Membaca Buku Bisa Meminimalisasi Kesehatan Mental, Lebih Efektif Daripada Mendengarkan Musik

Sabtu, 27 Januari 2024 12:02 WIB

Sejumlah pegiat literasi membaca buku saat kampanye #RuangBacaJakarta didalam Kereta MRT, Jakarta, Minggu, 8 September 2019. Kampanye ini merupakan gerakan MRT Jakarta untuk mendorong minat baca dan dan menjadikan membaca bagian dari gaya hidup masyarakat kota. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Dewasa ini, masyarakat diingatkan untuk terus menumbuhkan literasi dengan membaca buku, baik buku fiksi maupun non fiksi. Sebagian dari mereka pun memiliki komunitas untuk membahas buku yang sedang dibaca. Hal ini menjadikan seseorang untuk semakin semangat dalam membaca buku.

Buku memainkan peran penting dalam kehidupan setiap orang. Mulai dari anak-anak atau pelajar sekolah dasar, yang membantu untuk memperkenalkan mereka dengan dunia imajinasi, memberikan pengetahuan tentang dunia luar, juga meningkatkan keterampilan mereka dalam membaca, menulis, dan berbicara.

Peran buku dalam kehidupan sehari-hari jangan diragukan lagi karena selain membantu memperluas wawasan kita, tetapi juga membantu untuk meningkatkan konsentrasi dan fokus pada seseorang. Terlebih lagi saat ini tingkat stres, depresi, dan kecemasan yang sangat tinggi, sebagian dari mereka biasanya yang tidak memiliki waktu untuk kegiatan hiburan seperti membaca buku.

Seperti yang dilansir dari Webmd, membaca buku adalah metode terbaik untuk penurunan tingkat stres. Sebuah studi 2009 dari Mindlab International di University of Sussex menemukan bahwa membaca dapat menurunkan tingkat stres sebesar 68 persen. Hal ini membuatnya lebih efektif dibandingkan aktivitas menenangkan lainnya seperti berjalan-jalan atau mendengarkan musik.

Secara umum, aktivitas yang memaksa harus fokus pada satu tugas dapat dibantu dengan solusi membaca buku. Karena membaca memiliki manfaat yakni, melibatkan pikiran dan memaksa otak untuk menjadi lebih kreatif ketika kita dapat membayangkan cerita saat membaca.

Advertising
Advertising

David Lewis, yang melakukan penelitian pada 2009, menjelaskan bahwa membaca adalah “melibatkan imajinasi secara aktif karena kata-kata di halaman cetakan merangsang kreativitas untuk menyebabkan kita memasuki keadaan kesadaran yang pada dasarnya telah berubah.”

Membaca dapat memerangi penurunan kesehatan mental dan demensia. Demensia adalah istilah umum untuk penurunan mental yang mencakup kesulitan berpikir, mengingat, atau mengambil keputusan. Demensia, terutama menyerang orang yang berusia lanjut.

Pada 2014, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit memperkirakan terdapat lima juta orang dewasa yang menderita demensia, dan mereka memperkirakan jumlah tersebut akan meningkat menjadi 14 juta pada 2060 yang akan mendatang.

Pengurangan stres yang ditawarkan oleh membaca dapat sangat membantu ketika Anda sedang berjuang dengan kesehatan mental Anda. Namun manfaat membaca lebih dari itu, sampai-sampai beberapa dokter meresepkan membaca sebagai bagian dari terapi kesehatan mental. Ini disebut biblioterapi.

Biblioterapi adalah praktik yang menggunakan buku sebagai bagian terapi. Ahli kesehatan mental Anda memilih buku, fiksi atau nonfiksi, dan saat Anda membaca buku tersebut, Anda mendiskusikannya bersama. Karena biblioterapi biasanya digunakan dengan bentuk terapi lain, sulit untuk menilai secara pasti seberapa efektif terapi tersebut, namun manfaat yang ditunjukkan oleh biblioterapi meliput

Seperti yang dilansir dari Psychology Today, membaca literatur tertentu dan membicarakannya dengan terapis (atau dalam kelompok terapi) dianggap membantu pasien memahami perspektif selain perspektif mereka sendiri, memahami masa lalu yang sulit atau gejala yang menjengkelkan, atau mengalami perasaan harapan, kepuasan, dan empati. Secara umum, membaca juga dianggap meningkatkan harga diri, kesadaran diri, dan perasaan efikasi diri.

Biblioterapi dapat diterapkan pada pasien yang menderita kecemasan, depresi, atau gangguan mood lainnya, mereka yang berjuang melawan trauma atau kecanduan, atau mereka yang sedang mengalami kesedihan, perceraian, atau tantangan terkait hubungan lainnya.

Biblioterapi tidak mahal dan mudah diterapkan. Oleh karena itu, membaca buku mungkin sangat berguna bagi pasien yang memiliki waktu yang terbatas, pasien dengan keuangan terbatas, atau pasien yang memiliki masalah kesehatan mental ringan hingga sedang.

Pilihan Editor: Najwa Shihab Sebut Kebiasaan Membaca Buku Bikin Orang Lebih Sabar dan Empati

Berita terkait

Mengapa Orang Memiliki Sifat Toxic? Ini Penjelasannya

1 hari lalu

Mengapa Orang Memiliki Sifat Toxic? Ini Penjelasannya

Pada dasarnya orang toxic merupakan individu yang baik. Namun, orang toxic biasanya mereka yang menyerah pada sisi gelap dirinya.

Baca Selengkapnya

5 Cara Menghilangkah Sifat Toxic

1 hari lalu

5 Cara Menghilangkah Sifat Toxic

Berikut adalah beberapa langkah yang dapat membantu seseorang menyembuhkan sifat toxic.

Baca Selengkapnya

8 Tanda-Tanda Perlu Konsultasi Kesehatan Mental ke Psikiater

1 hari lalu

8 Tanda-Tanda Perlu Konsultasi Kesehatan Mental ke Psikiater

Ketahui tanda-tanda kita perlu konsultasi kesehatan mental ke psikiater. Salah satunya adalah gangguan tidur kronis yang sering dialami.

Baca Selengkapnya

Pegadaian Luncurkan Buku Van Leening When History Begins

2 hari lalu

Pegadaian Luncurkan Buku Van Leening When History Begins

Buku napak tilas Pegadaian ini berisi sejarah panjang perjalanan PT Pegadaian selama lebih dari satu abad berkontribusi dan melayani masyarakat Indonesia.

Baca Selengkapnya

Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

4 hari lalu

Dampak Cuaca Panas Ekstrem pada Kesehatan Mental

Penelitian menyebut cuaca panas ekstrem dapat berdampak besar pada kesehatan mental. Berikut berbagai dampaknya.

Baca Selengkapnya

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

4 hari lalu

Jaga Kesehatan Mental dengan Hindari Pacaran di Usia Anak

KemenPPPA meminta pacaran pada usia anak sebaiknya dihindari untuk menjaga kesehatan mental.

Baca Selengkapnya

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

5 hari lalu

Penyebab Sulit Redakan Kesedihan karena Kehilangan Orang Tersayang

Kehilangan orang yang disayangi memang berat. Tak jarang, kesedihan bisa berlangsung lama, bahkan sampai bertahun-tahun.

Baca Selengkapnya

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

7 hari lalu

Alami Burnout karena Merawat Orang Tua Demensia, Begini Saran Pakar

Merawat orang tua dengan demensia menyebabkan burnout, apalagi jika Anda harus merawat anak juga alias generasi sandwich. Simak saran pakar.

Baca Selengkapnya

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

8 hari lalu

Perkokoh Kesehatan Mental dengan 4 Tips Berikut

Psikolog menyarankan empat praktik untuk menjaga kesehatan mental dan meningkatkan kekuatan mental, baik di tempat kerja maupun di rumah.

Baca Selengkapnya

5 Perbedaan Karakter Alpha Male dan Sigma Male

9 hari lalu

5 Perbedaan Karakter Alpha Male dan Sigma Male

Meskipun sigma male dan alpha male memiliki sedikit kesamaan, namun sangat jelas ada perbedaan kunci yang membedakan keduanya.

Baca Selengkapnya