Simak, Inilah 4 Fakta soal Varian Deltacron

Reporter

Tempo.co

Editor

Nurhadi

Rabu, 16 Maret 2022 14:04 WIB

Ilustrasi virus Corona (Covid-19) varian MU. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Kemunculan Deltacron yang digadang-gadang sebagai varian Covid-19 baru mengkhawatirkan banyak orang. Apa saja fakta-fakta seputar varian ini? Berikut empat fakta soal Deltacron yang dirangkum Tempo dari berbagai sumber:

1. Gabungan Varian Delta dan Omicron

Dilansir dari Healthline, 14 Maret 2022, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan para ilmuwan telah mengidentifikasi varian baru Covid-19 yang disebut Deltacron.

“Artinya, varian ini mengandung gen dari kedua varian itu yang membuatnya menjadi virus rekombinan. Ketika seseorang terinfeksi dengan dua varian Delta serta Omicron, dan sel mereka kemudian bereplikasi bersama,” kata Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban, dalam akun Twitternya, 13 Maret 2022.

2. Ditemukan pada Januari 2022

Advertising
Advertising

Istilah Deltacron, mengutip dari Forbes, 12 Maret 2022, muncul pertama kali pada awal Januari tahun ini. Profesor ilmu biologi di Universitas Siprus Leondios Kostrikis dan timnya menemukan versi baru dari Covid-19 yang menggabungkan karakteristik varian Delta dan Omicron.

Mereka telah mendeteksi versi ini dalam sampel yang diambil dari 25 pasien dengan Covid-19 di Siprus di mana 11 di antaranya dirawat di rumah sakit. Tim peneliti lalu menjuluki versi baru ini sebagai varian “Deltacron” dari kombinasi kata “Delta” dan “Omicron”.

3. Terdeteksi di Eropa dan Amerika Serikat

Menurut WHO, Deltacron telah terdeteksi di Eropa dan Amerika Serikat, tetapi tetap langka. Dilansir dari Reuters, 10 Maret 2022, versi hibrida dari virus Corona ini telah diidentifikasi pada setidaknya 17 pasien di wilayah itu.

4. Belum Bisa Dipastikan Lebih Berbahaya

Tak sedikit yang mengkhawatirkan varian ini lebih berbahaya dari Delta dan omicron. Namun Zubairi mengatakan Deltacron belum bisa dipastikan lebih berbahaya karena jumlah kasusnya masih sangat sedikit.

Hal ini senada dengan yang dikatakan WHO. Dilansir dari Antara, 15 Maret 2022, hasil pertemuan WHO dan para pakar virus di seluruh dunia menemukan dampak Deltacron terhadap indikator epidemiologi maupun tingkat keparahannya belum bisa dipastikan.

AMELIA RAHIMA SARI

Baca juga: Gabungan Delta dan Omicron, Apakah Gejala Varian Deltacron Lebih Berbahaya?

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik Tempo.co Update untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram lebih dulu.

Berita terkait

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

18 jam lalu

Dharma Pongrekun Maju di Pilkada DKI Jalur Independen, Pernah Disorot Soal Covid-19 sebagai Rekayasa

Pernyataan Dharma Pongrekun pernah kontroversi saat pandemi Covid-19 karena menurutnya hasil konspirasi dan rekayasa. Kini, ia maju Pilkada DKI.

Baca Selengkapnya

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

19 jam lalu

Amerika Serikat Tengah Waspada FLiRT Subvarian Covid-19 Baru

Data Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat, subvarian Covid-19 dari SARS-CoV-2 disebut FLiRT kini menjadi varian dominan di AS.

Baca Selengkapnya

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

1 hari lalu

Terkini: Penjelasan Wamendag Aturan Impor Tiga Kali Direvisi, Derita Warga Sekitar Smelter Nikel PT KFI

Pemerintah telah merevisi kebijakan impor menjadi Peraturan Menteri Perdagangan atau Permendag Nomor 8 Tahun 2024. Wamendag sebut alasannya.

Baca Selengkapnya

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

1 hari lalu

OJK Ungkap Potensi Kredit Bermasalah Perbankan usai Relaksasi Restrukturisasi Pandemi Dihentikan

OJK mengungkap prediksi kredit bermasalah perbankan.

Baca Selengkapnya

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

4 hari lalu

Mengenal Lawrence Wong, Perdana Menteri Singapura Baru yang Jago Main Gitar

Berasal dari kalangan biasa, Lawrence Wong mampu melesat ke puncak pimpinan negara paling maju di Asia Tenggara.

Baca Selengkapnya

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

4 hari lalu

AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19, Terkait Efek Samping yang Bisa Sebabkan Kematian?

AstraZeneca menarik vaksin Covid-19 buatannya yang telah beredar dan dijual di seluruh dunia.

Baca Selengkapnya

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

5 hari lalu

PBB Rilis Data Korban di Gaza, Apakah Berbeda dari Data Hamas?

Perubahan dalam cara PBB menghitung korban di Gaza telah disebut-sebut sebagai bukti adanya bias.

Baca Selengkapnya

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

5 hari lalu

PBB: Puluhan Ribu Jenazah di Gaza Belum Teridentifikasi

PBB mengatakan masih ada sekitar 10.000 jenazah di Gaza yang masih harus melalui proses identifikasi.

Baca Selengkapnya

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

5 hari lalu

PBB Klarifikasi Data Kematian di Gaza: Lebih dari 35.000 Korban Jiwa, Tapi..

PBB menegaskan bahwa jumlah korban tewas di Jalur Gaza akibat serangan Israel masih lebih dari 35.000 warga Palestina.

Baca Selengkapnya

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

6 hari lalu

Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.

Baca Selengkapnya