Kista Ovarium Tak Hanya Ada pada Wanita Obesitas, Simak Penjelasannya

Reporter

Antara

Senin, 17 Juli 2023 21:28 WIB

Ilustrasi-Ketika kanker ovarium masih dalam tahap awal, yaitu ketika kanker masih terbatas pada ovarium, ada kemungkinan besar untuk berhasil diobati, kata seorang spesialis onkologi. (ANTARA/Shutterstock/mi_viri)

TEMPO.CO, Jakarta - Spesialis kandungan dan kebidanan Gita Pratama mengatakan sindrom ovarium polikistik (SOPK) atau kista ovarium bisa dialami wanita dengan berat badan normal. Tetapi, perjalanan penyakitnya berbeda dengan wanita obesitas.

Pendapat itu ia sampaikan dalam disertasi berjudul “Hubungan Kadar Kisspeptin, Neurokinin B dan Dinorfin terhadap Rasio LH/FSH serta Polimorfisme dan Metilasi DNA Gen KISS1 pada Pasien Sindrom Ovarium Polikistik Nir-obese” yang disampaikan melalui sidang Promosi Doktor Program Doktor Ilmu Kedokteran FKUI, Senin, 17 Juli 2023.

Untuk sampai pada temuan ini, Gita mempelajari 120 orang perempuan berusia 18-35 tahun yang terdiagnosis SPOK di Klinik Yasmin RS dr. Cipto Mangunkusumo Kencana dengan indeks massa tubuh kurang dari 25. Para peserta studi menjalani serangkaian tes seperti pemeriksaan fisik, USG, dan pemeriksaan darah untuk melihat berbagai parameter hormonal dan metabolik.

Mereka juga menjalani pemeriksaan khusus untuk melihat polimorfisme dan mekanisme epigenetik (metilasi DNA) gen KISS1 di klaster Human Reproduction, Infertility and Family Planning (HRIFP) Indonesian Medical Education and Research Institute (IMERI) Universitas Indonesia.

SOPK merupakan kelainan endokrin yang mempengaruhi 5-20 persen perempuan usia reproduksi. SOPK ditandai adanya gangguan haid, peningkatan hormon androgen, serta infertilitas. Jika tidak ditangani secara tepat, dalam jangka panjang SOPK akan meningkatkan risiko diabetes tipe-2, sindrom metabolik, serta peningkatan angka kejadian kanker endometrium (dinding rahim). Salah satu penemuan penelitian terdahulu memperlihatkan obesitas sebagai salah satu faktor risiko.

Advertising
Advertising

“Meskipun obesitas salah satu faktor risiko yang kerap terjadi, lewat penelitian ini ditunjukkan 20-50 persen perempuan dengan SOPK mempunyai berat badan yang sebenarnya normal," papar Gita.

Merujuk pada penelitian, Gita memperkirakan proses perjalanan penyakit perempuan obesitas dan berat badan normal berbeda. Hormon yang mempengaruhi sistem reproduksi perempuan, yaitu luteinizing hormone (LH) yang berasal dari kelenjar hipofisis di otak, secara signifikan lebih tinggi pada wanita dengan berat badan normal yang mengalami SOPK dibandingkan wanita obesitas. LH memicu ovulasi atau pelepasan sel telur dan ovarium. Peningkatan LH yang maksimal memicu ovulasi.

"Hal tersebut menunjukkan gangguan hormonal pada otak (neuroendokrin) mungkin merupakan mekanisme terpenting pada pasien SOPK dengan berat badan normal,” tuturnya.

Masalah pada pasien obesitas
Pada penelitian ini, dia juga menemukan dua mekanisme yang mungkin menyebabkan peningkatan rasio LH/FSH pada pasien SOPK yang berat badannya normal. Dua mekanisme ini berupa penurunan dinorfin yang diperkirakan akan mempengaruhi peningkatan GnRH secara langsung di otak dan peningkatan kadar hormon anti-Mullerian (AMH) yang selain secara langsung menyebabkan terhentinya pertumbuhan telur akibat penurunan enzim aromatase, juga secara langsung mempengaruhi peningkatan GnRH.

“Dengan demikian, kedua hormon ini diperkirakan merupakan kunci perkembangan penyakit pada pasien SOPK nir-obese," kata Gita.

Penelitian menunjukkan pasien SOPK obesitas mengalami perbaikan gejala dengan melakukan modifikasi gaya hidup, khususnya diet dan olahraga. Sementara pasien SOPK dengan berat badan normal lebih terkait dengan gangguan hormonal. Oleh karena itu, perbaikan gaya hidup belum bisa memberikan perubahan gejala signifikan.

Dia mengatakan penemuan ini akan menjadi awal bagi pengembangan tatalaksana pada pasien SOPK, khususnya wanita dengan berat badan normal berdasarkan kelainan yang mendasarinya, bukan hanya bersifat simtomatis atau mengobati gejala saja.

"Temuan inilah yang memicu kami untuk membuat penelitian yang dapat lebih memahami proses terjadinya penyakit (patogenesis) SOPK, khususnya pada pasien nir-obese (normal) sehingga diharapkan dapat mengembangkan tatalaksana yang tepat di kemudian hari,” jelas Gita.

Pilihan Editor: Begini 6 Mitos Kanker Ovarium yang Sering Dianggap Benar

Berita terkait

Risiko Diabetes dan Obesitas Lebih Tinggi pada Pekerja Shift Malam

6 jam lalu

Risiko Diabetes dan Obesitas Lebih Tinggi pada Pekerja Shift Malam

Hanya beberapa hari bekerja jadwal shift malam dapat mempengaruhi perkembangan kondisi metabolik kronis dengan risiko diabetes dan obesitas.

Baca Selengkapnya

Cuaca Panas Ekstrem Sebabkan Heat Stroke, Ini yang Perlu Diwaspadai

5 hari lalu

Cuaca Panas Ekstrem Sebabkan Heat Stroke, Ini yang Perlu Diwaspadai

Cuaca panas ekstrem yang terjadi di Asia berpotensi menyebabkan heat stroke. Apa saja yang perlu diwaspadai?

Baca Selengkapnya

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

14 hari lalu

Olahraga Malam Hari Disebut Lebih Bermanfaat bagi Orang Obesitas

Penelitian mengklaim olahraga pada malam hari bisa memberi lebih banyak manfaat kesehatan bagi orang obesitas dan diabetes tipe 2.

Baca Selengkapnya

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

14 hari lalu

Parto Patrio Operasi Batu Ginjal, Kenali Gejala dan Penyebab Batu Ginjal

Komedian Parto Patrio sedang menjalani pemulihan usai operasi batu ginjal. Lantas, apa yang menyebabkan dan tanda-tanda dari penyakit ini?

Baca Selengkapnya

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

20 hari lalu

10 Efek Mengonsumsi Makanan Manis Berlebihan, Bisa Picu Sel Kanker

Ada banyak efek makanan manis yang tidak bagus untuk kesehatan, di antaranya bisa meningkatkan risiko diabetes hingga bertumbuhnya sel kanker.

Baca Selengkapnya

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

28 hari lalu

7 Tips Ajak Anak Pola Makan Sehat

Kebiasaan makan yang buruk dapat berdampak negatif pada kesehatan anak. Simak 5 tips anak ajak pola makan sehat

Baca Selengkapnya

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

28 hari lalu

Mengenal Kanker Prostat yang Diderita OJ Simpson, Siapa yang Berpotensi Diserang Jenis Kanker Ini?

OJ Simpson meninggal setelah melawan kanker prostat. Lantas, apa jenis kanker tersebut dan siapa yang berpotensi mengalaminya?

Baca Selengkapnya

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

29 hari lalu

Anak Obesitas dan Kurang Gizi Berisiko Tinggi Kekurangan Zat Besi

Kekurangan zat besi dapat menyebabkan anemia, suatu kondisi yang mengakibatkan kurangnya sel darah merah yang sehat.

Baca Selengkapnya

Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

39 hari lalu

Memahami Gangguan Saraf Papiledema, Penyebab dan Gejala

Papiledema adalah pembengkakan kepala saraf kedua yang terjadi secara bersamaan antara dua mata. Cek gejalanya.

Baca Selengkapnya

Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

47 hari lalu

Tidak Boleh Diabaikan, Kenali Gejala dan Tanda Awal Kanker Ovarium Berikut

Kanker ovarium stadium awal biasanya tidak menimbulkan gejala apa pun, yang dapat menyebabkan diagnosis tidak terjawab.

Baca Selengkapnya