Mengenal Dampak Buruk Kecanduan Menonton TV Digital Bagi Balita

Minggu, 6 November 2022 08:12 WIB

Wanita paruh baya atau emak-emak tampak di video sedang terbawa emosi saat menonton televisi.

TEMPO.CO, Jakarta - Siaran TV analog telah mengudara selama 60 tahun terakhir. Sehubungan dengan penerapan migrasi siaran televisi atau ASO, Pemerintah mulai mendistribusikan 1.055.360 unit set top box atau STB untuk fasilitas menonton TV digital ecara nasional.

Tidak lama, fasilitas tersebut akan segera dapat dinikmati oleh jutaan masyarakat dari berbagai kalangan. Mengenai televisi, apa dampak buruk menonton TV bagi balita ?

TV addiction

Baca : TV Nasional Down Trending di Twitter, Simak Tips Mengurangi Kecanduan Televisi

Menurut penelitian pada tahun 2019 dari Biro Statistik Tenaga Kerja Amerika Serikat, orang Amerika rata-rata menghabiskan lebih dari setengah waktu luang mereka untuk menonton TV.

Advertising
Advertising

Sebagian penyebabnya karena TV menjadi semakin berkembang dalam beberapa tahun terakhir. Kabel mewah tidak semahal dulu, dan Anda dapat menemukan apa saja yang Anda inginkan di situs streaming. Selain itu, Anda tidak hanya terbatas pada perangkat TV lagi. Laptop, ponsel, dan tablet juga bisa memberikan hiburan laiknya televisi.

Evolusi TV telah datang dengan beberapa konsekuensi yang tidak diinginkan. The Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders atau DSM tidak memasukkan kecanduan TV dalam edisi kelimanya. Namun, penelitian 2013 menunjukkan bahwa menonton TV yang berlebihan setara dengan DSM-5 atau gangguan penggunaan narkoba.

Terlebih, kecanduan TV bukanlah kondisi yang diakui secara resmi. Hal itu berarti tidak ada kumpulan gejala yang disepakati.

Bagaimanapun, sejumlah peneliti telah mengembangkan kuesioner untuk membantu mengidentifikasi ketergantungan TV. Salah satunya, diterbitkan pada tahun 2004, mereka menggunakan kriteria ketergantungan zat untuk membantu mengukur ketergantungan dan kecanduan TV dengan pernyataan-pertanyaan tertentu.

Dampak Buruk

Baca : Sederet Dampak Buruk Anak Terlalu Banyak Nonton TV

Menonton TV merupakan salah satu hiburan paling populer di dunia. Dengan melihat TV, anda memiliki kesempatan untuk belajar dan berkomunikasi dengan banyak orang. Namun, banyak dampak negatif yang dapat timbul jika menontonnya secara berlebihan.

Dilansir dari webmd.com, kecanduan TV terbukti menjadi masalah nyata. Beberapa masalah yang ditemukan karena kebanyakan menonton TV diantaranya gangguan tidur, kemungkinan kontribusi untuk Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD), dan gaya hidup kurang bergerak.

Terlebih lagi, anak-anak antara usia 8-16 tahun ditemukan memiliki indeks massa tubuh dan lemak tubuh yang lebih tinggi ketika menonton TV lebih dari 4 jam per hari, dibandingkan dengan teman sebayanya yang menonton kurang dari dua jam.

Bagi Balita

Baca : Awas Kecanduan Gawai Bisa Sebabkan Gangguan Mental pada Anak

Menurut dokter anak, menonton TV atau menggunakan aplikasi seluler adalah ide yang buruk bagi anak-anak sebelum usia 18 bulan. Bahkan, survei memberi tahu bahwa 92,2% anak berusia 1 tahun telah menggunakan perangkat seluler. Beberapa anak bahkan mulai menggunakan perangkat seluler tersebut semenjak usia 4 bulan.

America Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan orang tua dari bayi dan balita harus membatasi waktu yang dihabiskan anak-anak mereka di depan televisi, komputer, maupun pertunjukan orang dewasa jika tidak ingin kecanduan gadget.

Menurut laman theasianparent.com, hal ini tak lepas dari bahaya televisi seperti perilaku kekerasan di kalangan anak-anak yang berakar dari televisi. Beberapa percaya bahwa menonton kekerasan di televisi kemungkinan besar menyebabkan sejumlah besar anak-anak berperilaku kekerasan. Yang lain telah setuju bahwa ini mungkin benar tetapi hanya dengan anak-anak yang sudah rentan untuk menunjukkan kekerasan.

Selain itu, menonton televisi juga dapat mengurangi interaksi antara anak dengan orang tua. Hal ini terjadi ketika orang tua menjadikan TV sebagai pilihan pertama untuk menghibur anak mereka, dibandingkan dengan diri mereka sendiri.

Yang terakhir, jika anak menonton TV hingga larut malam, ini akan menyebabkan kantuk di siang hari. Alhasil, hal tersebut akan mempengaruhi konsentrasi di kelas dan prestasi sekolah yang menurun.

Mengikuti rekomendasi dari AAP mengenai batas screentime, maka yang terbaik bagi orang tua saat ini adalah membatasi durasi menonton dan memilah siaran TV digital untuk tontonan anak.

DANAR TRIVASYA FIKRI

Baca : Cegah Kecanduan Gawai dengan Permainan Tradisional

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Ketahui 6 Perbedaan Smart TV dan Android TV Sebelum Membeli

5 hari lalu

Ketahui 6 Perbedaan Smart TV dan Android TV Sebelum Membeli

Jika Anda bingung memilih antara Smart TV dan Android TV, ketahui perbedaan Smart TV dan Android TV sebelum memutuskan membeli.

Baca Selengkapnya

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

8 hari lalu

3P Ciri Orang Alami Gangguan Jiwa, Ini yang Perlu Dilakukan

Psikiater menyebut ciri-ciri orang dengan gangguan jiwa yang butuh pertolongan medis. Ciri-ciri gangguan jiwa itu diistilahkan dengan 3P.

Baca Selengkapnya

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

9 hari lalu

Kenali Gejala Imunodefisiensi yang Mengganggu Kesehatan Anak

Masyarakat diminta mewaspadai imunodefisiensi pada anak bila ditemui gejala berikut. Simak penjelasan pakar kesehatan anak.

Baca Selengkapnya

3 Fokus Penting Upaya Cegah Risiko Penyakit pada Anak

29 Februari 2024

3 Fokus Penting Upaya Cegah Risiko Penyakit pada Anak

Ada tiga hal yang perlu menjadi perhatian untuk mengurangi risiko penyakit pada anak Indonesia. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Tantangan Jadi Ibu Anak Generasi Alpha Menurut Nagita Slavina

19 Februari 2024

Tantangan Jadi Ibu Anak Generasi Alpha Menurut Nagita Slavina

Nagita Slavina, merasakan perbedaan yang signifikan dalam pola asuh dan pendekatan terhadap kedua anaknya yang termasuk generasi Alpha.

Baca Selengkapnya

Saran Pakar agar Anak Terhindar dari Leptospirosis di Musim Hujan

11 Februari 2024

Saran Pakar agar Anak Terhindar dari Leptospirosis di Musim Hujan

Pakar kesehatan anak mengatakan leptospirosis termasuk penyakit yang dapat menyerang anak saat musim hujan, jagalah kesehatan anak.

Baca Selengkapnya

Anak Terpapar Asap Rokok Berisiko Kena Mycoplasma Pneumoniae

7 Desember 2023

Anak Terpapar Asap Rokok Berisiko Kena Mycoplasma Pneumoniae

Dokter Spesialis Ilmu Kesehatan Anak Nastiti Kaswandani menyebut penyebaran Mycoplasma Pneumoniae berisiko kepada anak di usia sekolah.

Baca Selengkapnya

Pakar Kesehatan Rekomendasikan Cara Pertolongan Pertama Anak Demam

28 November 2023

Pakar Kesehatan Rekomendasikan Cara Pertolongan Pertama Anak Demam

Dr Mulya Rahma Karyanti, SpA(K), M.Sc memberikan rekomendasi pertolongan pertama saat anak demam yakni memberinya minum sesering mungkin.

Baca Selengkapnya

Hari Televisi Sedunia: Menilik Cara Kerja Set Top Box Tangkap Siaran TV Digital

21 November 2023

Hari Televisi Sedunia: Menilik Cara Kerja Set Top Box Tangkap Siaran TV Digital

Set Top Box adalah perangkat kecil yang berfungsi untuk mengonversi sinyal digital atau siaran TV digital menjadi tampilan visual pada layar televisi

Baca Selengkapnya

Psikiater Ingatkan Gangguan Jiwa Akibat Gawai

11 Oktober 2023

Psikiater Ingatkan Gangguan Jiwa Akibat Gawai

Psikiater mengatakan gawai dapat menyebabkan gangguan jiwa jika penggunaannya tidak diatur dan dibatasi. Simak penjelasannya.

Baca Selengkapnya