TEMPO.CO, Jakarta - Tidur malam selama 7-8 jam dipercaya baik untuk kesehatan tubuh. Faktanya, waktu tidur cukup juga tidak akan berdampak signifikan jika tidak diimbangi dengan pengaturan waktu yang benar. Contoh, cukup waktu tidur selama 7-8 jam tapi jam tidur dimulai pada pukul 02.00 dini hari.

Orang memang tidur 8 jam seperti yang dibutuhkan. Namun, sebenarnya itu menjadi kurang sehat karena tidur larut. Neha Ranglani, ahli gizi dari India, menjelaskan mengapa tidur cukup pada waktu yang salah tetap saja tidak baik untuk kesehatan.

“Kebanyakan orang tidur larut malam dan bangun siang, mengira mereka sudah tidur 7-8 jam supaya sehat. Tapi, sebenarnya bukan begitu cara kerja tubuh,” ujarnya.

Dia memaparkan tubuh butuh tidur pada waktu yang tepat karena ketika tidur lebih awal dan bangun lebih awal, Anda melakukan detoksifikasi dan perbaikan yang dibutuhkan tubuh. Karena itu, penting untuk tidur dan bangun sesuai dengan matahari terbenam dan terbit karena jam biologis tubuh, yang mengatur kerja detoksifikasi dan perbaikan, disinkronkan dengan pola siang hari di tempat tinggal.

Puncak detoksikasi
Menurut ilmu kedokteran tradisional Cina, hati berada pada tahap detoksifikasi puncaknya antara pukul 01.00-03.00. Jadi, Anda harus tidur tengah malam agar hati dapat menjalankan fungsi pembersihannya. Demikian pula paru-paru, paling aktif melakukan detoksifikasi antara pukul 03.00-05.00. Paru-paru yang sehat sangat penting untuk melindungi tubuh dari racun seperti alergen, polutan, dan asap. Jadi, Anda harus tidur nyenyak pada pukul 03.00.

"Ketika tidur larut malam, banyak organ kehilangan kesempatan untuk detoksifikasi dan perbaikan karena setiap organ memiliki waktu sendiri untuk melakukan pembersihan di malam hari, ketika kita sedang tidur," lanjut ahli nutrisi tersebut. Jadi, ketika tidur pukul 03.00, Anda kehilangan banyak pemulihan yang bisa dilakukan tubuh.

Baca juga: 6 Kiat Mengurangi Kebiasaan Begadang