Sinyal Bendera Merah yang Harus Diperhatikan Pasangan

Reporter

Antara

Jumat, 14 Oktober 2022 13:57 WIB

Ilustrasi pasangan bertengkar/cekcok. Shutterstock.com

TEMPO.CO, Jakarta - Rumah tangga mana pun pasti pernah dilanda masalah, apapun pemicunya. Namun, kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) adalah hal yang harus dihindari oleh pasangan mana pun.

Psikolog klinis dewasa Annisa Prasetyo Ningrum mengungkapkan sinyal berbahaya yang menunjukkan tendensi kekerasan pada seseorang. Menurutnya, terkadang sulit untuk mengidentifikasi apakah seseorang berpotensi melakukan kekerasan setelah berumah tangga atau tidak sebab biasanya awal hubungan berjalan baik dan lancar. Namun, ada beberapa sinyal yang bisa jadi pertimbangan sebelum melanjutkan ke jenjang pernikahan.

"Beberapa hal yang bisa menjadi red flag seseorang berpotensi melakukan kekerasan di antaranya bersikap kasar atau membuat orang lain merasa takut atau terintimidasi," jelas Annisa.

Kemudian, waspada bila pasangan mudah merendahkan atau mempermalukan orang lain. Kita juga patut berhati-hati bila pasangan punya sifat terlalu ingin mengontrol, termasuk membatasi siapa saja yang boleh berteman dan berinteraksi dengannya, termasuk keluarga sendiri.

Waspada bila pasangan kerap mengancam atau memaksakan kehendak serta tidak terbuka terkait kondisi keuangan. Pertimbangkan lagi hubungan bila ia tidak pernah mau berdiskusi dan selalu merasa ada di pihak yang benar ketika muncul konflik.

Advertising
Advertising

Kelola emosi
Tanda lain bisa bervariasi, namun menurut Annisa biasanya kesamaan yang dimiliki oleh kebanyakan hubungan dengan kekerasan adalah pelaku melakukan berbagai cara untuk tampak lebih dominan dan memiliki kendali atas pasangan. Annisa juga memberikan saran agar bisa mengelola emosi dalam hubungan atau pernikahan agar tidak berujung kekerasan.

"Luangkan waktu untuk me time agar kondisi emosi lebih stabil dan bisa me-refresh mood," sarannya.

Saat sedang marah, sebaiknya jauhi sejenak sumber emosi dan cobalah untuk menenangkan diri. Cara yang bisa dipraktikkan adalah dengan mengatur napas sehingga tubuh lebih santai dan kemarahan berkurang. Annisa juga menyarankan untuk mengidentifikasi sumber pemicu kemarahan, apa hal yang dirasakan serta yang diharapkan.

"Ketika emosi sudah lebih tenang, baru coba diskusikan masalah dengan pasangan," ujarnya.

Berikan penjelasan kepada pasangan mengenai perasaan dari sudut pandang masing-masing, lalu ungkapkan apa yang diharapkan agar situasi kembali membaik. Diskusi dengan pasangan dilakukan bukan untuk saling mencari pembenaran tetapi untuk mencari jalan keluar dari masalah.

Sebagai pasangan suami istri, kompromi perlu dilakukan dan setiap orang harus memahami tidak ada pasangan yang sempurna. Semua orang pasti memiliki kekurangan dan hal itu harus diterima. Dia berpesan untuk tidak gengsi atau malu meminta maaf bila memang bersalah.

Bila butuh penengah, pasangan suami istri dapat meminta masukan dari keluarga, bahkan bantuan profesional seperti psikolog atau konselor pernikahan, terutama bila diskusi antara suami dan istri tak kunjung membuahkan hasil yang diharapkan.

Baca juga: Cara Menemukan Cinta ketika Terlalu Sibuk Bekerja

Berita terkait

Cara Mengendalikan Emosi dengan Teknik Distraksi Menurut Psikiater

1 hari lalu

Cara Mengendalikan Emosi dengan Teknik Distraksi Menurut Psikiater

Teknik distraksi dapat dimanfaatkan sebagai cara mengendalikan emosi agar tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain.

Baca Selengkapnya

Taruna STIP Kemenhub Ucapkan Kode-kode Khusus saat Aniaya Adik Tingkat Hingga Tewas

1 hari lalu

Taruna STIP Kemenhub Ucapkan Kode-kode Khusus saat Aniaya Adik Tingkat Hingga Tewas

Polisi melibatkan ahli bahasa untuk mengungkap kode-kode khusus yang diucapkan taruna STIP Kemenhub saat menganiaya adik tingkat hingga tewas.

Baca Selengkapnya

Polisi Tetapkan 3 Taruna STIP Kemenhub sebagai Tersangka Baru Kekerasan Terhadap Adik Tingkat Hingga Tewas

1 hari lalu

Polisi Tetapkan 3 Taruna STIP Kemenhub sebagai Tersangka Baru Kekerasan Terhadap Adik Tingkat Hingga Tewas

Tiga taruna tingkat dua STIP Kemenhub tersebut dianggap terlibat dalam kekerasan terhadap adik tingkat Putu Satria Ananta hingga tewas.

Baca Selengkapnya

3 Tips Efektif Jaga Keharmonisan Rumah Tangga

1 hari lalu

3 Tips Efektif Jaga Keharmonisan Rumah Tangga

Komunikasi antar pasangan kerap menjadi tantangan. Simak 3 tips efektif jaga keharmonisan rumah tangga.

Baca Selengkapnya

Ciri Pasangan Suka Mengontrol, Bikin Anda Tak Berdaya dan Kehilangan Harga Diri

2 hari lalu

Ciri Pasangan Suka Mengontrol, Bikin Anda Tak Berdaya dan Kehilangan Harga Diri

Pasangan gemar mengontrol. Anda dibuat tak berdaya dan hanya bisa menuruti kemauannya karena takut berpisah, ditinggalkan atau diusir dari rumah.

Baca Selengkapnya

Kecam Kekerasan dan Diskriminasi Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, YLBHI Desak Aparat Usut Tuntas dan Penuhi Hak Korban

3 hari lalu

Kecam Kekerasan dan Diskriminasi Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang, YLBHI Desak Aparat Usut Tuntas dan Penuhi Hak Korban

YLBHI dan LBH Jakarta mengecam diskriminasi dan kekerasan oleh kelompok intoleran kepada sejumlah Mahasiswa Katolik Universitas Pamulang.

Baca Selengkapnya

Prihatin Kekerasan Terhadap Mahasiswa Universitas Pamulang yang Menggelar Doa Rosario, Dirjen HAM: Perlu Dialog

3 hari lalu

Prihatin Kekerasan Terhadap Mahasiswa Universitas Pamulang yang Menggelar Doa Rosario, Dirjen HAM: Perlu Dialog

Menurutnya, kasus kekerasan seperti yang dialami mahasiswa Universitas Pamulang tidak boleh terjadi di Indonesia yang menjunjung tinggi pancasila.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

3 hari lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

3 hari lalu

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

Selain di STIP Jakarta, berikut beberapa kasus kematian mahasiswa yang dianiaya seniornya di kampus.

Baca Selengkapnya

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

3 hari lalu

Mahasiswa STIP Jakarta Meninggal Dianiaya Senior, Mengapa Budaya Kekerasan di Kampus Terus Terulang?

Seorang mahasiswa STIP Jakarta meninggal setelah dianiaya oleh seniornya. Lalu, mengapa budaya kekerasan itu terus terulang?

Baca Selengkapnya