrosis, penyakit celiac, pankreatitis kronis atau penyakit Crohns. Penyakit hati kolestatik seperti obstruksi saluran empedu atau sirosis bilier primer juga dapat menyebabkan malabsorpsi dan kekurangan vitamin K.

3. Beberapa obat, seperti antibiotik, antasida, dan obat anti kejang dapat mengganggu penyerapan vitamin K1, menurunkan jumlah K2 yang diproduksi di usus, atau menyebabkan degradasi vitamin K. Aspirin dosis tinggi dapat meningkatkan kebutuhan vitamin K.

4. Defisiensi pada bayi baru lahir berhubungan dengan penyakit hemoragik pada bayi baru lahir (juga disebut perdarahan defisiensi vitamin K atau VKDB). Ini dapat menyebabkan pendarahan dan memar, dalam kasus yang parah, dapat menyebabkan pendarahan fatal ke otak.

DELFI ANA HARAHAP

Baca: Jarang Dengar Vitamin K, ini Sumber dan 5 Manfaatnya

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Deteksi Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini

1 hari lalu

Deteksi Lupus pada Anak dengan 11 Pertanyaan Ini

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) membagikan 11 butir pertanyaan yang dapat digunakan untuk mendeteksi awal penyakit lupus pada anak secara mandiri.

Baca Selengkapnya

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

2 hari lalu

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

Hemofilia merupakan penyakit kelaianan pada fungsi pembekuan darah. Sebagian besar penyebabnya terjadi karena keturunan.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

4 hari lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

5 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

6 hari lalu

6 Alasan Bayi Tidak Boleh Menggunakan Produk Mengandung Parfum

Paparan parfum pada kulit bayi bisa menyebabkan iritasi bahkan infeksi pernapasan.

Baca Selengkapnya

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

6 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

11 hari lalu

Umur Berapa Bayi Mulai Boleh Dipijat?

Tak ada pedoman pasti kapan bayi mulai dapat dipijat untuk pertama kalinya.

Baca Selengkapnya

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

12 hari lalu

Diselamatkan dari Rahim Ibunya yang Tewas dalam Serangan Israel, Bayi Sabreen Meninggal Dunia

Seorang bayi yang diselamatkan dari rahim ibunya yang sekarat setelah serangan udara Israel di Gaza selatan, dilaporkan meninggal pada Kamis.

Baca Selengkapnya

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

12 hari lalu

Kandungan Plastik dalam Makanan dan Minuman: Dampak Kesehatan dan Cara Kurangi Konsumsi Mikroplastik

Penelitian menunjukkan bahwa hampir semua makanan kita mengandung mikroplastik, dalam bentuk apa saja? Apa bahaya bagi kesehatan?

Baca Selengkapnya

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

13 hari lalu

5 Kesalahan yang Perlu Diwaspadai Saat Memijat Bayi

Memijat bayi pun membutuhkan teknik dan cara tertentu. Salah memijat dapat berakibat fatal pada bayi.

Baca Selengkapnya