Penyebab Pertumbuhan Anak Lamban dan Dampaknya

Reporter

Bisnis.com

Minggu, 11 September 2022 10:31 WIB

Ilustrasi stunting. freepik.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian anak mengalami pertumbuhan fisik yang cenderung lambat. Umumnya para ibu akan menganggap tumbuh kembang setiap anak memang berbeda. Namun, bisa jadi anak tersebut justru mengalami goncangan pertumbuhan atau faltering growth. Apa itu?

Menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN), faltering growth adalah istilah yang digunakan untuk anak dengan pertumbuhan fisik yang lamban, seperti kenaikan berat badan yang lambat atau lebih rendah dari anak di usianya. BKKBN juga menyebut kondisi ini merupakan cikal bakal stunting, biasanya terjadi pada bayi atau balita yang tidak mendapatkan asupan nutrisi seimbang, anak yang menderita sakit, atau anak dengan malabsorbsi. Biasanya ditandai dengan tinggi badan, berat badan, serta lingkar kepala tidak sesuai dengan grafik standar pertumbuhan.

Dampak
Pada 2012 UNICEF mengungkapkan faltering growth bisa berpengaruh pada fungsi kognitif anak. Hal ini bisa berdampak pada kehidupan anak di masa depan, seperti daya serap saat belajar yang buruk dan mengakibatkan prestasi di bidang pendidikan tidak baik, serta lamanya waktu menempuh pendidikan. Ini kemudian bisa jadi cikal bakal rendahnya pencapaian anak pada saat beranjak dewasa.

Dampak selanjutnya yang muncul adalah keterlambatan perkembangan, disfungsi gastrointestinal, defisit kognisi dan kompetensi emosional ataupun sosial, serta peningkatan risiko infeksi. Bahkan, faltering growth juga dikaitkan dengan kualitas sumber daya manusia yang rendah sehingga dapat mempengaruhi produktivitas bangsa.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Satoto pada 1990, berikut penyebab faltering growth:
-Pola pemberian ASI.
-Pemberian makanan tambahan atau MPASI dalam bentuk makanan yang punya kandungan rendah energi serta rendah protein.
-Peningkatan risiko terkena infeksi yang disebabkan oleh buruknya sanitasi keluarga, perawatan kesehatan yang kurang baik, serta penurunan pemberian ASI yang memicu penurunan gizi anak.
-Lingkungan asuh anak.
-Kesehatan ibu
-Keadaaan sosial ekonomi keluarga.

Cara pencegahan
Ada intervensi yang bisa dilakukan untuk menurunkan risiko faltering growth menurut Badan Pelatihan Kesehatan Semarang. Cara yang paling ampuh adalah memperhatikan gizi serta kesehatan ibu serta layanan sebelum persalinan. Ini harus dimulai sejak sebelum anak lahir hingga anak menginjak usia 2 tahun. Selain itu, memberikan suplemen makanan yang mengandung berbagai vitamin dan mineral pada anak juga bisa membantu. Tetapi, hal ini juga harus dibarengi dengan pemberian konseling pada orang tua tentang pentingnya konsumsi makanan bergizi serta menerapkan pola hidup sehat dan bersih.

Advertising
Advertising

Baca juga: Terlambat Penanganan HIV Anak Pengaruhi Cara Pengobatannya

Berita terkait

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

1 hari lalu

Anak Pemimpin Sudan Tewas dalam Kecelakaan di Turki

Anak panglima militer dan pemimpin de facto Sudan meninggal di rumah sakit setelah kecelakaan lalu lintas di Turki.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

1 hari lalu

10.000 Warga Palestina Hilang di Gaza, 210 Hari Sejak Serangan Israel Dimulai

Sejauh ini, 30 anak telah meninggal karena kelaparan dan kehausan di Gaza akibat blokade total bantuan kemanusiaan oleh Israel

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

1 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

3 hari lalu

Saran Psikolog agar Anak Berkembang di Bidang Seni

Orang tua perlu memberikan kesempatan kepada anak untuk bereksplorasi di berbagai bidang, baik seni maupun bidang lain.

Baca Selengkapnya

Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

5 hari lalu

Menguak Peran Vitamin D Sebagai Asupan Penting Sehari-hari

Vitamin D memiliki peran dalam menjaga pertumbuhan otot dan tulang yang optimal dengan absorbsi kalsium di saluran cerna.

Baca Selengkapnya

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

5 hari lalu

Uang Kementan untuk Keluarga Syahrul Yasin Limpo: dari Tagihan Parfum, Skincare, Kafe, hingga Sunatan

Dalam sidang terungkap bekas Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo alias SYL acapkali menggunakan uang Kementan untuk keperluan pribadi.

Baca Selengkapnya

Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?

6 hari lalu

Susu Sapi Vs Susu Kerbau: Mana yang Lebih Sehat?

Memilih antara susu sapi dan susu kerbau bergantung pada preferensi individu, kebutuhan nutrisi, dan pertimbangan pola makan.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

7 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya