Realita Kehidupan Autisme Ekonomi Lemah

Reporter

Editor

Rabu, 13 April 2011 17:52 WIB

Suasana belajar di Sekolah Khusus Autis di Jakarta. TEMPO/Arif Fadillah
TEMPO Interaktif, Jakarta -Nanar mata Rusidi tak terbendung saat menceritakan realitas yang dihadapinya dengan memiliki anak penderita autis, Muklis, 12 tahun. Anak bungsu yang disayanginya itu menderita kelumpuhan anggota badan saat dilahirkan hingga tahun keempat.

“Kok dia tidur saja, tidak bisa menggerakan badannya. Meski demikian tak ada pikiran sedikitpun untuk menyembunyikan atau menelantarkan anak kedua kami itu,” ungkap Rusidi, (37).

Pekerjaan serabutan yang terpaksa dijalani selama 4 tahun usia anaknya, membuat Rusidi semakin kebingungan. Penghasilan yang mampu diraup jika beruntung pun hanya Rp 20 ribu perhari, dari profesi juru angkut bongkar barang. “Kadang saya tidak membawa uang sama sekali,” ujar Rusidi.

Rusidi sempat mengalami rasa minder dan tertekan, saat anaknya dicemoohkan oleh lingkungannya. Tatapan merendahkan, perkataan menyayat hati, bahkan perlakuan diskriminatif pun kerap ditanggung olehnya. Beberapa tetangga yang menjauhkan anaknya dr Muklis pun tak jarang dilakukan.

"Saya benar-benar sedih. Karena telah berkondisi seperti ini, ditambah lagi kami ini orang tidak punya. Jadi semakin perih," kata Rusidi.

Namun, kesabaran Rusidi membuahkan hasil. Selama pengobatan yang dilakukan terhadap anaknya, Rusidi tidak dikenakan biaya, hanya transport saja. Sebagian besar dana pengobatan Muklis berasal dari pemerintah dan sanak saudara dari puskesmas dan dirujuk ke RS Cikaret, hingga pengobatan alternatif.

“Tapi yang membuat saya sedih adalah dokter di RS Cikaret tidak mengetahui kenapa dengan anak saya. Dalam pengambilan obat pun meskipun saya datang pertama, tetap dilayani paling terakhir. Setelah orang-orang berduit itu,” tutur Rusidi.

Pengobatan alternatif 5 kali dalam 3 bulanlah yang ternyata membuat anaknya bisa berjalan kembali saat usianya mencapai 5 tahun. Kehidupan Rusidi pun semakin membaik dengan diangkatnya dia menjadi petugas kebersihan di perusahaan kontraktor dengan gaji Rp 1 juta.

Dr Andreas Harry, Sp. S mengatakan autisme adalah sidrom yang disebabkan adanya perbedaan dimensi anatomi pada otak seseorang namun bukanlah kecacatan otak. Secara teoritis, jika suatu bagian otak membesar menyebabkan terjadinya ukuran yang lebih kecil pada bagian otak yang lain. Sehingga melemahnya fungsi dari bagian otak yang lebih kecil itu dan yang lainnya lebih besar.

“Meskipun penyandang autis ini mempunyai kelemahan dalam suatu hal. Percayalah dia pasti punya kelebihan pada hal yang lain,” ujar Andreas.

RENNY FITRIA SARI

Berita terkait

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

4 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

5 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

5 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

6 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

6 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

6 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

10 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

13 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

14 hari lalu

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.

Baca Selengkapnya

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

21 hari lalu

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya