Mudah Muntah Setelah Makan, Apa Itu Sindrom Ruminasi?

Senin, 30 Januari 2023 17:14 WIB

Ilustrasi wanita muntah atau mual. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Sindrom ruminasi kondisi memuntahkan makanan untuk ditelan lagi atau dibuang. Mengutip Healthline, sindrom itu termasuk langka. Ketika makanan yang baru saja dicerna naik ke kerongkongan, tapi bukan dipaksakan untuk muntah.

Sindrom ini bisa saja terjadi setelah makan. Orang dewasa yang mengalami sindrom ruminasi cenderung membuat makanan terdorong ke tenggorokan. Sedangkan anak-anak berkemungkinan mengunyah dan menelan kembali.

Peneliti tak sepenuhnya bisa berkesimpulan pasti penyebab sindrom ruminasi. Walaupun proses muntah tidak disengaja, tapi tindakan memuntahkan berkemungkinan masih bisa dipelajari. Misalnya, seseorang dengan sindrom ruminasi tanpa sadar tidak bisa mengendurkan otot perutnya. Kontraksi otot diafragma mendorong lagi makanan yang sudah dicerna.

Baca: 3 Tips Mencegah Anak Muntah setelah Diberikan Obat

Faktor yang mempengaruhi sindrom ruminasi

Advertising
Advertising

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi perkembangan sindrom ruminasi. Mengutip WebMD, faktor tersebut antara lain dipengaruhi penyakit fisik atau stres berat yang memicu perilaku itu.

Jika dialami anak-anak, kemungkinan dipengaruhi faktor pengabaian atau hubungan yang tidak tepat dengan orang tua atau ibu atau pengasuh. Kondisi itu tanpa disadari mungkin saja cara anak untuk mendapat perhatian.

Tidak ada tes khusus untuk sindrom ruminasi ini. Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan meminta untuk menjelaskan gejala dan riwayat kesehatan. Orang dengan sindrom ruminasi biasanya memiliki gejala lain seperti muntah atau sensasi rasa asam di mulut dan tenggorokan.

Pemulihan diri

Perawatan untuk sindrom ruminasi sama saja antara anak-anak maupun orang dewasa. Perawatan berfokus untuk mengubah perilaku yang dipelajari untuk mencegah kebiasaan muntah setelah makan.

Perawatan sederhana yang dianggap efektif untuk sindrom ruminasi terhadap anak-anak dan orang dewasa pelatihan pernapasan diafragma. Berlatih cara bernapas dalam-dalam dan mengendurkan diafragma. Menerapkan teknik pernapasan diafragma setelah makan.

Cara itu dibarengi kebiasaan memperbaiki posisi tubuh setelah makan supaya tidak muntah. Mengurangi stres atau tekanan yang mengganggu saat sedang makan. Misalnya, menenangkan diri dan memastikan tidak terganggu apa pun saat makanan, contohnya yang membuat posisi berubah. Psikoterapi bisa saja dibutuhkan.

Gejala sindrom ruminasi keinginan muntah berulang. Makanan yang dicerna terdorong lagi ke tenggorokan biasanya 30 menit setelah makan. Gejala lain yang menyertai kebiasaan itu biasanya bau mulut, penurunan berat badan, sakit perut, gangguan pencernaan, kerusakan gigi, dan bibir kering.

Baca: Dari Mual hingga Muntah, Inilah Gejala Keracunan Makanan

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram http://tempo.co/. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Berita terkait

Bukan Penyakit, Ini yang Perlu Dipahami soal Mual

3 hari lalu

Bukan Penyakit, Ini yang Perlu Dipahami soal Mual

Mual merupakan gejala dibanding kondisi kesehatan. Apa saja penyebabnya dan yang perlu dilakukan untuk mengatasinya?

Baca Selengkapnya

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

27 hari lalu

Ragam Penyebab Mual dan Kapan Perlu Mendapat Perhatian Serius

Semua orang bisa mengalami mual dengan berbagai penyebab. Kapan perlu mendapat perhatian khusus dan periksa ke dokter?

Baca Selengkapnya

Pakar Etiket Ingatkan Postur Tubuh yang Benar saat Makan di Restoran

27 hari lalu

Pakar Etiket Ingatkan Postur Tubuh yang Benar saat Makan di Restoran

Pakar etiket mengingatkan untuk tidak membungkuk saat makan di restoran

Baca Selengkapnya

Inilah Alasan Disarankan Tidak Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat

35 hari lalu

Inilah Alasan Disarankan Tidak Minum Kopi Sebelum Naik Pesawat

Minum kopi sebelum penerbangan tak hanya meningkatkan risiko kembung, tapi juga menyebabkan dehidrasi yang berujung pada rasa mual dan sakit kepala.

Baca Selengkapnya

Makan Almond Mentah Sebelum Makan Dapat Membantu Kurangi Lonjakan Glukosa, Ini Penjelasannya

39 hari lalu

Makan Almond Mentah Sebelum Makan Dapat Membantu Kurangi Lonjakan Glukosa, Ini Penjelasannya

Almond memiliki kandungan seng dan magnesium tinggi yang dapat merangsang reseptor tirosin kinase di jaringan adiposa sehingga meningkatkan sensitivitas insulin.

Baca Selengkapnya

Nabi Larang Makan Sambil Berdiri, Ini 5 Bahayanya untuk Kesehatan

47 hari lalu

Nabi Larang Makan Sambil Berdiri, Ini 5 Bahayanya untuk Kesehatan

Makan sambil berdiri dilarang Nabi, bisa beradampak buruk pada kesehatan

Baca Selengkapnya

Bengkaknya Kelenjar Parotis Berhubungan dengan Tenggorokan, Ini Gejala dan Pengobatan Parotitis

53 hari lalu

Bengkaknya Kelenjar Parotis Berhubungan dengan Tenggorokan, Ini Gejala dan Pengobatan Parotitis

Setidaknya ada 11 gejala parotitis yang paling umum berhubungan dengan tenggorokan dan leher.

Baca Selengkapnya

Tidur Setelah Sahur perlu Jeda Berapa Jam?

54 hari lalu

Tidur Setelah Sahur perlu Jeda Berapa Jam?

Langsung tidur setelah sahur bukan kebiasaan yang baik dan bisa berbahaya bagi kesehatan tubuh

Baca Selengkapnya

Pramugari Bagi Saran Tetap Enegerik Selama Penerbangan Jarak Jauh

55 hari lalu

Pramugari Bagi Saran Tetap Enegerik Selama Penerbangan Jarak Jauh

Menurut seorang pramugari saat penerbangan jarak jauh sebaiknya tidak langsung makan saat di pesawat

Baca Selengkapnya

Mengenal Tetrodotoxin, Racun Berbahaya pada Ikan Buntal

56 hari lalu

Mengenal Tetrodotoxin, Racun Berbahaya pada Ikan Buntal

Tidak hanya pada ikan buntal, tetrodotoxin juga ada pada katak, guritam, dan amfibi.

Baca Selengkapnya