Saran Epidemiolog untuk Cegah Lonjakan Kasus COVID-19 di Liburan Akhir Tahun

Reporter

Antara

Rabu, 20 Desember 2023 22:18 WIB

Ilustrasi penumpang kereta. Dok. TEMPO/M. Iqbal Ichsan

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Indonesia,Tri Yunis Miko Wahyono, memberi tips mengatasi lonjakan kasus COVID-19 saat liburan akhir tahun. Menurut pengajar Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) itu, protokol kesehatan adalah kunci pencegahan COVID-19.

"Pencegahan jauh lebih baik daripada mengobati dan perlu dilakukan sebelum wabah besar kembali terjadi," katanya di Kampus UI Depok, Rabu, 20 Desember 2023.

Dengan melakukan protokol kesehatan yang tidak setengah-setengah, artinya dilaksanakan oleh seluruh masyarakat, maka upaya pencegahan COVID-19 dapat berjalan dengan efektif. Walaupun tidak 100 persen, protokol kesehatan dapat menghindarkan peningkatan kasus COVID-19 dengan baik.

"Demi mengurangi kemungkinan penularan kasus, menjaga jarak, dan menggunakan masker merupakan suatu keharusan, baik di tempat wisata, penginapan, restoran, atau tempat umum lain," jelasnya.

Miko menekankan kebijakan dan protokol kesehatan di tempat umum merupakan peraturan pemerintah yang harus dilaksanakan dan ada hukuman yang berarti bagi pelanggarnya. Selain itu, orang yang mengalami gejala COVID-19 seperti batuk, sesak napas, pilek, dan demam, apalagi disertai batuk, dianjurkan tidak berkerumun dan tidak memaksakan diri untuk bepergian.

Advertising
Advertising

Mengingat saat ini sedang memasuki musim hujan yang kerap menimbulkan penyakit seperti flu dan batuk yang mirip gejala COVID-19, masyarakat perlu lebih jeli dan proaktif melakukan pemeriksaan. Miko mengatakan influenza atau batuk pilek yang disebabkan virus influenza A dan B serta mikroogranisme lain sulit dibedakan dengan infeksi virus COVID-19.

Perlunya pemeriksaan COVID-19
Pemeriksaan khusus untuk COVID-19, virus influenza, atau mikroorganisme lain diperlukan untuk mengetahui dengan pasti penyebab gejala-gejala tersebut. Bagi yang berencana bepergian jauh, Miko menilai transportasi yang paling aman digunakan saat ini adalah pesawat terbang, disusul kereta api antarprovinsi, bus, dan semua angkutan yang ketat memberlakukan peraturan. Penting juga untuk memilih hotel atau akomodasi yang memberlakukan protokol kesehatan.

“Tetapi kebijakan pakai masker sekarang jarang dilakukan masyarakat di semua tempat dan semua angkutan. Oleh karena itu, Pemerintah harus menggaungkan lagi protokol kesehatan secara cermat dan adekuat agar transmisi COVID-19 dapat dikurangi,” imbaunya.

Untuk memantau dinamika dan perkembangan kasus COVID-19 di daerah tujuan liburan, Miko menilai surveilans kasus COVID-19 dan keberadaan reagen untuk pemeriksaan swab tenggorokan harus segera dilakukan di semua kabupaten dan kota di Indonesia. Ia mengatakan surveilans ini seharusnya dilakukan sejak ditetapkannya pandemi berakhir, yaitu pada Maret 2023 hingga sekarang.

"Dengan surveilans kasus COVID-19 dan Whole Genome Sequencing Surveillance (WGSS) yang baik, kita dapat mengetahui penyebaran penyakit COVID-19 dan mutasi virusnya di Indonesia. Saat ini, mutasi virus COVID-19 di seluruh dunia terus terjadi," paparnya.

Miko mengatakan subvarian COVID-19 yang telah teridentifikasi di Indonesia, Singapura, dan Malaysia saat ini adalah XBB.1.5, EG.5 dan JN.1. Ketiganya merupakan subvarian dari varian Omicron dengan karakteristik penularan yang lebih cepat dan terkadang hadir tanpa gejala demam yang jelas. Sementara itu, subvarian EG.1.dan EG.2 hanya teridentifikasi di Singapura. Namun, dengan terbukanya penerbangan internasional dan melonggarnya protokol kesehatan, subvarian tersebut mungkin dapat masuk ke Indonesia.

Ia berpendapat vaksinasi perlu digalakkan dengan harapan dapat mengurangi jumlah kasus yang berat di Indonesia. Akan tetapi, ia juga mengungkapkan vaksin yang dimiliki saat ini belum dapat mengantisipasi subvarian atau varian baru. Hal ini memunculkan perdebatan apakah vaksin dapat mencegah infeksi atau sekedar mengurangi keparahan COVID-19. Karena itu, di samping vaksinasi, masyarakat juga diimbau untuk mengonsumsi makanan bergizi dan mengandung probiotik karena dapat mencegah penyakit infeksi yang menular melalui droplet atau udara.

Pilihan Editor: Disiplin Pakai Masker di Tempat Umum untuk Cegah Penularan Covid-19

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

4 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

5 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

5 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

5 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

11 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

11 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

12 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

16 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya