Obesitas Mengancam Si Kecil  

Reporter

Editor

Selasa, 15 Maret 2011 12:52 WIB

essentialbaby.com.au
TEMPO Interaktif, Jakarta -Amel, artis cilik dan pembawa acara "Cemal Cemil", yang ditayangkan di sebuah stasiun televisi, tetap lincah dan menawan beraksi. Tubuh gempalnya tak membuat Amel lamban, tapi justru tetap kenes dan centil menyantap aneka menu yang tersaji dalam acara wisata makanan yang digemari serta selalu ditonton anak-anak seusianya.
"Biar makan banyak, aku tetap olahraga, kok, supaya tetap sehat dan tak gampang sakit," kata Amel, yang terkenal dengan slogan "Rasanya, beh..., bukan main" dalam acara tersebut.
Lain lagi dengan Wista, bocah seusia Amel yang juga bertubuh gempal. Bocah laki-laki berusia 9 tahun ini sehari-hari senang makan. Jadwal makannya dalam sehari 5-7 kali, melampaui jadwal pada umumnya. "Setiap Wista lapar, ia nangis, ujung-ujungnya pasti minta makan. Saya tidak tega, akhirnya selalu menuruti keinginannya," kata Dewi, ibunda Wista.
Tapi kini Dewi dilanda kesedihan setelah mendapat hasil pemeriksaan medis tentang Wista. Sebulan ini Wista bolak-balik masuk rumah sakit. Menurut dokter, ia mengalami obesitas kompleks yang mengakibatkan siswa kelas IV sekolah dasar ini terkena potensi diabetes dan darah tinggi.
Menurut Nidya Harahap, dokter anak dari Klinik Buah Hati di kawasan Kelapa Gading, obesitas yang dialami Amel dan Wista belakangan semakin marak. "Obesitas pada anak jumlahnya semakin tinggi. Orang tua mesti berhati-hati karena dampaknya mengerikan."
Kurangnya lahan atau area terbuka pada era masa kini, menurut Nidya, menjadi salah satu faktor anak tidak lagi memiliki ruang terbuka yang leluasa untuk berolahraga. Faktor kemajuan zaman membuat anak lebih hightech atau kemampuan teknologinya lebih tinggi dan lawtouch atau kemampuan sentuhan alias kepekaan empatinya lebih rendah.
Akibatnya, anak-anak lebih sering berkutat dengan teknologi atau "mendekam" sibuk dengan gadget-nya di dalam ruangan, entah di rumah atau warung Internet, dan tak lagi suka berolahraga atau bergerak bebas di alam terbuka.
"Sudah jarang dan malas bergerak atau malas berolahraga, lalu pola makannya serba enak. Akhirnya mengidap obesitas yang membahayakan kesehatan," Nidya memaparkan.
Menurut dia, obesitas pada anak sudah mencapai taraf epidemi yang juga dialami di banyak negeri. Nidya mengutip keterangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) bahwa di seluruh dunia terdapat kira-kira 22 juta anak-anak yang kelebihan berat badan.
Nidya juga merujuk pada sebuah survei di Spanyol, yang menyingkap bahwa satu dari setiap tiga anak kelebihan berat badan atau obese. Kemudian, hanya dalam waktu 10 tahun (1985-1995), obesitas pada anak naik tiga kali lipat di Australia.
Dalam tiga dasawarsa terakhir, yaitu pada era 2000-an, obesitas pada anak berusia 6-11 tahun meningkat lebih dari tiga kali di Amerika Serikat.
Obesitas pada anak juga dialami sejumlah negara berkembang. Berdasarkan hasil temuan Satuan Tugas Obesitas Internasional, di beberapa bagian Afrika ada lebih banyak anak yang mengalami obesitas ketimbang malnutrisi.
Misalnya, pada 2007, Meksiko menempati urutan kedua di dunia, setelah Amerika Serikat, untuk obesitas pada anak. Kabarnya, di Mexico City ada sekitar 70 persen anak dan remaja yang kelebihan berat badan.
Ahli bedah anak, Dr Francisco Gonzalez, memperingatkan bahwa generasi ini mungkin adalah "generasi pertama yang akan mati sebelum orang tua mereka akibat komplikasi obesitas".
Gonzales menjelaskan, komplikasi pada obesitas antara lain diabetes, tekanan darah tinggi, dan penyakit jantung. Ketiga komplikasi itu sebelumnya dianggap sebagai problem kesehatan yang umum yang dialami orang dewasa.
Menurut Institute of Medicine, AS, 30 persen anak laki-laki dan 40 persen anak perempuan yang lahir di Amerika Serikat pada 2000 memiliki risiko bahwa suatu waktu mereka akan didiagnosis mengidap diabetes tipe 2 yang berkaitan dengan obesitas.
Sebuah penelitian di Amerika Serikat juga memaparkan tentang tren yang mencemaskan di kalangan anak-anak, yakni, seiring dengan meningkatnya obesitas, mengarah pada semakin tinggi tekanan darah tinggi.
"Bila tren yang meningkat pada tekanan darah tinggi ini tidak dihentikan, kita dapat menghadapi ledakan kasus penyakit kardiovaskuler baru di kalangan remaja dan orang dewasa," demikian peringatan Dr Rebecca Din-Dzietham, dari Morehouse School of Medicine di Atlanta, Georgia.
Nidya menambahkan, fakta-fakta internasional tersebut menjadi peringatan yang harus disikapi dengan serius. "Anak-anak adalah generasi masa depan. Seharusnya hal ini menjadi prioritas penting yang harus dipikirkan bersama," ujarnya. | HADRIANI P

Berita terkait

Istirahat Tak Sekadar Bersantai, Apa Itu Rest Day?

11 jam lalu

Istirahat Tak Sekadar Bersantai, Apa Itu Rest Day?

Kebugaran dan kesehatan tubuh tak hanya soal olahraga rutin, tapi juga istirahat yang tepat

Baca Selengkapnya

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

2 hari lalu

Dua Kubu Masyarakat Dalam Budaya Olahraga, yang Malas dan Ekstrem

Banyak pula orang yang baru mulai olahraga setelah divonis mengalami penyakit tertentu.

Baca Selengkapnya

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

7 hari lalu

Rutin Aktivitas Olahraga, Apa Saja Manfaatnya?

Olahraga bukan hanya tentang membentuk tubuh atau memperkuat otot

Baca Selengkapnya

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

13 hari lalu

Jokowi: Daerah Kepulauan Indonesia Kekurangan Dokter Spesialis

Jokowi mengatakan kemampuan produksi dokter spesialis Indonesia hanya 2.700 per tahun.

Baca Selengkapnya

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

15 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

16 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

23 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

24 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

24 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

25 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya