Pro Kontra Penggunaan Ganja Medis untuk Pengobatan, Cek Manfaatnya

Reporter

Bisnis.com

Rabu, 29 Juni 2022 21:07 WIB

Pekerja memeriksa kualitas daun ganja di perkebunan ganja Rak Jangdi Nakhon Ratchasima, Thailand, 28 Maret 2021. Thailand sendiri merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang mengizinkan penggunaan ganja untuk medis pada 2018 lalu. REUTERS/Chalinee Thirasupa

TEMPO.CO, Jakarta - Legalitas ganja medis masih menjadi kontroversi serta pro dan kontra di sejumlah negara. Di Indonesia, penggunaan ganja buat tujuan pengobatan juga belum mendapat payung hukum. Ganja medis adalah istilah untuk turunan dari tanaman Cannabis sativa yang digunakan untuk meredakan gejala yang disebabkan oleh kondisi medis tertentu. Ganja medis mengandung banyak senyawa aktif.

Dilansir dari Mayo Clinic, jenis ganja medis yang paling terkenal adalah delta-9 tetrahydrocannabinol (THC) dan cannabidiol (CBD). THC adalah bahan utama dalam ganja yang membuat orang merasa “melayang”.

Kenapa ganja medis bisa menjadi pengobatan? Melansir webmd, kanabinoid, bahan kimia aktif dalam mariyuana medis, mirip dengan bahan kimia yang dibuat tubuh yang terlibat dalam nafsu makan, memori, gerakan, dan rasa sakit.

Penelitian terbatas menunjukkan kanabinoid mungkin bisa membantu mengurangi kecemasan, peradangan, menghilangkan rasa sakit, mengontrol mual dan muntah yang disebabkan oleh kemoterapi kanker, membunuh sel kanker dan memperlambat pertumbuhan tumor, merilekskan otot yang tegang pada orang dengan multipel sklerosis, merangsang nafsu makan, dan meningkatkan berat badan pada penderita kanker dan AIDS.

Waktu penggunaan yang tepat
Studi melaporkan ganja medis memiliki kemungkinan manfaat untuk beberapa kondisi. Tergantung pada masing-masing negara, Anda bisa memakai ganja medis ini untuk beragam pengobatan penyakit seperti berikut:
-Penyakit Alzheimer
-Sklerosis lateral amiotrofik (ALS)
-HIV/AIDS
-Penyakit Crohn
-Epilepsi dan kejang
-Glaukoma
-Multiple sclerosis dan kejang otot
-Sakit parah dan kronis
-Mual atau muntah parah yang disebabkan oleh pengobatan kanker

Advertising
Advertising

Efek samping ganja medis
Studi lebih lanjut diperlukan untuk keamanannya. Berikut kemungkinan efek samping ganja medis:
-Peningkatan detak jantung
-Pusing
-Konsentrasi dan memori terganggu
-Waktu reaksi lebih lambat
-Interaksi obat-ke-obat yang negatif
-Peningkatan risiko serangan jantung dan stroke
-Nafsu makan meningkat
-Potensi kecanduan
-Halusinasi atau penyakit mental

Beberapa ganja medis diformulasikan untuk meredakan gejala tanpa efek memabukkan dan mengubah suasana hati yang terkait dengan penggunaan ganja untuk rekreasi.

Jenis ganja medis
Ganja medis dikemas dalam berbagai bentuk, yaitu:
-Pil
-Cairan
-Minyak
-Bubuk
-Daun kering

Seberapa sering menggunakannya tergantung pada bentuk dan gejala kondisi. Pereda gejala dan efek samping akan bervariasi berdasarkan jenis yang digunakan. Efek tercepat terjadi dengan menghirup bentuk yang diuapkan. Onset paling lambat terjadi dengan bentuk pil.

Cara menggunakan ganja medis
-Diisap
-Menarik napas melalui alat yang disebut alat penguap yang mengubahnya menjadi kabut
-Dimakan bersama makanan lain
-Dioleskan ke kulit
-Diteteskan beberapa di bawah lidah

Baca juga: Benarkah Ganja Medis Bisa Atasi Cerebral Palsy?

Berita terkait

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

22 jam lalu

Bareskrim Polri Bongkar Pabrik Narkoba di Bali, 3 WNA Ditangkap

Polisi kembali membongkar pabrik narkoba.

Baca Selengkapnya

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

3 hari lalu

Pasien Kanker Minim Pengetahuan Akibat Waktu Konsultasi Terbatas

Waktu konsultasi yang terbatas menyebabkan pasien kanker sering merasa bingung untuk memahami betul penyakitnya.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

3 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

4 hari lalu

Top 3 Dunia: AstraZeneca Ada Efek Samping dan Unjuk Rasa Pro-Palestina

Top 3 dunia, AstraZeneca, untuk pertama kalinya, mengakui dalam dokumen pengadilan bahwa vaksin Covid-19 buatannya dapat menyebabkan efek samping

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

4 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Larangan Merokok Ganja di Stasiun, Mengenal Deutsche Bahn Perusahaan Kereta Jerman yang Mengumumkan Aturan Ini

8 hari lalu

Larangan Merokok Ganja di Stasiun, Mengenal Deutsche Bahn Perusahaan Kereta Jerman yang Mengumumkan Aturan Ini

Operator kereta di Jerman Deutsche Bahn atau DB mengumumkan melarang merokok ganja di area-area stasiun. Aturan ini berlaku mulai 1 Juni 2024

Baca Selengkapnya

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

8 hari lalu

Raja Charles III Siap Kembali Bertugas

Raja Charles III sudah mendapat izin dari tim dokter untuk kembali bertugas setelah menjalani pengobatan kanker.

Baca Selengkapnya

Tikus Sering Menjadi Hewan Percobaan, Ternyata Ini Alasannya

8 hari lalu

Tikus Sering Menjadi Hewan Percobaan, Ternyata Ini Alasannya

Biasanya, ketika melakukan penelitian dalam dunia medis, peneliti kerap menggunakan tikus. Lantas, mengapa tikus kerap menjadi hewan percobaan?

Baca Selengkapnya

Chandrika Chika Ditangkap, Begini Reaksi Putra Siregar dan Rico Valentino

11 hari lalu

Chandrika Chika Ditangkap, Begini Reaksi Putra Siregar dan Rico Valentino

Putra Siregar dan Rico Valentino pernah tersangkut kasus pengeroyokan yang melibatkan Chandrika Chika pada 2022 di sebuah kafe di Jakarta Selatan.

Baca Selengkapnya

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

11 hari lalu

Jokowi Sebut RI Kehilangan Devisa Rp 180 Triliun karena Masyarakat Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengatakan bahwa Indonesia kehilangan devisa US$ 11,5 Miliar atau Rp 180 triliun per tahun. Apa sebabnya?

Baca Selengkapnya