Sukses Lindungi dan Rawat Budaya Membuat Bhutan Masuk Negara Paling Bahagia Sedunia

Reporter

Balqis Primasari

Editor

Dwi Arjanto

Rabu, 1 Februari 2023 15:25 WIB

Raja dan Ratu Bhutan, Raja Jigme dan Ratu Jetsun memperlihatkan penampilan putra mereka kepada publik. Facebook.com/His Majesty King Jigme Khesar Namgyel Wangchuck

TEMPO.CO, Jakarta - Resmi bergabung dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada tahun 1976, Bhutan dalam laman optimalhappiness, tetap menjadi salah satu anggota yang paling aktif dalam isu-isu yang berkaitan dengan pembangunan berkelanjutan, hak asasi manusia, pengungsi, dan kesetaraan gender.

Baca : Mengenal Bhutan Negara di Asia Seelatan yang Jarang Diketahui

Bhutan berada di peringkat 95 dari 156 negara paling bahagia di dunia, menurut Word Happiness Record 2021. Laporan ini mempertimbangkan faktor sosial ekonomi, seperti penghasilan, harapan hidup sehat, kemurahan hati, kebebasan dan kepercayaan, tidak adanya korupsi dalam bisnis dan pemerintahan.

Kesejahteraan Bhutan

Bhutan mengembangkan skor Gross National Happiness (GNH), yang menunjukkan tingkat kebahagiaan suatu negara. Skor ini dihitung berdasarkan data dari survei Gallup World Poll menggunakan kuesioner pada lebih dari 15.000 penduduk di seluruh negara tertentu.

Hasilnya menunjukkan, skor GNH rata-rata Bhutan adalah 7,59. Skor GNH rata-rata negara tertinggi berikutnya adalah 7,62 sedangkan yang terendah adalah 5,36. Berdasarkan informasi ini, masuk akal untuk menyatakan Bhutan memiliki tingkat kebahagiaan yang relatif tinggi.

Pada tahun 2017, Human Development Index (HDI) dirilis oleh Program PBB untuk mengukur kesejahteraan di seluruh dunia. HDI mengukur angka harapan hidup saat lahir, tingkat pendidikan anak di bawah usia 15 tahun, pendapatan per kapita, dan ketersediaan air minum bersih dan fasilitas sanitasi. Indeks Pembangunan Manusia Bhutan lebih tinggi 117 poin dibandingkan negara Asia lainnya, sehingga masuk akal menyatakan Bhutan memiliki tingkat kesejahteraan yang relatif tinggi.

Tetap Merawat Budaya

Saat Bhutan dibuka kembali untuk wisatawan internasional September tahun lalu yang bersamaan dengan pengumuman kenaikan Sustainable Development Fee (SDF) dari US$65 menjadi US$200 per malam, membuat para turis menganggap langkah ini kontroversial. Melalui wawancara bersama perdana menteri Bhutan, Dr Lotay Tshering dalam laman channelnewsasia pekan ini mengungkapkan terdapat beberapa kesalahpahaman yang perlu dibantah.

Advertising
Advertising

Biaya perjalanan seperti menginap di hotel dan makanan tidak termasuk dalam SDF, tetapi Dr Tshering menjelaskan, biaya itu menjadi asupan penting yang akan digunakan untuk mendukung pembangunan ekonomi, sosial, lingkungan, dan budaya Bhutan. Hal ini akan membantu negara terus melakukan modernisasi sambil tetap melindung elemen penting dari budaya, identitas, dan lanskapnya, katanya.

BALQIS PRIMASARI
Baca juga : Pertama Kali Solo Traveling? Cobalah Destinasi di Asia Ini

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung.

Berita terkait

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

11 jam lalu

Psikiater: Jangan Ukur Kebahagiaan Berdasar Standar Orang Lain

Faktor penghambat kebahagiaan kerap berasal dari tekanan dalam diri untuk mencapai sesuatu dari standar mengukur kebahagiaan orang lain.

Baca Selengkapnya

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

23 jam lalu

Tips Psikiater untuk Mengusir Rasa Tak Bahagia

Rutin menulis jurnal bersyukur atau gratitude journal, semacam buku harian, bisa menjadi salah satu cara mengusir perasaan tidak bahagia.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

2 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

4 hari lalu

Indonesia Bahas Pengurangan Emisi Karbon di Hannover Messe 2024

Pemerintah RI membahas langkah strategis mengurangi emisi karbon sektor industri di ajang pameran global Hannover Messe 2024 Jerman.

Baca Selengkapnya

Bhutan Hapus Syarat Asuransi Perjalanan yang Diwajibkan saat Pandemi

4 hari lalu

Bhutan Hapus Syarat Asuransi Perjalanan yang Diwajibkan saat Pandemi

Penghapusan syarat asuransi ini diharapkan dapat meningkatkan jumlah pengunjung untuk menjelajahi budaya, bentang alam, dan warisan unik Bhutan.

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

6 hari lalu

Pertamina International Shipping Klaim Berhasil Turunkan Emisi Karbon

PT Pertamina International Shipping (PIS) mengklaim dekarbonisasi yang dilakukan perusahaannya dapat menurunkan emisi karbon.

Baca Selengkapnya

10 Negara Terpencil di Dunia, Ada yang Luasnya Hanya 21 Kilometer Persegi

7 hari lalu

10 Negara Terpencil di Dunia, Ada yang Luasnya Hanya 21 Kilometer Persegi

Berikut deretan negara terpencil di dunia, ada yang terpisah sejauh 4.654 kilometer, setara dengan jarak dari London ke Nova Scotia, Kanada.

Baca Selengkapnya

Luncurkan Program Druk Neykor, Bhutan Mudahkan Wisatawan yang Ingin Kunjungi Situs Suci

31 hari lalu

Luncurkan Program Druk Neykor, Bhutan Mudahkan Wisatawan yang Ingin Kunjungi Situs Suci

Program ini diluncurkan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan yang ingin mengetahui lebih banyak tentang budaya dan tradisi unik Bhutan.

Baca Selengkapnya

Inilah 7 Kunci Finlandia Langganan Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia

33 hari lalu

Inilah 7 Kunci Finlandia Langganan Jadi Negara Paling Bahagia di Dunia

Finlandia langganan jadi negara paling bahagia di dunia. Lantas, apa kuncinya?

Baca Selengkapnya

Pertamina Dukung Gerakan Penanaman 100.000 Bibit Pohon untuk Lestarikan Lingkungan

23 Februari 2024

Pertamina Dukung Gerakan Penanaman 100.000 Bibit Pohon untuk Lestarikan Lingkungan

PT Pertamina (Persero) proaktif mewujudkan keberlanjutan lingkungan untuk mencapai target penurunan emisi atau net zero emission 2060. lewat gerakan penanaman 100.000 bibit pohon

Baca Selengkapnya