Epidemiolog Sebut Kaitan Hari Gizi Nasional dan Peran Posyandu

Reporter

Antara

Senin, 23 Januari 2023 20:59 WIB

Balita menerima makanan bergizi dari relawan Omaba di Bandung, Jawa Barat, Selasa 28 September 2021. Sumber dana operasional Omaba didapat dari pemerintah, sebesar Rp10 ribu untuk setiap balita. Meski pemerintah tak lagi memberikan kucuran dana selama dua tahun akibat pandemi, namun mereka berhasil mengumpulkan dana operasional secara swadaya. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog lapangan dari Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto, Yudhi Wibowo, mengatakan Hari Gizi Nasional setiap 25 Januari jadi momen yang tepat memperkuat edukasi mengenai pentingnya pola hidup sehat.

"Hari Gizi Nasional momentum yang tepat untuk memperkuat sosialisasi dan edukasi mengenai pentingnya pola hidup sehat melalui asupan bergizi seimbang," katanya.

Pengajar di Fakultas Kedokteran Unsoed tersebut menambahkan saat ini terdapat tiga hal yang perlu menjadi perhatian seluruh pihak, mulai dari pemangku kepentingan hingga masyarakat. Tiga hal tersebut antara lain penyakit tidak menular, penyakit menular, dan masalah gizi, baik gizi lebih maupun kurang, termasuk juga stunting. Karena itu, Hari Gizi Nasional menjadi momentum yang tepat untuk memperbesar komitmen seluruh pihak dalam meningkatkan peran aktif dalam upaya penanganan masalah gizi melalui sosialisasi dan edukasi.

"Dengan demikian diharapkan akan dapat meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat mengenai pentingnya peran pelibatan dan peran aktif seluruh pihak dalam upaya penanganan masalah gizi," jelasnya.

Tingkatkan deteksi dini
Dia menambahkan Hari Gizi Nasional juga momen yang tepat meningkatkan deteksi dini atau pemeriksaan kesehatan secara berkala khususnya yang terkait dengan tumbuh kembang anak. "Tentunya deteksi dini ini dapat dioptimalkan melalui peran serta posyandu yang ada di masing-masing desa," ujarnya.

Advertising
Advertising

Dia juga mengatakan keberadaan posyandu perlu terus dioptimalkan karena berperan penting dalam upaya penurunan prevalensi kekerdilan. Salah satunya untuk melakukan deteksi dini terkait kondisi kesehatan dan tumbuh kembang anak melalui buku kesehatan ibu dan anak atau KIA.

Yudhi menambahkan kondisi pandemi COVID-19 yang semakin terkendali menjadi momen tepat mengoptimalkan peran posyandu. Misalnya, jika anak ketika diperiksa di posyandu diketahui mengalami penurunan atau kekurangan berat badan atau ada masalah dalam pertumbuhannya maka bisa langsung ditindaklanjuti dengan konsultasi ke dokter anak.

Baca juga: Dokter Reisa Sebut Stunting Bisa Dicegah dengan Perhatikan Hal Berikut

Berita terkait

Posyandu Garda Terdepan Tangani Kesehatan Ibu dan Anak

7 hari lalu

Posyandu Garda Terdepan Tangani Kesehatan Ibu dan Anak

Kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan utama dan kegiatan pengembangan atau pilihan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

7 hari lalu

Asal Usul 29 April Ditetapkan sebagai Hari Posyandu Nasional

Presiden Soeharto menetapkan 29 April 1985 sebagai Hari Posyandu Nasional.

Baca Selengkapnya

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

8 hari lalu

Dampak Perceraian dan Fenomena Tanpa Peran Ayah Menurut Psikolog

Psikolog menyebut perceraian sebagai salah satu penyebab fenomena fatherless atau situasi anak kekurangan kehadiran dan peran ayah.

Baca Selengkapnya

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

8 hari lalu

Cegah Stunting dengan Jaga Nutrisi dan Rutin Periksa Kandungan

Ibu hamil untuk menjaga nutrisi dan rutin memeriksakan kandungan untuk cegah stunting. Berikut saran yang perlu dilakukan.

Baca Selengkapnya

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

10 hari lalu

Pemerintah Percepat Penyaluran Bansos Stunting

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi menyatakan pemerintah akan mempercepat penyaluran Bansos atau bantuan pangan untuk penurunan stunting.

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

12 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

13 hari lalu

Cegah Krisis Pangan ala Gang 8 Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur

Inisiatif lokal untuk mitigasi krisis pangan lahir di jalan gang di Kelurahan Malaka Jaya, Duren Sawit, Jakarta Timur. Berbekal dana operasional RT.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Fisik Selama 3 Jam Sehari Bantu Tumbuh Kembang Anak

34 hari lalu

Aktivitas Fisik Selama 3 Jam Sehari Bantu Tumbuh Kembang Anak

Dokter menyampaikan anak yang melakukan aktivitas fisik kurang lebih selama tiga jam sehari dapat berdampak positif pada stimulasi tumbuh kembang anak

Baca Selengkapnya

Anak Terdeteksi Stunting, Segera Tangani agar Tak Ganggu Kecerdasan

36 hari lalu

Anak Terdeteksi Stunting, Segera Tangani agar Tak Ganggu Kecerdasan

Anak stunting adalah penanda makanan ke otak tidak cukup sehingga berdampak pada kecerdasan. Berikut saran dokter anak.

Baca Selengkapnya

Sempat Jadi Zona Merah Stunting, Pemda Garut Rekrut Enam Ribu Pendamping Keluarga

42 hari lalu

Sempat Jadi Zona Merah Stunting, Pemda Garut Rekrut Enam Ribu Pendamping Keluarga

Pemerintah Garut merekrut ribuan tenaga pendamping keluarga untuk mendukung penurunan angka stunting.

Baca Selengkapnya