Cegah Kerusakan Saraf dengan Diagnosis Neuropati sejak Dini

Reporter

Antara

Selasa, 21 Juni 2022 10:58 WIB

35-kosmo-kesemutan

TEMPO.CO, Jakarta - Neuropati adalah sebutan untuk kerusakan pada sistem saraf tepi. Kerusakan bisa mengenai sistem saraf sensorik atau perasa, sistem saraf motorik, sistem saraf otonom, ataupun kombinasi dari ketiga sistem saraf tersebut.

Ketua Pokdi Neuro Fisiologi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), dr. Manfaluthy Hakim, Sp.S(K), mengatakan diagnosis neuropati sedini mungkin dapat mencegah kerusakan saraf yang tidak dapat diubah.

“Serabut saraf bisa melakukan regenerasi jika didiagnosis lebih awal atau lebih dini," ujar Manfaluthy.

Manfaluthy mengatakan bila diagnosis dilakukan terlambat dikhawatirkan akan ada satu titik kerusakan serabut saraf lebih dari 50 persen yang disebut sebagai point of no return atau tidak bisa kembali normal lagi.

"Maka pasien tersebut akan menjalankan sisa hidupnya dengan neuropati,” ujar Manfaluthy.

Advertising
Advertising

Manfaluthy mengatakan banyak pasien neuropati baru akan datang dan terdata di rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes) pada tahapan atau stadium lebih lanjut. Menurut penelitian yang dipublikasikan di International Journal Endocrinology pada 2019, sebanyak 55 persen pasien neuropati datang ke faskes dalam keadaan yang berat. Hanya 19 persen sampai 26 persen yang memeriksakan diri dalam keadaan ringan sampai sedang.

“Tentunya ini akan menjadi masalah karena neuropati semakin berat semakin sulit untuk diatasi,” jelas Manfaluthy.

Ia mengatakan neuropati pada tahap awal bisa diobati. Menurut data penelitian yang ia himpun, pemberian vitamin neurotropik pada pasien selama 12 minggu menunjukkan penurunan angka total symptom score (TSS) yang progresif dan signifikan.

“Neuropati itu bisa dicegah dan diobati bila masih stadium awal sampai sedang. Bagaimana dengan mencegahnya? Yaitu dengan istirahat yang cukup, gizi seimbang, dan olahraga secara teratur,” kata Manfaluthy.

Ia menekankan penting untuk mengenali gejala-gejala neuropati sehingga dapat melakukan pencegahan sejak dini mengingat gejala penyakit ini tidak hanya ditemukan pada kelompok lanjut usia melainkan juga kelompok usia muda. Adapun sejumlah gejala neuropati antara lain kesemutan, kram, rasa terbakar, kaku-kaku, kulit kering atau mengkilap, dan mati rasa.

Apabila gejala kesemutan mulai cenderung terjadi secara terus-menerus dan intensitasnya meningkat, Manfaluthy menganjurkan segera periksa ke dokter. Kesemutan yang normal biasanya terjadi saat bagian tubuh menekuk dan segera hilang beberapa waktu kemudian. Namun kesemutan pada neuropati tidak dipengaruhi posisi tubuh yang menekuk serta berlangsung secara lama dan berulang ulang.

Neuropati menimbulkan berbagai dampak pada penderita, mulai dari luka atau mudah terluka, penurunan berat badan, penurunan kekuatan motorik, penurunan sensasi rasa sehingga mudah terluka, impotensi, serta depresi, yang pada akhirnya akan menyebabkan penurunan kualitas hidup dan produktivitas.

"Terdapat banyak penyebab timbulnya neuropati, seperti adanya kekurangan vitamin B serta penyakit diabetes, dan penyakit-penyakit lain. Neuropati juga dapat terjadi akibat cedera dari aktivitas rutin sehari-hari," jelas Manfaluthy.

Lebih lanjut, dia juga mengatakan semua orang berisiko terkena neuropati namun ada pula orang-orang dengan risiko paling tinggi, yaitu pada kelompok lanjut usia, penderita diabetes, riwayat neuropati di keluarga, hipertensi, perokok, peminum alkohol, penderita penyakit-penyakit pembuluh darah, penderita kanker, orang yang terpapar bahan kimia, orang yang terinfeksi penyakit tertentu, atau orang yang mengonsumsi obat-obatan tertentu yang menyebabkan neuropati.

Baca juga: Apa Itu Neuropati Diabetik yang Kerap Menyerang Kaki dan Gejalanya

Berita terkait

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

17 jam lalu

Penyebab dan Gejala Penyakit Hemofilia yang Perlu Diketahui

Hemofilia merupakan penyakit kelaianan pada fungsi pembekuan darah. Sebagian besar penyebabnya terjadi karena keturunan.

Baca Selengkapnya

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

2 hari lalu

Apa Saja Imunisasi yang Wajib Diberikan kepada Bayi Berusia 1-2 Bulan?

Bayi wajib melakukan imunisasi untuk mencegah bahaya kesehatan, terutama ketika berusia 1-2 bulan. Lantas, apa saja jenis imunisasi yang wajib dilakukan bayi?

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

2 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

3 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

4 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

13 hari lalu

Alasan Bawang Merah Tetap Diburu Meski Mahal

Bawang merah merupakan komoditi penting yang dibutuhkan masyarakat. Apa saja manfaatnya untuk kesehatan?

Baca Selengkapnya

Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

15 hari lalu

Waspadai Cuaca Panas Ekstrem di Musim Pancaroba, Dampaknya Bisa Sampai Ginjal

Jika orang kehilangan kontrol temperatur internal karena cuaca panas ekstrem, mereka mungkin akan mengalami berbagai masalah kesehatan.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

16 hari lalu

Epidemiolog: Cacar Monyet Berpotensi Jadi Penyakit Endemik di Indonesia

Epidemiolog Dicky Budiman menyatakan, infeksi cacar monyet berpotensi menjadi penyakit endemik karena minimnya penanganan.

Baca Selengkapnya

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

16 hari lalu

Pemeriksaan Kehamilan Rutin Bantu Cegah Penularan Sifilis dari Ibu ke Janin

Penyakit sifilis bisa menular dari ibu yang terinfeksi ke janinnya melalui plasenta. Pemeriksaan kehamilan bantu mencegah penularan itu.

Baca Selengkapnya