Mitos soal Sunat Jin, Simak Fakta Medisnya

Reporter

Antara

Senin, 25 September 2023 20:22 WIB

ilustrasi Sunat

TEMPO.CO, Jakarta - Jangan panik bila anak terlihat seperti sudah disunat padahal belum. Spesialis urologi dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Budi Himawan menjelaskan fenomena yang kerap disebut "sunat jin" oleh masyarakat awam adalah fenomena gawat darurat dalam bidang medis.

"Banyak orang yang tidak memahami ini adalah fenomena emergency, maka perlu diambil tindakan dengan segera," kata Budi dalam diskusi terkait fenomena "sunat jin", Senin, 25 September 2023.

Ia menjelaskan fenomena sunat jin merupakan sebuah istilah mitos yang berkembang di masyarakat yang menunjukkan kelainan medis pada penis akibat tindakan tertentu atau kelainan bawaan, yang terjadi akibat kegagalan tumbuh kembang genitalia eksterna pada anak. Dalam istilah medis, dia mengungkapkan kelainan tersebut dinamakan sebagai parafimosis, yang merupakan kelainan akibat tindakan tertentu, dan hipospadia yang merupakan kelainan bawaan.

Budi menjelaskan parafimosis adalah sebuah keadaan dimana kulup penis (preputium) diretraksi (ditarik) ke arah belakang leher kepala penis (sulcus coronarius glans) dan tidak bisa dikembalikan ke bentuk semula.

"Pada anak-anak, biasanya dilakukan pada saat bermain dengan penisnya sehingga secara tidak sengaja kulup penisnya teretraksi dan biasanya tidak berani melapor, akhirnya orang tua yang tidak paham menganggap itu sebagai peristiwa sunat jin," ujarnya.

Advertising
Advertising

Kondisi tersebut terjadi karena adanya jeratan di bagian leher kepala penis yang jika dibiarkan akan menyebabkan bengkak. Karena itu, tindakan medis harus segera dilakukan. Pada tahap awal, kondisi tersebut bisa dikembalikan seperti semula. Namun jika sudah lama maka salah satu penanganannya adalah dengan melakukan khitan.

Kelainan bawaan
Adapun hipospadia adalah kelainan bawaan yang terjadi akibat kegagalan tumbuh kembang penis, biasanya penis bengkok dengan muara di bagian bawah serta kulup penis yang menggumpal.

"Secara penampakan seperti sudah disunat, tidak membahayakan. Tapi masyarakat harus tahu kalau ini adalah kelainan. Biasanya ketika masa awal sekolah, keluarga baru sadar," jelasnya.

Meski demikian, ada sejumlah kalangan yang menyatakan kondisi tersebut merupakan disunat jin sejak berada dalam kandungan. Begitu pun sejumlah ahli khitan, beberapa di antaranya banyak yang menganggap kondisi hipospadia tidak memerlukan khitan.

"Memang betul itu tidak boleh disunat namun tetap memerlukan tindakan khusus yang dilakukan oleh dokter spesialis urologi untuk melakukan perbaikan hipospadia," imbuhnya.

Oleh karena itu, Budi mengimbau tidak mudah percaya dengan hal-hal yang berbau mitos soal kesehatan. Salah satunya adalah dengan tidak menganggap kedua penyakit tersebut sebagai fenomena sunat jin dan memeriksakannya ke fasilitas layanan kesehatan terdekat jika mendapatkan gejala serupa.

Pilihan Editor: Sederet Manfaat Sunat Anak Laki-laki bagi Kesehatan

Berita terkait

Berbagai Mitos soal Orang Cerdas dan Faktanya

2 hari lalu

Berbagai Mitos soal Orang Cerdas dan Faktanya

Orang cerdas sering memunculkan anggapan atau mitos tertentu. Sayangnya, asumsi tersebut banyak yang keliru. Berikut faktanya.

Baca Selengkapnya

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

8 hari lalu

Uang Korupsi Syahrul Yasin Limpo Mengalir ke Mana? Antara lain Biaya Khitan, Buat Kafe, dan Skincare untuk Cucunya

Penggunaan uang korupsi Syahrul Yasin Limpo (SYL) terungkap di pengadilan. Mayoritas digunakan untuk kepentingan keluarga. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Mitos La Ode Wuna, Siluman Separuh Ular yang Menjadi Nenek Moyang Migrasi Masyarakat Sulawesi Tenggara ke Maluku

44 hari lalu

Mitos La Ode Wuna, Siluman Separuh Ular yang Menjadi Nenek Moyang Migrasi Masyarakat Sulawesi Tenggara ke Maluku

Dosen UI, melalui BRIN, mengangkat kajian mengenai mitos siluman setengah ular. Erat kaitannya dengan sejarah pergerakan masyarakat Sulawesi Tenggara.

Baca Selengkapnya

Benarkah Santan Bisa Menyebabkan Diare?

51 hari lalu

Benarkah Santan Bisa Menyebabkan Diare?

Sebagai bahan makanan yang mengandung lemak, santan memang dapat memicu gangguan pencernaan pada sebagian orang, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan atau oleh orang yang memiliki sensitivitas pencernaan tertentu.

Baca Selengkapnya

Cegah Termakan Hoax Soal Infertilitas, Edukasi Diri dengan Informasi Penting Ini

8 Maret 2024

Cegah Termakan Hoax Soal Infertilitas, Edukasi Diri dengan Informasi Penting Ini

Pakar fertilitas dari RSCM ingatkan pentingnya edukasi diri soal kesuburan agar tercegah termakan isu hoax soal infertilitas.

Baca Selengkapnya

Benarkah Olahraga Berlebihan Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

8 Maret 2024

Benarkah Olahraga Berlebihan Bisa Menyebabkan Disfungsi Ereksi?

Meski dapat meningkatkan risiko kesehatan tertentu, namun olahraga berlebihan tidak menyebabkan impoten atau disfungsi ereksi (DE).

Baca Selengkapnya

Hari Epilepsi Internasional, Simak Mitos Terkait Kondisi dan Faktanya

12 Februari 2024

Hari Epilepsi Internasional, Simak Mitos Terkait Kondisi dan Faktanya

Di Hari Epilepsi Internasional, penting untuk memahami kesalahpahaman soal epilepsi sehingga pengobatan tertunda.

Baca Selengkapnya

Seberapa Perlu Pria Memeriksa Kondisi Prostat?

11 Februari 2024

Seberapa Perlu Pria Memeriksa Kondisi Prostat?

Untuk mencegah pembesaran prostat yang mengakibatkan kanker, perlu dilakukan pemeriksaan sebelum terlambat.

Baca Selengkapnya

Meski Jenis Kanker Raja Charles III Tak Diungkap, Anda Perlu Tahu Mitos soal Kanker Prostat

6 Februari 2024

Meski Jenis Kanker Raja Charles III Tak Diungkap, Anda Perlu Tahu Mitos soal Kanker Prostat

Raja Charles III didiagnosis kanker dan tengah menjalani pengobatan. Jenis kankernya tak disebut namun tak ada salahnya memahami mitos kanker prostat.

Baca Selengkapnya

Tanggal 6 Februari Hari Apa? Berikut 3 Momen Penting

6 Februari 2024

Tanggal 6 Februari Hari Apa? Berikut 3 Momen Penting

Tanggal 6 Februari hari apa? Hari ini ada Hari Anti Sunat Perempuan Internasional, Reclaim Social Day, dan HUT Partai Gerindra.

Baca Selengkapnya