Dampak Pencemaran Udara bagi Ibu Hamil, Sebabkan Keguguran hingga Memicu Autisme

Minggu, 31 Juli 2022 06:16 WIB

Seorang warga berjemur dengan latar belakang gedung bertingkat tersamar kabut polusi udara di Jakarta, Selasa, 20 April 2021. Berdasarkan data "World Air Quality Index" pada 20 April pukul 10.00 WIB tingkat polusi udara di Jakarta berada pada angka 174 yang menunjukkan bahwa kualitas udara di Ibu Kota termasuk kategori tidak sehat. ANTARA FOTO/Aprillio Akbar

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivitas industri dan transportasi semakin meningkat, yang juga menjadi pemicu timbulnya pencemaran udara atau polusi udara yang memiliki dampak pada kesehatan warga, terutama di wilayah industri dan kota-kota besar. Lalu apa saja dampak pencemaran udara bagi kesehatan?

Data dari WHO (World Health Organization) menyatakan 9 dari 10 orang di dunia bernapas dengan udara yang tercemar. WHO juga menyatakan bahwa 7 juta orang meninggal setiap tahunnya akibat polusi udara.

Mengutip dari laman Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pencemaran udara memiliki dampak terhadap kesehatan diantarannya gangguan saluran pernafasan, penyakit jantung, kanker berbagai organ tubuh, gangguan reproduksi dan hipertensi (tekanan darah tinggi). Beberapa jenis pencemaran udara yang paling sering ditemukan adalah Karbon Monoksida (CO), Nitrogen Oksida (NO2), Sulfur Oksida (SOx), Photochemical Oksida dan Partikel.

Dampak Pencemaran udara dapat terjadi dimana-mana misalnya di dalam rumah, sekolah dan kantor. Pencemaran ini disebut pencemaran dalam ruangan atau Indoor pollution. Sedangkan pencemaran di luar ruangan (outdoor pollution) berasal dari emisi kendaraan bermotor, industri, perkapalan dan proses alami oleh makhluk hidup.

Penyakit Akibat Pencemaran Udara

Berikut ini beberapa dampak pencemaran udara bagi kesehatan, meliputi:

Advertising
Advertising

1. Gangguan Pernapasan

Dampak pencemaran udara dari asap kendaraan, asap pabrik, asap rokok, dan lain-lain dapat memicu terjadinya gangguan pernapasan, seperti asma, ISPA, dan kanker paru-paru.Selain itu, pencemaran udara juga bisa berakhir pada berkurangnya kadar oksigen di dalam tubuh manusia.

Mengutip dari primayahospital.com, asma merupakan penyakit paru kronik yang dipicu oleh inflamasi. Banyak bagian dari polusi udara yang dapat memicu serangan asma, diantaranya asap, debu, pollen, ozon, karbon monoksida, sulfur dioksida dan nitrogen oksida.

Selain itu, ada juga kanker paru yang merupakan penyebab kematian utama di dunia. Debu partikel dan ozone dalam polusi udara juga dapat berperan dalam kanker paru.

2. Sistem peredaran darah terganggu

Tidak hanya mengganggu saluran pernapasan, pencemaran udara juga dapat mengganggu sistem peredaran darah karena jumlah karbon monoksida (CO) yang sangat banyak membuat kadar protein inflamasi dan jumlah kekentalan darah bertambah. Itulah yang memicu radang pembuluh darah yang bisa mengakibatkan penyakit kardiovaskular.

3. Memicu Keguguran dan Autisme

Bagi ibu hamil, pencemaran udara juga sangat membahayakan diri dan janinnya. Pencemaran udara dapat memicu peradangan di seluruh tubuhnya dan memicu kelahiran prematur. Sementara untuk janin, keadaan ini dapat mengakibatkan keguguran, asma untuk anaknya kelak, dan memicu autisme.

4. Meningkatkan Risiko Masalah Kulit

Dampak pencemaran udara juga bisa meningkatkan risiko permasalahan kulit, seperti timbulnya jerawat, alergi dan iritasi. Paparan polusi udara juga bisa membuat kulit cenderung kering dan tampak kusam.

RINDI ARISKA

Baca: Kualitas Udara Jakarta Tidak Sehat, BMKG: Kandungan Polutan di Atas Ambang Batas

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Jangan Sembarang Pakai Skincare Etiket Biru, BPOM Sebut Alasannya

1 jam lalu

Jangan Sembarang Pakai Skincare Etiket Biru, BPOM Sebut Alasannya

Masyarakat diminta untuk tertib dalam menggunakan skincare sesuai peruntukannya, terutama yang beretiket biru, cek sebabnya.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

1 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

2 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

3 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

4 hari lalu

Ibu Hamil Konsumsi Paracetamol, Apa yang Perlu Jadi Perhatian?

Ibu hamil mengonsumsi paracetamol perlu baca artikel ini. Apa saja yang harus diperhatikan?

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

4 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

4 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

6 Tips Liburan untuk Anak Penyandang Autisme

4 hari lalu

6 Tips Liburan untuk Anak Penyandang Autisme

Berikut ini enam tips yang dapat dilakukan sebelum dan saat liburan bersama anak penyandang autisme

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

5 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

5 Cara Menggunakan Parfum yang Benar

6 hari lalu

5 Cara Menggunakan Parfum yang Benar

Menggunakan parfum dengan benar dapat membuat aroma bertahan lebih lama dan lebih merata.

Baca Selengkapnya