Penyebab Diare dan Gejalanya

Reporter

Bisnis.com

Selasa, 6 Desember 2022 20:00 WIB

Ilustrasi diare. lifeworkswellnesscenter.com

TEMPO.CO, Jakarta - Salah satu gangguan pencernaan yang sering menyerang adalah diare. Kondisi ini tidak dapat dianggap remeh sebab bisa memicu kematian. Dilansir dari Healthline, diare kronis dapat saja terjadi dan mungkin merupakan gejala dari kondisi yang lebih parah, seperti sindrom iritasi usus besar atau penyakit radang usus.

Diare kronis dapat menjadi tanda penyakit usus atau gangguan usus fungsional. Diare memiliki gejala yang berbeda seperti berikut.

-Mual
-Sakit perut
-Kram
-Kembung
-Dehidrasi
-Ukuran tinja yang besar

Penyebab diare
Infeksi
Infeksi virus menjadi kemungkinan utama yang menyebabkan diare. Adapun jenis virus yang dapat menjadi penyebab di antaranya norovirus, rotavirus, dan hepatitis A. Meski begitu, kondisi ini umumnya dapat membaik dengan sendirinya dalam jangka waktu 2-3 hari saja. Selain virus, infeksi bakteri juga dapat menjadi penyebab diare. Jenis bakteri yang umumnya menyebabkan diare adalah E. coli, Salmonella, dan Shigella.

Gangguan hormon
Sebagaimana yang disebutkan oleh sebuah studi, peningkatan kadar hormon tiroid dalam tubuh (hipertiroidisme), bisa mengakibatkan pergerakan usus menjadi lebih aktif. Kondisi ini kemudian berdampak pada meningkatnya frekuensi buang air besar.

Advertising
Advertising

Irritable Bowel Syndrome (IBS)
IBS merupakan kondisi yang ditandai gejala seperti diare atau sembelit, kram perut, atau perut kembung. Umumnya kondisi ini terjadi dalam jangka waktu yang lama dan membuat penderitanya terganggu dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Meski begitu, penyebab IBS belum diketahui secara pasti. Tetapi beberapa faktor dikatakan dapat meningkatkan risiko orang mengalaminya, seperti stres, keturunan, dan kondisi usus yang sensitif.

Intoleransi laktosa
Tubuh terkadang tidak mampu memproduksi enzim laktase yang mengakibatkannya tidak dapat mencerna laktosa di usus halus dengan normal. Kondisi inilah yang disebut dengan intoleransi laktosa. Pada umumnya, kondisi ini ditandai dengan beberapa tanda atau gejala berupa perut kembung, sering buang angin, dan diare. Gejala ini biasanya muncul selama 30–60 menit setelah mengonsumsi susu atau produk olahannya.

Makanan tak sehat
Selain keempat hal tadi, makanan tidak sehat merupakan penyebab terbesar diare. Secara tidak sadar, makanan pedas, yang mengandung fruktosa, hingga kafein dapat menjadi kebiasaan buruk yang dapat memicu diare.

Baca juga: Dari Mual hingga Muntah, Inilah Gejala Keracunan Makanan

Berita terkait

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

10 jam lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Macam Camilan yang Dianjurkan untuk Mencegah Sembelit

15 hari lalu

Macam Camilan yang Dianjurkan untuk Mencegah Sembelit

Sebagian orang memiliki solusi unik untuk mencegah sembelit namun mengonsumsi makanan kaya serat bisa menjadi solusi yang baik.

Baca Selengkapnya

Pemicu Orang Kebelet BAB saat Sedang Belanja

15 hari lalu

Pemicu Orang Kebelet BAB saat Sedang Belanja

Jangan malu dan sungkan bila tiba-tiba kebelet BAB ketika sedang belanja. Pakar menjelaskan fenomena tersebut.

Baca Selengkapnya

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

20 hari lalu

Belum Ada Kasus Virus B di Indonesia, Kemenkes Tetap Minta Waspada

Kemenkes menyatakan hingga kini belum terdeteksi adanya risiko kasus Virus B di Indonesia namun masyarakat diingatkan untuk tetap waspada

Baca Selengkapnya

Macam Penyakit yang Rawan Menyerang Anak di Masa Mudik Lebaran

21 hari lalu

Macam Penyakit yang Rawan Menyerang Anak di Masa Mudik Lebaran

Dokter mengatakan anak berisiko diare selama mudik Lebaran akibat pola makan yang tidak teratur. Penyakit apa lagi yang juga mengintai?

Baca Selengkapnya

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

22 hari lalu

Waspada Flu Singapura Menjangkit Anak-anak, Ini 6 Cara Pencegahannya

Flu singapura rentan menjangkit anak-anak. Flu ini juga dengan mudah menular. Bagaimana cara mengantisipasinya?

Baca Selengkapnya

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

22 hari lalu

BRIN Kembangkan Teknologi Biosensor Portabel Pendeteksi Virus Hingga Pencemaran Lingkungan

Pusat Riset Elektronika BRIN mengembangkan beberapa produk biosensor untuk mendeteksi virus dan pencemaran lingkungan.

Baca Selengkapnya

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

25 hari lalu

Spesialis Paru Ungkap Beda Flu Singapura dan Flu Musiman

Dokter paru ungkap perbedaan antara Flu Singapura atau penyakit tangan, mulut, dan kuku dengan flu musiman meski gejala keduanya hampir mirip.

Baca Selengkapnya

Kaitan Kesehatan Usus Kecil dan Otak Menurut Psikiater

26 hari lalu

Kaitan Kesehatan Usus Kecil dan Otak Menurut Psikiater

Kesehatan usus kecil memiliki kaitan dengan kesehatan otak. Berikut penjelasannya menurut spesialis kesehatan jiwa.

Baca Selengkapnya

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

27 hari lalu

Penularan Flu Singapura di Indonesia Meluas, IDAI: Data Pastinya Tak Bisa Dijelaskan

Diyakini kalau seluruh kasus Flu Singapura di Indonesia menginfeksi anak-anak. Belum ada kasus orang dewasa.

Baca Selengkapnya