Perlunya Memupuk Kebahagiaan pada Anak sejak Dini

Reporter

Antara

Jumat, 18 Maret 2022 19:54 WIB

Ilustrasi ayah dan ibu bermain dengan anak/Gredu

TEMPO.CO, Jakarta - Generasi muda yang bahagia adalah sumber daya manusia unggul demi kemajuan Indonesia. Ratih Ibrahim dari Ikatan Psikolog Klinis Indonesia menekankan pentingnya menanamkan kebahagiaan sejak dini karena bermanfaat dalam mengoptimalkan proses tumbuh kembang anak.

"Penting untuk menanamkan pola pikir, pemaknaan dan nilai-nilai mengenai kebahagiaan sedini mungkin sebagai bekal anak untuk menjadi manusia dewasa yang utuh," kata Ratih.

Anak yang riang gembira dan dibesarkan oleh keluarga penuh cinta akan memiliki persepsi positif mengenai dirinya dan orang lain. Kebahagiaan itu membuat anak tumbuh jadi orang yang penuh percaya diri, lebih mudah bergaul dan bersosialisasi dengan orang lain. Kepribadian seperti itu membuat anak jadi lebih disukai serta menumbuhkan empati. Ia akan punya perilaku mau menolong orang lain.

"Sel-selnya berkembang membuat anak menjadi kreatif," jelas Ratih.

Kebahagiaan pada anak membuatnya lebih bisa mengembangkan keterampilan dalam memecahkan masalah, juga lebih kuat saat berhadapan dengan konflik dan mencari solusi terbaik. Meski sebagian orang berpikir kebahagiaan hanya dikaitkan dengan prestasi atau harta, Ratih menegaskan kebahagiaan lebih dari itu.

Advertising
Advertising

Berdasarkan hasil survei daring The Happiness Project pada Februari 2022, terungkap data 80 persen masyarakat Indonesia menganggap aspek materialistis adalah faktor penting yang berkontribusi terhadap kebahagiaan. Sebanyak 90,4 persen responden menganggap bahagia bisa diwujudkan dengan memiliki rumah bagus, 83 persen berpendapat kekayaan atau kesuksesan finansial adalah hal penting untuk bisa bahagia, dan 66 persen berpikir prestasi di sekolah atau kantor adalah hal penting untuk jadi bahagia.

Anggapan bahagia kerap dikaitkan dengan prestasi dan materi tetapi kebahagiaan sesungguhnya datang dari bagaimana orang memaknai hidup, nilai yang dijunjung dan diupayakan dalam hidup sehari-hari. Rasa bahagia juga dapat datang lewat usaha, tindakan, aktivitas dan rutinitas sehari-hari untuk membuat hidup lebih baik.

“Kebahagiaan memang bisa saja hadir dari prestasi akademis, kemapanan finansial, atau jabatan. Namun, adanya pandangan bahwa kebahagiaan hanya bersumber dari hal-hal yang bersifat materialistis tersebut justru dapat menyebabkan seseorang merasa kebahagiaan adalah sesuatu yang sulit atau bahkan mustahil dicapai," jelasnya.

Contoh, bila kebahagiaan hanya diasosiasikan dengan nilai bagus, maka kegembiraan akan menguap saat prestasi gagal dipertahankan. Alih-alih bahagia, anak bisa tertekan dan stres, berubah jadi pemurung dan proses tumbuh kembang terhambat. Selain itu, pemaknaan dan nilai-nilai mengenai kebahagiaan ini penting dibangun sejak masa anak-anak.

“Semakin dini usia anak, semakin baik. Orang tua dan guru memiliki peran yang begitu penting dalam proses membangun pondasi kebahagiaan ini. Dengan demikian, seluruh aspek perkembangan anak (kognitif, fisik, sosial, dan emosional) akan berkembang secara optimal, anak lebih resilien, dan bahagia hingga masa dewasanya nanti," ungkap Ratih.

Baca juga: Kebahagiaan Setiap Orang Berbeda, Ini Dasarnya

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

1 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

2 hari lalu

3 Faktor Penyebab Sindrom Anak Sulung Perempuan

Fenomena beban emosional yang dipikul oleh anak perempuan tertua alias anak sulung perempuan di banyak keluarga, sejak mereka masih kecil.

Baca Selengkapnya

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

2 hari lalu

Ketahui Sindrom Anak Sulung Perempuan, Beban Putri Tertua

Sindrom putri sulung adalah beban yang dirasakan oleh anak sulung perempuan untuk berperan sebagai orang tua ketiga bagi saudara-saudaranya.

Baca Selengkapnya

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

3 hari lalu

Perlunya Contoh Orang Tua dan Guru dalam Pendidikan Karakter Anak

Psikolog menyebut pendidikan karakter perlu contoh nyata dari orang tua dan guru kepada anak karena beguna dalam kehidupan sehari-hari.

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

3 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

5 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

6 hari lalu

Merasa Terjebak dalam Hubungan Tak Bahagia? Bulatkan Tekad untuk Pergi

Merasa terjebak dalam hubungan tak bahagia? Berikut tanda Anda harus mengakhiri hubungan karena sudah tak mungkin diperbaiki.

Baca Selengkapnya