Diminati Wanita Eropa Sejak Abad ke-20, Kebaya Lahir dengan Unsur Tionghoa yang Kental

Senin, 7 Agustus 2023 14:50 WIB

Menkeu Sri Mulyani (kanan), Menteri PPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga (kedua kanan), Menaker Ida Fauziyah (tengah), Anggota Wantimpres Putri Kuswisnu Wardani (kedua kiri) dan Wamen Parekraf Angela Tanoesoedibjo tampil dalam acara Istana Berkebaya di depan Istana Merdeka, Jakarta, Minggu 6 Agustus 2023. Peragaan busana kebaya encim dari Betawi yang diinisiasi oleh Pemprov DKI Jakarta tersebut diikuti oleh 401 peserta dari para menteri perempuan di Kabinet Indonesia Maju (KIM), istri menteri yang tergabung dalam anggota OASE KIM, duta besar negara sahabat, hingga masyarakat. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kebaya dikenal sebagai salah satu busana tradisional yang populer Indonesia. Sejarahnya yang panjang membuat pemerintah mendaftarkan kebaya sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO. Tak hanya digemari perempuan Indonesia, pada awal abad ke-20, banyak perempuan Eropa yang mengenakan kebaya. Hal itu terjadi karena adanya percampuran budaya daerah dengan Eropa atau dikenal dengan kebudayaan Indis yang memicu perempuan Eropa terutama noni Belanda menggemari kebaya.

Dalam proses kelahirannya, kebaya juga berkaitan erat dengan budaya Tionghoa. Unsur batik dalam busana kebaya merupakan contoh pengaruh Tionghoa dalam pakaian perempuan tersebut. Dilansir dari berbagai sumber, inilah dua pengaruh budaya Tionghoa ke dalam kebaya:

Kebaya Encim

Kebaya encim, kebaya jenis ini memiliki unsur budaya Tionghoa. Encim adalah sebutan untuk wanita paruh baya keturunan Tionghoa. Kebaya ini terbuat dari kain yang cukup halus dengan sedikit sulaman, payet dan jahitan sebagian dekoratif. Kebaya jenis ini banyak digunakan oleh wanita etnis Tionghoa yang tinggal di Indonesia.

Dari contoh tersebut, bahwa akulturasi masyarakat Indonesia dengan Tionghoa atau Cina. Proses ini telah berlangsung selama ribuan tahun dan hingga saat ini masyarakat masih dapat menikmati dan melihat hasilnya.

Advertising
Advertising

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, akulturasi orang Indonesia dengan orang Tionghoa terjadi ketika mereka datang ke Indonesia untuk berdagang.

Pengaruh budaya Tionghoa pada kebaya terlihat jelas dalam beberapa aspek, mulai dari desain hingga bahan-bahan yang digunakan.

Mereka tidak hanya menjual atau membeli hasil pertanian tetapi juga menyebarkan budayanya, sehingga proses aklimatisasi dengan budaya lokal Indonesia tidak dapat dihindari. Ini juga terjadi pada gaya berbusana.

Akulturasi budaya Indonesia dengan Tionghoa telah menciptakan pakaian dengan pola atau desain yang unik. Contohnya Batik Lasem Cina, mudah ditemukan di Lasem, Rembang, Jawa Tengah.

Busana batik ini memadukan corak busana Tionghoa dengan corak atau corak batik Indonesia. Misalnya motif naga yang dipadukan dengan motif batik Jawa, dll.

Hal ini juga diakui oleh seorang perajin batik bernama Indrawati alias Bu giok. Ia berasal dari keluarga pembatik. Kedua orang tuanya, Gouw Tjin Lian dan Thio Lin Nio, dikenal jago dalam skema warna batik.

Kebaya Lasem

Busana juga merupakan bagian dari produk budaya dan seni suatu masyarakat. Di Nusantara ini, batik merupakan salah satu ciri khas dan kebanggaan bangsa Indonesia yang telah diakui dunia (termasuk wayang) dan PBB sebagai bagian dari warisan dunia.

Batik umumnya dikenal sebagai kain atau pakaian khas Jawa. Meski begitu, saat ini sudah banyak corak dan corak batik dari bagian lain nusantara, baik yang dipengaruhi etnik Jawa pada zaman dahulu maupun asal daerah.

Batik juga mengalami akulturasi dengan budaya lain. Salah satunya adalah budaya bangsa Tionghoa. Batik Tionghoa Lasem merupakan bukti nyata percampuran budaya Jawa dan Tionghoa di Rembang, khususnya di Lasem, Jawa Tengah.

Dilansir dari binus.ac.id, batik Lasem Tionghoa yang biasa dikenal dengan Batik Lasem Timur memadukan kesadaran artistik masyarakat Jawa dan Tionghoa. Mereka menggabungkan ornamen bergaya Cina dan Jawa untuk menjadi desain Batik Lasem Cina.

Dilansir dari fitinline.com, Batik Lasem Tionghoa merupakan Batik yang desain hiasannya banyak dipengaruhi budaya Tionghoa. Antara lain corak naga, corak swastika (banjil), corak awan (awan atau megamendung), corak taman (tamansari) yang berisi berbagai tumbuhan atau tumbuh-tumbuhan dengan latar belakang berwarna cerah dan merupakan diisi dengan pola robekan watu wadas (batuan).

Selain itu, tiga corak utama menjadi ciri khas batik laserman, yaitu corak Naga, corak Lok Can (Burung Merah Muda) dan corak Sekar Jagad. Corak budaya Tionghoa juga terlihat pada penggunaan warna primer pada batik Lasem dalam bentuk cahaya, batik laser warna ini sangat terkenal dengan warna merah menyala yang disebut getih pitik (darah ayam).

Pilihan Editor: Jokowi Ingin Kebaya Kembali Digunakan di Seluruh Acara di Indonesia

Berita terkait

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

1 hari lalu

Pemugaran Situs Candi di Jambi Ungkap 5 Lapisan Tanah Purba, Kota Besar yang Runtuh oleh Banjir?

Pemugaran situs Candi Parit Duku di Jambi mengungkap lima lapisan tanah purba atau lapisan budaya dalam istilah arkeologi.

Baca Selengkapnya

Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana

2 hari lalu

Jurus Yogyakarta Jaga Kawasan Sumbu Filosofi dari Potensi Bencana

Kawasan Sumbu Filosofi secara khusus memiliki kondisi geografis, geologis, hidrologi dan demografis yang memungkinkan terjadinya bencana

Baca Selengkapnya

Naskah Tuanku Imam Bonjol Ditetapkan Sebagai Memory Of The World, Sempat Hilang 23 Tahun

3 hari lalu

Naskah Tuanku Imam Bonjol Ditetapkan Sebagai Memory Of The World, Sempat Hilang 23 Tahun

Naskah Tuanku Imam Bonjol pernah tidak diketahui keberadaannya selama 23 tahun, ditemukan kembali pada 2014.

Baca Selengkapnya

10 Beasiswa Luar Negeri yang Buka Pendaftaran Mei 2024

3 hari lalu

10 Beasiswa Luar Negeri yang Buka Pendaftaran Mei 2024

Deretan beasiswa luar negeri S1, S2, dan S3 yang membuka pendaftaran pada Mei 2024

Baca Selengkapnya

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

3 hari lalu

Sumbu Filosofi Yogyakarta Diakui UNESCO, Makna Garis Imajiner Gunung Merapi ke Laut Selatan

UNESCO akui Sumbu Filosofi Yogyakarta, garis imajiner dari Gunung Merapi, Tugu, Keraton Yogyakarta, Panggung Krapyak, dan bermuara di Laut Selatan.

Baca Selengkapnya

Sejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia

5 hari lalu

Sejarah Panjang Kebaya dan Perlunya Jadi Identitas Budaya Indonesia

Pakar mengatakan kebaya bisa menjadi identitas budaya Indonesia berbasis kelokalan dengan sejarah panjang busana di Nusantara.

Baca Selengkapnya

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

5 hari lalu

Setelah Hagia Sophia, Erdogan Kembali Ubah Bekas Gereja Menjadi Masjid

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin meresmikan masjid yang diubah dari gereja Ortodoks Yunani kuno di Istanbul

Baca Selengkapnya

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

9 hari lalu

Jurnalis Palestina Peliput Perang Gaza Menangkan Penghargaan Kebebasan Pers UNESCO

Kepala UNESCO menyerukan penghargaan atas keberanian jurnalis Palestina menghadapi kondisi 'sulit dan berbahaya' di Gaza.

Baca Selengkapnya

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

10 hari lalu

Program Pra Kerja Raih Penghargaan Wenhui Award dari UNESCO

Program Pra Kerja meraih penghargaan dari UNESCO atas kontribusinya dalam inovasi pendidikan di kawasan Asia-Pasifik.

Baca Selengkapnya

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

10 hari lalu

5 Rekomendasi Tempat Sewa Kebaya di Jakarta yang Bagus

Untuk acara pernikahan atau wisuda, Anda dapat menyewa kebaya agar lebih hemat. Berikut ini rekomendasi tempat sewa kebaya di Jakarta.

Baca Selengkapnya