Serangan Stroke Harus Segera Ditangani, Jangan Lebih dari 4,5 Jam

Reporter

Antara

Sabtu, 26 Oktober 2024 20:56 WIB

Ilustrasi stroke. scrubbing.in

TEMPO.CO, Jakarta - Anggota Perhimpunan Dokter Spesialis Neurologi Indonesia (Perdosni), Dodik Tugasworo, menjelaskan tindakan penanganan untuk penderita stroke harus dilakukan secepat mungkin atau tidak lebih dari 4,5 jam sejak gejala mulai muncul.

"Sampai ke rumah sakit kemudian dilakukan pemeriksaan dan tidak lebih dari 4,5 jam obat itu sudah bisa masuk. Jadi kalau ada serangan stroke jangan abaikan waktunya," kata Dodik dalam diskusi daring, Jumat, 25 Oktober 2024.

Ia mengingatkan kecepatan waktu penanganan merupakan aspek terpenting dalam mencegah dampak fatal stroke. Semakin cepat penderita mendapat penanganan maka kemungkinan pemulihan dan harapan hidupnya menjadi tinggi.

Ia menjelaskan kecepatan waktu penanganan penting karena saat terjadi stroke sebanyak 32 ribu sel saraf mengalami kerusakan setiap detik dan semakin banyak yang rusak maka tingkat harapan hidup pasien akan berkurang.

"Ketika seseorang kena stroke, itu ada daerah otak yang mati atau infark dan di sekitarnya ada daerah penumbra. Daerah penumbra itu yang akan kita selamatkan," paparnya.

Advertising
Advertising

Perhatikan gejala stroke
Karena itu, ia menekankan ketika terjadi gejala stroke maka harus segera dibawa ke rumah sakit yang memiliki fasilitas penanganan stroke sesegera mungkin. Dodik menyebutkan gejala-gejala stroke yang harus dikenali disingkat dalam slogan "SeGeRa ke RS" yaitu akronim dari Se adalah senyum tidak simetris, Ge adalah gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba, Ra adalah bicara pelo, Ke adalah kebas separuh tubuh, R adalah rabun atau pandangan mata kabur tiba-tiba, serta S adalah sakit kepala parah yang muncul tiba-tiba.

"Jangan lupa ada kata tiba-tiba, jadi segala sesuatu yang tiba-tiba kita waspadai sebagai gejala stroke," ujarnya.

Saat di rumah sakit, penderita stroke akan melewati proses diagnostik menggunakan CT-Scan serta menjalani pengobatan menggunakan trombolisis atau trombektomi untuk menghilangkan penyumbat aliran darah ke bagian otak.

"Obat ini kalau kita bisa berikan di pusat-pusat layanan kesehatan dan punya peralatan CT-Scan juga, kecacatan atau gejala fatal yang ditimbulkan oleh stroke bisa kita kurangi," ujar Dodik.

Pilihan Editor: Upaya Kemenkes untuk Turunkan Kasus Stroke yang Masih Tinggi

Berita terkait

Pakar Saraf Ungkap Pemicu Stroke di Usia Muda

1 hari lalu

Pakar Saraf Ungkap Pemicu Stroke di Usia Muda

Neurolog menyebut gaya hidup tak sehat merupakan faktor risiko stroke di usia muda, selain riwayat penyakit genetik serta penyakit penyerta.

Baca Selengkapnya

Aktivitas Fisik yang Disarankan Dokter untuk Mencegah Stroke

1 hari lalu

Aktivitas Fisik yang Disarankan Dokter untuk Mencegah Stroke

Aktivitas fisik bermanfaat bagi kesehatan jantung serta mencegah terjadinya penyumbatan pembuluh darah yang menjadi penyebab munculnya gejala stroke.

Baca Selengkapnya

Upaya Kemenkes untuk Turunkan Kasus Stroke yang Masih Tinggi

1 hari lalu

Upaya Kemenkes untuk Turunkan Kasus Stroke yang Masih Tinggi

Kemenkes mengatakan 90 persen kasus stroke dapat dicegah melalui pengendalian faktor risiko seperti hipertensi dan diabetes.

Baca Selengkapnya

Asosiasi Stroke Amerika Rilis Panduan Baru Pencegahan, Berikut Isinya

4 hari lalu

Asosiasi Stroke Amerika Rilis Panduan Baru Pencegahan, Berikut Isinya

ASA mengeluarkan panduan terbaru pencegahan stroke pada Senin, 21 Oktober 2024, yang dimuat di jurnal Stroke. Berikut isi intinya.

Baca Selengkapnya

Pernah Terinfeksi Covid-19? Peneliti Ingatkan Risiko Lebih Besar Alami Penyakit Jantung dan Stroke

15 hari lalu

Pernah Terinfeksi Covid-19? Peneliti Ingatkan Risiko Lebih Besar Alami Penyakit Jantung dan Stroke

Penelitian mengungkapkan orang yang pernah terinfeksi Covid-19 lebih berisiko mengalami penyakit jantung, stroke, bahkan kematian.

Baca Selengkapnya

Raja Salman Infeksi Paru-paru, Ini Gejala dan Kelompok Orang yang Berisiko Kena Penyakit Ini

17 hari lalu

Raja Salman Infeksi Paru-paru, Ini Gejala dan Kelompok Orang yang Berisiko Kena Penyakit Ini

Raja Salman pada Mei 2024 dikabarkan terima antibiotik untuk penanganan penyakit infeksi paru-paru yang ia derita. Apa gejala dan bahaya penyakit ini.

Baca Selengkapnya

Terbaring Lemah Saat Dijenguk Rieke Diah Pitaloka, Ini Penyakit yang Diderita Mat Solar

18 hari lalu

Terbaring Lemah Saat Dijenguk Rieke Diah Pitaloka, Ini Penyakit yang Diderita Mat Solar

Terkena stroke sejak 2015, Mat Solar terbaring lemah saat dijenguk Rieke Diah Pitaloka.

Baca Selengkapnya

5 Jenis Minuman yang Dapat Memicu Stroke

18 hari lalu

5 Jenis Minuman yang Dapat Memicu Stroke

Terlalu sering mengonsumsi minuman jeni berikut ini dapat memicu stroke jika tidak dikontrol dengan baik.

Baca Selengkapnya

Peneliti Ungkap Jenis Minuman yang Bisa Tingkatkan Risiko Stroke

22 hari lalu

Peneliti Ungkap Jenis Minuman yang Bisa Tingkatkan Risiko Stroke

Penelitian terbaru mengungkapkan sering menenggak minuman bersoda, jus buah, dan kopi berlebihan dapat meningkatkan risiko stroke.

Baca Selengkapnya

Jenis-jenis Stroke yang Harus Diwaspadai, Dari Stroke Iskemik hingga Hemoragik

23 hari lalu

Jenis-jenis Stroke yang Harus Diwaspadai, Dari Stroke Iskemik hingga Hemoragik

Stroke iskemik terdiri dari beberapa jenis berdasarkan penyebab sumbatan di otak.

Baca Selengkapnya