Lama Sebelum Pewarna Ditemukan Indistri, Bahan-bahan Ini Dipakai untuk Batik

Rabu, 19 Oktober 2022 12:03 WIB

Petani memotong batang pohon gambir yang dipilih untuk digunakan sebagai pewarna alami di kebun gambir, di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan, 12 Agustus 2022. Babat Toman merupakan daerah di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan, di mana tanaman gambir tumbuh subur dan diberdayakan masyarakatnya. Masyarakat di Babat toman sejak berabad-abad lalu telah membudidayakan tanaman yang tidak dapat dipisahkan dari budaya menginang dan menyirih ini. ANTARA FOTO/FENY SELLY

TEMPO.CO, Jakarta - Lama sebelum pewarna kain ditemukan, batik diwarnai dengan pewarna dari bahan-bahan alami. Pewarna alami ini membuat proses pembuatan batik menjadi lebih lama namun membuat warna kain menjadi sangat khas.

Dikutip dari laman Info Batik, sehelai batik terdiri dari bermacam-macam elemen, seperti corak, ketebalan kain, kehalusan kain, dan warna. Pewarna alami didapat dari berbagai macam tumbuhan atau makhluk hidup di alam.

Berikut beberapa bahan alami untuk pewarna batik:

  1. Kunyit

Kunyit atau kunir memang sudah sejak lama dipergunakan sebagai pewarna alami, baik makanan ataupun batik. Jenis rempah ini paling mudah ditemukan di dapur. Jika kunyit dicampurkan dengan buah jarak dan jeruk, akan menghasilkan warna hijau tua, dan apabila dicampurkan dengan nila atau indigo, akan menghasilkan warna hijau muda.

  1. Biji Buah Pinang

Biji buah pinang yang dipakai adalah yang sudah tua. Pohon pinang tumbuh di berbagai tempat di Indonesia. Pohonnya cukup tinggi dengan batang yang kecil dan kurus, tidak mempunyai cabang atau ranting. Mirip pohon kelapa tanpa gerigi di pohonnya.

Biji buah pinang yang sudah tua ditumbuk sampai halus, kemudian dicampur air supaya menjadi larutan pewarna. Warna batik yang dihasilkan adalah coklat kemerahan dan hitam pada kain batik.

  1. Kulit Akar Mengkudu
Advertising
Advertising

Mengkudu atau ada juga yang meyebut pace dalam bahasa Jawa, bisa dipergunakan sebagai pewarna alami yang menghasilkan warna merah merah tua atau merah kecoklatan.

  1. Kulit Pohon Mundu

Biasa disebut dengan buah apel jawa. Apabila dicampur dengan tawas akan menghasilkan warna hijau.

  1. Daun Nila/Indigo

Disebut juga dengan pohon tarum atau pohon indigo, daun nila dapat menghasilkan warna biru apabila dicampur dengan air kapur. Warna biru yang dihasilkan diambil dari daunnya yang menghasilkan zat yang jika tercampur dengan oksigen akan menghasilkan zat yang mengikat dengan sangat kuat pada kain batik dan juga tidak mudah pudar ketimbang jenis pewarna lainnya.

  1. Kulit Buah Manggis

Buah yang terkenal dengan rasanya yang manis asam, segar, kulitnya juga bisa digunakan sebagai obat tradisional. Kulit buah manggis mempunyai zat tannin terbaik, yaitu zat warna yang dimiliki tumbuhan. Kulit manggis bisa menghasilkan warna merah, ungu, dan biru.

Caranya adalah dengan mengaluskan kulit buah manggis dengan ditumbuk, lalu rendam dengan larutan etanol. Setelah itu dikeringkan sebelum siap digunakan sebagai bahan pewarna alami kain batik.

  1. Daun Jambu Biji

Daun jambu biji mempunyai senyawa yang sangat mudah diserap kain, dan bisa menghasilkan warna kuning sampai warna kecoklatan pada kain.

IDRIS BOUFAKAR

Baca juga:

Berita terkait

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

12 hari lalu

Bamsoet Dukung Fashion Show Kain Tradisional Indonesia di San Polo Italia

Ketua MPR RI, Bambang Soesatyo atau Bamsoet, mendukung rencana pagelaran fashion show oleh Dian Natalia Assamady bertajuk "Keindahan Karya Kain. Tenun dan Batik Ku Indonesia".

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

13 hari lalu

Sri Mulyani Pakai Kain Batik pada Hari Terakhir di Washington, Hadiri 3 Pertemuan Bilateral

Menteri Keuangan Sri Mulyani mengenakan kain batik pada hari terakhirnya di Washington DC, Amerika Serikat, 21 April kemarin.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

16 hari lalu

Jangan Lupakan 7 Destinasi Wisata Semarang, Kota Lama sampai Mangrove Edu Park

Kota Lama Semarang hingga Taman Lele, Semarang tak pernah kehabisan destinasi wisata.

Baca Selengkapnya

Manfaat Buah Manggis bagi Penderita Diabetes, Begini Penjelasan Ilmiahnya

26 hari lalu

Manfaat Buah Manggis bagi Penderita Diabetes, Begini Penjelasan Ilmiahnya

Buah manggis dengan rasa asam manis cocok dikonsumsi penderita diabetes. Mengapa demikian?

Baca Selengkapnya

Bukan Pengobatan tapi Jus Jambu Biji Bisa Bantu Pulihkan DBD

36 hari lalu

Bukan Pengobatan tapi Jus Jambu Biji Bisa Bantu Pulihkan DBD

Praktisi kesehatan menyebut minum jus jambu biji dapat membantu memulihkan DBD tapi bukan pengobatan utama.

Baca Selengkapnya

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

41 hari lalu

PNM Berikan Pelatihan Batik Ecoprint kepada Nasabah

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) mengadakan pelatihan untuk membantu pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) para nasabah.

Baca Selengkapnya

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

43 hari lalu

Kampung Karangkajen Yogyakarta Dipromosikan Sebagai Kampung Religius, Ini Daya Tariknya

Kampung Karangkajen Kecamatan Mergangsan Kota Yogyakarta dikenalkan sebagai Kampung Religius jelang Ramadhan atau awal Maret 2024 ini.

Baca Selengkapnya

Bahaya Pewarna Makanan bagi Kesehatan, Alergi sampai Kanker

48 hari lalu

Bahaya Pewarna Makanan bagi Kesehatan, Alergi sampai Kanker

Masyarakat disarankan untuk menghindari pewarna makanan untuk mencegah risiko kesehatan seperti reaksi alergi atau bahkan kanker.

Baca Selengkapnya

Mengenal Manggis Purwakarta yang Sukses Tembus Pasar China

51 hari lalu

Mengenal Manggis Purwakarta yang Sukses Tembus Pasar China

Manggis menjadi salah satu produk pertanian unggulan Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, setelah berhasil menembus pasar China.

Baca Selengkapnya

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

6 Maret 2024

Begini Saran Didiet Maulana Merawat Batik agar Awet dan Tetap Otentik

Desainer dan Direktur Kreatif IKAT Indonesia Didiet Maulana membeberkan cara menjaga kain batik agar tetap awet.

Baca Selengkapnya