Cukupi Asupan Protein Hewani Anak untuk Gantikan Camilan

Reporter

Antara

Selasa, 7 Maret 2023 22:26 WIB

Ilustrasi anak makan junk food. impactlab.net

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Piprim Basarah Yanuarso, menyarankan mencukupi asupan protein hewani dan serat dari sumber alami untuk anak agar anak tidak menyantap camilan rendah nutrisi atau makanan cepat saji. Menurutnya, protein hewani seperti telur dan ikan yang kemudian diolah menjadi makanan tradisional macam pindang telur, rendang, dan lainnya, serta sumber serat seperti sayuran hijau serta buah-buahan termasuk memiliki indeks glikemik rendah yang berarti membuat kenyang lebih lama.

"Makanan tradisional dari real food ini akan mengenyangkan, kenyangnya lama dan kalau sudah kenyang lama dia tidak akan snacking," ujar Piprim.

Ia mengingatkan orang tua mengenalkan protein hewani pada anak sejak masa pemberian makanan pendamping ASI (MPASI) karena selain membantu mencegah anak obesitas juga mengatasi stunting atau kondisi perkembangan otak dan tumbuh kembang anak yang terhambat akibat kekurangan gizi kronis pada 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).

Jenis makanan sendiri sangat berpengaruh pada perilaku makan berlebih dan obesitas. Studi sejak 24 tahun lalu dengan melibatkan anak-anak memperlihatkan peserta yang diberi makanan indeks glikemik tinggi, gula darahnya meningkat dan turun secara cepat. Begitu juga insulinnya.

"Indeks lapar anak-anak yang mendapat makanan indeks glikemik tinggi itu lebih cepat lapar maka energy cumulative intake-nya jadi tinggi. Sedangkan anak yang diberi makanan dengan indeks glikemik rendah, hunger rating-nya rendah atau tidak gampang lapar," jelas Piprim.

Advertising
Advertising

Perhatikan indeks glikemik
Menurut Kementerian Kesehatan, indeks glikemik (IG) merupakan indikator cepat atau lambatnya unsur karbohidrat dalam bahan pangan meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh. Studi yang dipublikasikan melalui JAMA Network tahun 2007 menunjukkan makanan dengan indeks glikemik tinggi meningkatkan kadar glukosa darah secara signifikan sehingga meningkatkan kebutuhan insulin. Kondisi ini dapat menyebabkan masalah pada pankreas yang pada akhirnya dapat menyebabkan diabetes.

"Indeks glikemik kalau semakin tinggi itu makanan begitu dimakan langsung jadi gula seperti instant oatmeal, susu. Junk food, ultra-processed food yang tinggi gula selain membahayakan kesehatan bikin anak kecanduan," paparnya.

Makanan indeks glikemik tinggi juga dikatakan dapat meningkatkan penyimpanan lemak dan meningkatkan risiko obesitas. Pada kondisi obesitas terjadi penumpukan lemak akibat kelebihan kalori dalam bentuk lemak. Lemak kemudian menumpuk pada daerah tubuh yang seharusnya tidak ada lemak, seperti selaput luar jantung, dalam otot jantung, dan hati, yang dapat berujung masalah kesehatan seperti penyakit jantung dan hati.

Pilihan Editor: Jadi Camilan Terenak di Dunia, Ahli Gizi Beri Saran Santap Pisang Goreng

Berita terkait

Tinggi Gula dan Asam, Siapa Saja yang Harus Menghindari Nanas?

5 hari lalu

Tinggi Gula dan Asam, Siapa Saja yang Harus Menghindari Nanas?

Buah nanas memang kaya vitamin dan mineral. Tapi tak semua orang bisa leluasa memakan buah ini. Berikut yang sebaiknya menghindari.

Baca Selengkapnya

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

7 hari lalu

Kenali Dampak Stres pada Diabetes dan Cara Mengelolanya

Stres fisik, seperti saat sakit atau cedera, gula darah juga bisa meningkat, yang dapat mempengaruhi penderita diabetes tipe 1 maupun tipe 2.

Baca Selengkapnya

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

7 hari lalu

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.

Baca Selengkapnya

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

8 hari lalu

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya

Samsung Galaxy Watch 7 Dikabarkan Memiliki Sensor yang Bisa Memantau Gula Darah

8 hari lalu

Samsung Galaxy Watch 7 Dikabarkan Memiliki Sensor yang Bisa Memantau Gula Darah

Sebuah laporan terbaru dari Korea Selatan mengungkapkan fitur sensor kesehatan penting yang dapat dimiliki Samsung Galaxy Watch 7.

Baca Selengkapnya

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

10 hari lalu

12 Tips Bantu Cegah Kolesterol dan Gula Darah Tinggi

Berikut 12 tips yang bantu mencegah kolesterol dan gula darah naik, termasuk pola makan dan kelola stres.

Baca Selengkapnya

Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

11 hari lalu

Saling Mempengaruhi, Ini Hubungan Diabetes dengan Gangguan Tidur

Penderita diabetes tipe 2 mengalami masalah gangguan tidur karena ketidakstabilan kadar gula darah dan gejala terkait diabetes.

Baca Selengkapnya

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

14 hari lalu

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.

Baca Selengkapnya

10 Gejala Diabetes yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Haus

14 hari lalu

10 Gejala Diabetes yang Perlu Diwaspadai, Salah Satunya Sering Haus

Diabetes adalah salah satu penyakit mematikan. Ketahui beberapa gejala diabetes yang perlu diwaspadai. Mulai dari sering harus hingga kesemutan.

Baca Selengkapnya

Panduan Makan Sehat setelah Lebaran agar Gula Darah Stabil

15 hari lalu

Panduan Makan Sehat setelah Lebaran agar Gula Darah Stabil

Berikut panduan porsi makan yang sehat untuk menjaga gula darah tetap stabil seusai Lebaran dari dokter penyakit dalam.

Baca Selengkapnya