Epidemiolog Ingatkan Pentingnya Booster untuk Cegah Omicron

Reporter

Antara

Sabtu, 22 Januari 2022 19:55 WIB

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Sriwijaya, Iche Andriany Liberty, mengatakan pemberian vaksin COVID-19 penguat atau booster harus digencarkan ke masyarakat sebagai salah satu upaya menangkal varian Omicron.

“Kita tidak tahu, bagi yang awal-awal sudah divaksin seberapa lagi tingkat imun di tubuhnya. Jadi booster ini perlu digencarkan,” kata Iche.

Rentan kekebalan tubuh setelah divaksin dosis pertama dan kedua akan menurun seiring waktu. Penelitian mencatat akan terjadi penurunan dalam masa enam bulan setelah penyuntikan. Oleh karena itu, pemberian vaksin booster juga harus digencarkan selain vaksin primer dosis ke-1 dan ke-2.

Apalagi saat ini sudah berkembang varian baru virus Covid-19, yakni Omicron, yang hingga kini terus diteliti para ahli. WHO pun selalu memperbarui informasi terkait Omicron. Memang banyak yang ringan gejalanya tapi kita tidak pernah tahu jika terjadi pada individu yang memiliki penyakit penyerta atau komorbid. Data ini belum sepenuhnya diungkap WHO ke publik.

Oleh karena itu, masyarakat harus menyikapi varian Omicron ini dengan serius atau tidak menyepelekan meski penurunan kasus COVID-19 sudah sempat terjadi. Buktinya kini terjadi penambahan kasus COVID-19 setelah muncul varian baru Omicron.

Advertising
Advertising

“Memang masyarakat sudah kelelahan menghadapi pandemi ini, apalagi sudah dua tahun. Lantas, tiba-tiba muncul varian baru, tapi tidak boleh disepelekan Omicron, tetap disiplin prokes,” imbaunya.

Protokol kesehatan ini merupakan salah satu cara ampuh untuk mengendalikan COVID-19 di tengah kebutuhan masyarakat untuk beraktivitas sosial. Penerapan protokol kesehatan, salah satunya dengan menggunakan masker, bukan saja melindungi dari virus corona tapi juga melindungi saluran pernapasan dari beragam jenis virus.

Para ahli telah memperkirakan varian baru dari virus corona akan bermunculan karena belum meratanya pemberian vaksin. Apalagi, sejumlah negara di Afrika cakupan vaksinnya masih di bawah 40 persen.

Ketidakrataan pemberian vaksin di seluruh dunia ini membuat COVID-19 bermutasi sehingga memunculkan varian Omicron, yang tingkat keganasannya masih diteliti. Untuk itu, negara diingatkan untuk memprioritaskan pemberian vaksin ke kalangan rentan, yakni para lansia, karena umumnya sudah memiliki penyakit penyerta.

Selain itu, jika ditemui kasus Omicron maka secepatnya melakukan tes dan menelusuri kontak erat (tracing) bagi yang terpapar sehingga virus dapat dilokalisasi melalui sistem karantina.

Baca juga: Pemberian Vaksin Booster Tak Bikin Overdosis

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

4 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

6 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

7 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

12 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

32 hari lalu

Tak Disediakan Vaksinasi Meski Flu Singapura Merebak, Ini Penjelasan IDAI

Vaksin untuk menangkal penyebaran flu Singapura belum ada di Indonesia, padahal tingkat penyebaran dan infeksinya cukup signifikan mengalami lonjakan.

Baca Selengkapnya

Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

43 hari lalu

Hari Tuberkulosis Sedunia, Kendalikan TB dengan Inovasi Vaksin

Vaksinasi tuberkulosis sebagai penanganan imunologi diharapkan bisa perpendek durasi pengobatan, sederhanakan regimen atau perbaiki hasil pengobatan

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

6 Maret 2024

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

23 Februari 2024

Jangan Cemas, Vaksin Tidak Sebabkan Autisme pada Anak

Rumor vaksin dapat menyebabkan autisme pada anak tidak benar adanya. Dokter anak beri penjelasan.

Baca Selengkapnya