Lawan Kanker dengan Olahraga Kardio
Reporter
Antara
Editor
Yayuk Widiyarti
Rabu, 23 Februari 2022 14:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Lawan kanker dengan olahraga kardio. Olahraga jenis ini dinilai bisa memperkuat sistem kardiovaskular seperti pembuluh darah, jantung, serta paru-paru. Olahraga ini biasanya selalu menaikkan detak jantung.
Global Burden of Cancer Study memaparkan kasus dan kematian karena kanker di Indonesia meningkat hingga 8,8 persen, dengan kanker paru, payudara, dan serviks sebagai tiga jenis kanker yang paling umum diderita. Angka tersebut terus meningkat dari tahun ke tahun, baik dari angka kasus baru maupun kematian akibat kanker.
Kegiatan dan latihan fisik seperti zumba bukan hanya dapat membantu pasien melawan gejala-gejala yang timbul namun juga memperbaiki kesejahteraan emosional pasien dan mengurangi risiko terjadinya masalah kesehatan yang lain, seperti penyakit jantung, tekanan darah tinggi, diabetes, dan osteoporosis.
"Peningkatan olahraga kardio bagi pasien kanker yang menjalani kemoterapi dan radiasi bisa menjadi faktor dalam peningkatan kualitas hidup. Olahraga kardio bekerja melibatkan dua sistem yang berjalan bersama satu sama lain pada pasien kanker, yaitu jantung dan sistem peredaran darah serta sistem pernapasan," ujar Tri Iswardani, dari Himpunan Psikologi Indonesia Wilayah Jakarta (Himpsi Jaya).
Dengan melibatkan gerak dan lagu yang menyenangkan, zumba dapat meningkatkan suasana hati dan mempererat hubungan sosial bila dilakukan bersama-sama. Selain itu, zumba juga dapat menjaga pikiran tetap tajam, meningkatkan harga diri, meningkatkan keterampilan sosial, mengurangi kesepian, meringankan depresi, menurunkan kecemasan, dan meningkatkan daya ingat.
Perjalanan melawan kanker memiliki kemungkinan besar membuat pasien menjadi lebih lemah dan mudah lelah serta efek samping pengobatan yang membuat kegiatan fisik menjadi lebih sulit. Sara Mansfield, pelatih olahraga penderita kanker bersertifikat di Mayo Clinic Healthy Living Program, mengatakan aktivitas fisik dapat membantu orang sebelum, selama, dan setelah perawatan kanker.
"Keluarga maupun orang terdekat mungkin mendesak seseorang dengan diagnosis kanker untuk beristirahat. Tetapi, itu dapat menyebabkan penurunan fungsional," ujarnya.
Bagaimana pun, dibutuhkan sejumlah aktivitas fisik untuk memelihara massa otot tanpa lemak dan memberikan rasa nyaman dan bahagia secara emosional. Menurut Mansfield, pedoman aktivitas fisik untuk penderita kanker serupa dengan yang direkomendasikan untuk semua orang, yakni 150 menit aktivitas intensitas sedang atau 75 menit aktivitas intensitas tinggi setiap minggu. Namun, setiap pasien diharuskan berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter yang menangani.
Di tengah momen Hari Kanker Sedunia, Denada Tambunan, penyanyi sekaligus duta merek Zumba di Indonesia ingin menyadarkan masyarakat olahraga kardio dapat menjadi salah satu senjata rahasia melawan kanker.
"Mereka yang telah didiagnosis menderita kanker mungkin akan merasa sulit untuk berolahraga, hal itu memang wajar. Tetapi, kita perlu sadar dan memahami bahwa olahraga secara teratur dapat meningkatkan kesehatan fisik, mental, dan emosi," kata Denada.
Baca juga: Pentingnya Literasi Finansial untuk Tingkatkan Kualitas Hidup Pasien Kanker