Agar Rahim Tak Turun  

Reporter

Editor

Senin, 2 Mei 2011 14:33 WIB

sxc.hu

TEMPO Interaktif, Jakarta - Melahirkan buah hati, apalagi dengan cara normal, tentu membuat para ibu bahagia. Pengalaman melahirkan acap kali menjadi alasan pelengkap kebahagiaan perempuan. Di balik kebahagiaan itu ternyata ada sesuatu yang mengintai, mulai kecacatan hingga ancaman kematian.

Seperti yang dialami Rahmania, 28 tahun, yang sedikit trauma saat melahirkan putri pertamanya. Dia harus merasakan sakit selama 22 jam sebelum sang putri lahir ke dunia. Si buah hati lahir dengan bobot 3,3 kilogram dengan persalinan normal dan dia pun mendapat beberapa jahitan.

"Wah, berapa jahitan aku lupa, yang dirasain sakit yang tak terkira. Benar-benar taruhan nyawa," ujarnya pada Tempo baru-baru ini.

Kini, setelah tujuh bulan kelahiran berlalu, dia mengaku masih terbayang rasa sakit saat melahirkan. Tapi, jahitan di jalan lahir anaknya sudah tak terlihat lagi. "Sudah aman," ujarnya.

Dua cara persalinan menjadi pilihan para perempuan, yakni normal melalui vagina atau caesar. Persalinan melalui vagina dinilai lebih aman dibanding secara caesar, dengan risiko kematian lima kali lebih tinggi. Namun, persalinan melalui vagina ini rupanya dapat menyebabkan kecacatan dasar panggul (prolaps organ panggul/POP).

"POP ini terjadi akibat persalinan, di mana terjadi robekan, penggunaan alat bantu melahirkan, serta lamanya waktu persalinan," ujar dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K)., Ketua Departemen Obstetrik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo.

Budi menjelaskan prolaps ini diartikan sebagai turun atau keluarnya dinding vagina disertai organ panggul ke dalam atau keluar liang vagina. POP ini dulu juga disebut hernia, seperti pada laki-laki. Pada perempuan, organ dalam ini keluar dari vagina. Sekitar 50 persen perempuan yang telah melahirkan diperkirakan mengalami prolaps, mulai yang ringan sampai berat.

"Tidak menyebabkan kematian, tapi kalau tidak dicegah atau diobati bisa menurunkan kualitas hidup perempuan dan mengganggu hubungan suami-istri," ujar Budi.

Prof. dr. Junizaf, SpOG(K)., dari Divisi Uroginekologi Departemen Obstetri dan Ginekologi FKUI mengatakan ada banyak faktor yang menyebabkan POP, seperti sering melahirkan, proses persalinan lama, obesitas, ukuran bayi yang terlalu besar, induksi persalinan, terjadi robekan stadium III atau IV saat melahirkan, serta lamanya ras dan genetika. Ada juga karena bertambahnya usia dan kelainan sifat jaringan, menopause, merokok, serta keadaan yang menyebabkan tekanan intrarahim.

Dia menyebutkan dalam lima tahun terakhir, terjadi 9-17 kasus inkontinensia urine atau kencing tak terkendali. Sementara itu, di RSCM disebutkan terjadi 47-67 kasus operasi POP setiap tahunnya. Di Jakarta, pada 2005 dilaporkan 260 kasus. POP juga dilaporkan terjadi di Bali, Pekanbaru, Medan, Bandung, dan 20 persen di antaranya ditangani dengan operasi.

Lantas, bagaimana kita mengetahui gejala prolaps? Oleh karena, prolaps ini kadang tidak begitu terlihat, beberapa penderita mengeluhkan adanya tonjolan, tekanan, atau sensasi berat pada vagina saat buang air besar. Mereka juga bisa merasa seperti sedang menduduki bola (vagina terasa berat). Ada pula gejala yang merepotkan, seperti kesulitan buang air besar atau konstipasi.

"Atau mungkin kesulitan saat buang air kecil karena harus mengangkat vagina yang menonjol atau rahimnya yang keluar lebih dulu," ujar dr. Junizaf sambil memperlihatkan foto rahim yang melorot keluar dan membuat bergidik.

Gejala lainnya adalah perdarahan, susah berjalan, dan gangguan saat berhubungan intim. Menurut dia, jika kondisi otot dasar panggul bagus, vagina akan menciut. Tapi, jika cacat, akan melebar dan membuat organ dalam turun.

Junizaf juga menjelaskan bahwa beberapa klasifikasi POP merujuk pada sistem Baden Walker. Stadium I jika bagian prolapsus masih di atas introitus vagina, stadium II jika bagian prolapsus sudah mencapai introitus vagina (sudah sampai pintu selaput dara), stadium III bila bagian prolapsus sudah keluar dari introitus vagina (sudah keluar vagina), serta stadium IV prosidensia (rahim dan dinding vagina telah keluar). Sayangnya, stadium I-II sering tidak terlalu dikeluhkan oleh penderita.

Untuk penanganan, biasanya pada stadium I-II dilakukan tindakan konservatif dan dianjurkan untuk kontrol. Di negara maju, hal ini lebih mudah terdeteksi karena kebanyakan perempuan melakukan pap smear.

Sementara itu, jika sudah stadium III-IV, biasanya dokter akan mengambil tindakan operasi. Pada perempuan usia lanjut biasanya juga dilakukan operasi dan pemberian hormonal.

Perempuan kadang merasa malu atau tidak mau memeriksakan keadaannya jika mengalami gejala di atas. Menurut Junizaf, para perempuan sering menganggap hal itu wajar sebagai risiko melahirkan. Untuk mendeteksinya, dia menganjurkan agar dilakukan pemeriksaan fisik, USG tiga dan empat dimensi, serta magnetic resonance imaging.

Untuk mencegahnya, Junizaf mengimbau para perempuan tidak terlampau sering melahirkan. "Karena berakibat melemahkan otot dan sendi penyokong alat reproduksi perempuan," ujarnya.

Dia pun menyarankan agar saat proses melahirkan, mereka tidak mengejan terlalu lama. Para perempuan juga diminta tidak terlalu gemuk atau obesitas. Mereka juga dianjurkan tidak mengangkat beban yang terlalu berat. Selain itu, senam kegel atau senam otot panggul juga dinilai sangat membantu menguatkan otot tersebut.

Baik Junizaf maupun Budi berencana melakukan metode pemberian skor untuk pencegahan. Metode ini butuh dukungan tentang komplikasi, infeksi, serta USG dasar panggul. USG inilah yang membantu mengetahui organ panggul untuk menentukan proses persalinan bisa normal atau tidak.

DIAN YULIASTUTI

Berita terkait

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

3 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

4 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

4 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

5 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

5 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

5 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

9 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

12 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

13 hari lalu

7 Tanda-tanda Kucing Mengalami Dehidrasi

Dehidrasi terjadi ketika kucing kehilangan lebih banyak cairan dari yang mereka konsumsi.

Baca Selengkapnya

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

20 hari lalu

Jadi Makanan Khas Lebaran, Ketahui Kandungan Nutrisi dan Manfaat Hati Ayam dalam Sambal Goreng Kentang Ati

Hati ayam dalam sambal goreng kentang ati, makan khas ketika lebaran, ternyata memiliki manfaat kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya