Peringatan buat Penonton Piala Dunia 2022, Awas Serangan Jantung!

Reporter

Bisnis.com

Jumat, 25 November 2022 20:36 WIB

Penonton membawa gelas berisi biar saat menyaksikan pembukaan Piala Dunia 2022 di Al Bidda Park, Doha, Qatar, 19 November 2022. Salah satu bar menjual satu pint bir Guinness (setara 430 ml) dijual dengan harga 60 riyal Qatar atau setara Rp260 ribu. Hal ini dianggap cukup terpaut jauh dibandingkan harga bir yang dijual di beberapa pusat keramaian di Eropa, di rentang harga 60-85 ribu per botol kecil. REUTERS/Marko Djurica

TEMPO.CO, Jakarta - Ada laporan penonton yang meninggal dunia akibat serangan jantung saat menyaksikan pertandingan Piala Dunia 2022. Menurut Channel News Asia, faktor yang membuat tekanan darah jadi melonjak salah satunya sorakan dan makian selama pertandingan Piala Dunia 2022.

Menurut sebuah penelitian, hal yang memicu terjadinya serangan jantung adalah pengerahan tenaga fisik yang intens atau gangguan emosi yang ekstrem. Artinya, ini bukanlah suatu kebetulan jika penelitian di Brasil yang dilakukan selama empat kali Piala Dunia menunjukkan serangan jantung mengalami peningkatan selama pertandingan final dan memuncak saat Brasil bermain melawan negara lain.

Penelitian di New England Journal Of Medicine (NEJM) melaporkan di Jerman, sebanyak 47 persen dari 4.279 pasien dirawat karena penyakit jantung saat tim Jerman bermain di Piala Dunia 2006. Mereka diketahui memiliki riwayat penyakit jantung koroner.

"Kejadian darurat jantung saat menonton Jerman berkompetisi di Piala Dunia 2,66 kali lipat dari periode kontrol pada 2003 dan 2005. NEJM menyimpulkan menonton pertandingan yang menegangkan lebih dari dua kali lipat berisiko kejadian kardiovaskular," kata peneliti Dr. Dinesh Nair.

Skenario serupa juga terjadi di wilayah Inggris, di mana serangan jantung meningkat selama Piala Dunia 1998, bahkan naik 25 persen ketika Inggris kalah dari Argentina dalam adu penalti. Untuk menjawab kekhawatiran publik, Journal of Cardiology di Kanada melakukan eksperimen terhadap orang-orang yang menyaksikan pertandingan hoki dan ditemukan secara tak sadar detak jantung akan meningkat hingga 110 persen dan pembuluh darah melebar sampai 75 persen. Kondisi ini sama seperti kegiatan berolahraga secara intens.

Advertising
Advertising

Selain itu, Nair, konsultan ahli jantung yang berpraktik di Rumah Sakit Mount Elizabeth dan Komite Medis Asosiasi Sepakbola Singapura, mengatakan serangan jantung ini dipicu terhentinya pasokan darah ke otot jantung secara mendadak akibat penyumbatan. Efeknya organ tersebut mengalami penyumbatan. Risiko ini pun kian meningkat ketika orang melibatkan taruhan atau uang, kerugiannya lebih besar.

“Hal ini bisa sangat berdampak selama pertandingan dengan taruhan lebih tinggi dan untuk penggemar yang lebih bersemangat,” kata Nair.

Berdasarkan keterangan, biasanya orang yang mengalami serangan jantung juga mengalami beberapa gejala yang dirasakan terlebih dulu, mulai dari nyeri dada, sesak napas, pucat, keringat dingin, bahkan kondisi tidak sadar secara tiba-tiba.

Gaya hidup keliru picu serangan jantung
Meskipun ahli kardiologi, Nair belum punya bukti yang menunjukkan terjadi lonjakan kasus serangan jantung selama periode Piala Dunia. Namun, penyakit jantung adalah salah satu penyakit kronis yang paling banyak tersebar di Singapura.

“Diperkirakan 16 orang meninggal akibat penyakit kardiovaskular setiap hari. Faktanya, statistik terbaru tahun 2016 menyatakan bpenyakit kardiovaskular menyumbang 29,5 persen dari semua kematian di Singapura,” paparnya.

Bahkan, di 2022 menunjukkan hanya satu dari 12 orang yang menderita serangan jantung meninggal karena perawatan medis di Singapura menjadi lebih efisien. Ahli jantung Dr. Patrick Lim dari Rumah Sakit Khoo Teck Puat pun mengatakan penyebab di balik angka-angka itu bukanlah hal baru. Pola makan kolesterol tinggi, stres, merokok, konsumsi alkohol, dan keturunan menjadi faktor penentu. Tetapi selama Piala Dunia, faktor pemicu penyakit ini dirasa saling terkait.

"Selain Piala Dunia yang diadakan di AS pada 1994, dan diselenggarakan bersama oleh Korea Selatan dan Jepang pada 2002, Piala Dunia yang tersisa sebagian besar memiliki pertandingan yang diputar larut malam di Singapura. Ini dikaitkan dengan perubahan siklus tidur, kurang tidur, dan stres yang berpotensi meningkatkan risiko," katanya.

Misalnya selama Piala Dunia 2014, setidaknya tiga penggemar sepak bola Cina meninggal setelah begadang untuk menonton pertandingan, dua di antaranya karena serangan jantung dan stroke, kata Nair.

"Risiko ini bahkan lebih tinggi pada pasien dengan kondisi jantung yang sudah ada sebelumnya, terutama jika mereka lupa meminum obat yang diresepkan," ujarnya.

Cara pencegahan
Ini tidak berarti siapa pun yang memiliki penyakit jantung tidak boleh menonton Piala Dunia. "Tidak mungkin orang yang didiagnosis mengalami serangan jantung akibat menonton Piala Dunia. Lebih tepatnya, ada beberapa gaya hidup yang memicu hal tersebut, " ucap Nair.

Untuk mengurangi risiko, ia mengatakan sebaiknya menghindari rokok, alkohol, kafein, dan tidak begadang sehingga bagi yang ingin menonton lebih banyak pertandingan Piala Dunia harus tetap menerapkan gaya hidup sehat dengan memperhatikan pola makan, berolahraga secara teratur, dan terus melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin apabila ada penyakit jantung bawaan.

Baca juga: Hublot Perusahaan Jam Tangan yang Tampil di Piala Dunia 2022, Terutama Saat Info Perpanjangan Waktu

Berita terkait

Ketahui Apa Itu Mitokondria dan Gangguan Metabolik

21 jam lalu

Ketahui Apa Itu Mitokondria dan Gangguan Metabolik

Contoh gangguan mitokondria termasuk penyakit mitokondria, gangguan neurodegeneratif, dan gangguan metabolik.

Baca Selengkapnya

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

3 hari lalu

Awas, Marah Sebentar Saja Tingkatkan Risiko Serangan Jantung

Peneliti menyebut amarah buruk buat fungsi pembuluh darah, mengganggu fungsi arteri, yang selanjutnya terkait risiko serangan jantung.

Baca Selengkapnya

Perebutan Peringkat 3 Piala Asia U-23 2024, Berikut Rekam Jejak Pertemuan Timnas Indonesia Vs Irak

3 hari lalu

Perebutan Peringkat 3 Piala Asia U-23 2024, Berikut Rekam Jejak Pertemuan Timnas Indonesia Vs Irak

Berikut track record pertandingan timnas Indonesia vs Irak. Malam ini akan berhadapan untuk meraih posisi 3 di Piala Asia U-23 2024.

Baca Selengkapnya

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

4 hari lalu

Bahaya Konsumsi Paracetamol Sembarangan, Perlu Perhatikan Dosis yang Tepat

Paracetamol tidak dapat dikonsumsi sembarangan karena memiliki efek dan bahaya bagi kesehatan. Perhatikan dosis yang disarankan.

Baca Selengkapnya

Shin Tae-yong Pernah Dilempar Telur di Negaranya Sendiri, Ini Sisi Lain Coach Shin

6 hari lalu

Shin Tae-yong Pernah Dilempar Telur di Negaranya Sendiri, Ini Sisi Lain Coach Shin

Pelatih timnas Indonesia Shin Tae-yong berhasil bawa Garuda Muda ke perempat final Piala Asia U-23 2024. Berikut sisi lain Coach Shin.

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

7 hari lalu

Sejarah Hari Ini, Kilas Balik Kematian Ibu Tien Soeharto 28 Tahun Lalu

Walaupun telah meninggal, mendiang Ibu Tien Soeharto tetap dikenang dalam perjalanan sejarah bangsa.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

10 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

11 hari lalu

Pola Tidur Baik Bantu Kurangi Risiko Penyakit Jantung dan Stroke

Pola tidur yang sehat dapat membantu meningkatkan kesehatan tubuh secara keseluruhan.

Baca Selengkapnya

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

14 hari lalu

Ginekolog Minta Pemilik Kolesterol Tinggi Waspadai Gejala Menopause

Pemilik kolesterol tinggi perlu mewaspadai gejala menopause yang kian berat, terutama risiko penyakit kardiovaskular karena ketiadaan hormon estrogen.

Baca Selengkapnya

Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

17 hari lalu

Benarkah Tidur di Lantai atau dengan Kipas Angin Sebabkan Paru-paru Basah?

Dokter meluruskan beberapa mitos seputar paru-paru basah, termasuk yang mengaitkan kebiasaan tidur di lantai dan kipas angin menghadap badan.

Baca Selengkapnya