Perlunya Vaksin COVID-19 Terbaru, Bisa untuk Omicron dan Varian Awal 2020

Reporter

Tempo.co

Jumat, 2 September 2022 13:13 WIB

Petugas menyiapkan dosis vaksin yang akan disuntikan pada warga di sentra pelayanan Vaksin Covid 19 ke-1, 2, dan booster di kawasan Monas, Jakarta, Kamis 18 Agustus 2022. Peningkatan jumlah kasus harian yang signifikan di Tanah Air tidak diiringi dengan capaian vaksinasi booster. Cakupan vaksinasi booster di Indonesia masih rendah dibandingkan vaksinasi COVID-19 dosis pertama dan kedua. TEMPO/Subekti.

TEMPO.CO, Jakarta - Pakar kesehatan Profesor Tjandra Yoga Aditama menjelaskan sesudah beberapa hari kasus COVID-19 turun sekitar 3.000-an, maka pada Selasa 30 Agustus naik lagi menjadi 5.000. Jadi, memang COVID-19 belum sepenuhnya terkendali. Artinya, vaksinasi harus terus digalakkan.

Laman Our World in Data pada 27 Agustus 2022 menyebut angka cakupan vaksinasi Indonesia adalah 62,3 persen. Jadi, masih hampir 40 persen penduduk belum mendapat vaksinasi lengkap COVID-19.

Untuk booster, data Kementerian Kesehatan per 28 Agustus 2022 menyebut cakupan vaksin dosis 3 atau booster pertama adalah 25,70 persen. Artinya sekitar tiga perempat penduduk belum dapat vaksinasi booster.

"Selain itu, kita tahu varian yang mendominasi di dunia dan Indonesia sekarang ini adalah varian Omicron, sementara vaksin yang kita pakai sekarang dibuat sebelum ada Omicron," jelas Direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI/ Guru Besar FKUI lewat keterangan tertulisnya.

Sehubungan hal ini, perlu diketahui dunia sudah membuat vaksin baru yang disebut bivalen, yang dapat memberi proteksi terhadap varian Omicron dan juga varian COVID-19 awal yang ada sejak 2020. Jadi, vaksin terbaru ini sesuai dengan masalah yang ada sekarang. Sayangnya, vaksin terbaru ini belum ada di Indonesia.

Advertising
Advertising

"Inggris misalnya, sudah menyediakan vaksin jenis terbaru ini. Produsen Moderna membuat vaksin Spikevax bivalent Original/Omicron, setengah dosisnya (25 mikrogram) menargetkan untuk proteksi virus COVID-19 dari tahun 2020 dan setengah dosis lain (25 mkg) untuk menangani varian Omicron yang sekarang," papar mantan Direktur WHO Asia Tenggara dan Dirjen P2P & Kalitbangkes itu.

Amerika Serikat tampaknya akan mulai memproses persetujuan penggunaan vaksin baru dari Pfizer, yang akan terdiri dari 15-µg dari mRNA encoding untuk virus jenis awal seperti yang sudah ada di vaksin sekarang dan 15-µg mRNA encoding lain untuk proteksi terhadap varian Omicron BA.4/BA.5. Jadi, vaksin COVID-19 bivalen merupakan terobosan terbaru dalam pengendalian COVID-19. Sebaiknya, Indonesia juga mempertimbangkan penggunaan vaksin COVID-19 terbaru ini untuk lebih melindungi warganya.

Baca juga: Pakar Sebut Cakupan Vaksinasi Booster Perlu Terus Digalakkan

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

7 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

2 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

3 hari lalu

Buat Jemaah Calon Haji 2024, Ini Aturan Terbaru dari Arab Saudi

Arab Saudi mewajibkan jemaah calon haji memenuhi kriteria vaksinasi dan mendapatkan izin resmi.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

4 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya