Rumah Sakit Justru Sarang Penyakit

Reporter

Editor

Senin, 14 Mei 2012 07:25 WIB

Seorang korban selamat tabrakan kereta ekspres, dirawat di sebuah rumah sakit di Kota Jedrzejow. REUTERS/AGENCJA GAZETA/Jaroslaw Kubalski

TEMPO.CO, Jakarta -Membesuk kerabat atau sahabat saat dirawat di rumah sakit diyakini banyak orang membawa manfaat bagi hubungan di antara manusia. Ruangan bersih dan bau khas antiseptik merupakan kesan yang paling kentara gampang ditemui ketika di tempat itu. Tak heran jika terpikir bahwa rumah sakit adalah tempat yang paling sehat (higienis).

Namun salah besar bila pengunjung rumah sakit merasa aman dari penyebaran penyakit saat berada di sana. Sesungguhnya rumah sakit lebih besar potensi bahayanya dibanding tempat lain. "Hypermarket penyakit justru di rumah sakit," kata dokter spesialis okupasi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta, Muchtaruddin Mansyur, dalam seminar Penyebaran Infeksi di Rumah Sakit, di Laboratorium Mikrobiologi Klinik FKUI pada Rabu lalu.

Keadaan itu terjadi karena rumah sakit rentan dengan penularan kuman-kuman penyakit. Infeksi rumah sakit yang disebut juga dengan infeksi nosokomial ini menyebar dengan melibatkan banyak pihak, seperti pasien, tenaga kesehatan, dan pengunjung. Penyebaran juga terjadi melalui alat-alat medis serta fasilitas atau peralatan di rumah sakit. Saat seorang pengunjung berinteraksi dengan pasien atau menyentuh ranjang pasien, menurut Muchtar, bisa saja kuman penyakit berpindah ke telapak tangannya.

Menurut dokter spesialis mikrobiologi klinik FKUI, Anis Karuniawati, yang lebih mengkhawatirkan adalah kuman penyakit yang terdapat di rumah sakit itu umumnya telah resisten. "Di rumah sakit, bakteri itu sudah kenyang dengan antibiotik sehingga lebih resisten dibanding bakteri yang ditemukan di komunitas,"katanya, "mikroorganisme penyebab itu bisa berasal dari bakteri, virus, jamur, maupun parasit."

Tidak hanya menular melalui kontak dengan pasien, peralatan medis, atau fasilitas rumah sakit seperti toilet, penyebaran infeksi di sana juga bisa terjadi melalui udara. Ini terjadi pada rumah sakit dengan pendingin terpusat (AC sentral). "AC sentral adalah tempat perkembangbiakan terbaik bakteri Legionella yang tahan terhadap suhu sekitar 50 derajat Celsius," kata Anis.

Infeksi akibat terpapar bakteri di rumah sakit (nosokomial), menurut Muchtar, sering menyerang dan menyebabkan infeksi saluran kemih, saluran napas bawah, daerah operasi, serta aliran darah. "Infeksi saluran napas bawah adalah infeksi yang terjadi pada saluran napas di bawah bronkus sampai paru-paru," ujarnya.

Bentuk penyakitnya seperti pneumonia (radang paru), sedangkan infeksi saluran kemih di antaranya uretritis. Karena itu, kita perlu berhati-hati. Sebab, tak ada satu pun rumah sakit yang tidak berisiko. "Bukan cuma di Indonesia, melainkan di rumah sakit di negara maju pun berisiko," kata Anis.

Menurut Muchtar, rumah sakit perlu memperhatikan upaya penurunan faktor risiko penularan penyakit infeksi tersebut.Caranya antara lain dengan desain ruangan sesuai standar dan persyaratan, penyediaan air bersih, fasilitas cuci tangan, disinfeksi dan sterilisasi, pengelolaan yang baik dalam pembuangan limbah cair dan padat, sanitasi dapur, dan laundry serta pengendalian serangga. "Jangan sampai besuk, malah besok sakit. Karena adanya infeksi nosokomial pada pasien membuat masa perawatan pasien lebih lama, kondisi pasien lebih serius serta biaya lebih mahal," ujarnya.

AMIRULLAH

Berita terkait

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

2 hari lalu

Upaya Kemenkes Atasi Banyaknya Warga Indonesia yang Pilih Berobat ke Luar Negeri

Ada sejumlah persoalan yang membuat banyak warga Indonesia lebih memilih berobat ke luar negeri.

Baca Selengkapnya

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

2 hari lalu

1 Juta Warga Indonesia Berobat ke Luar Negeri, Kemenkes: Layanan Kesehatan Belum Merata

Jokowi sebelumnya kembali menyinggung banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri dalam rapat kerja Kemenkes.

Baca Selengkapnya

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

2 hari lalu

PBB: Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza

Serangan Israel ke Gaza telah meninggalkan sekitar 37 juta ton puing di wilayah padat penduduk, menurut Layanan Pekerjaan Ranjau PBB

Baca Selengkapnya

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

8 hari lalu

Kisah Kardinah, Adik RA Kartini yang Berjasa namun Dipersekusi di Tegal

Meski dari kalangan bangsawan, keluarga Kartini ini kerap membantu masyarakat. Namun adik Kartini dipersekusi dan darak keliling kota hingga trauma.

Baca Selengkapnya

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

20 hari lalu

8 Amal Jariyah Sadio Mane untuk Desanya di Senegal, Dirikan Masjid hingga Bagi Makan Gratis Saat Ramadan

Sadio Mane bintang Al Nassr dikenal kedermawanannya untuk kampung halamannya, Bambali, Senegal. Berikut 8 amal jariyah Mane untuk kampungnya.

Baca Selengkapnya

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

22 hari lalu

Blokade Mulai Dibuka, Tiga Truk Bantuan Tiba di Rumah Sakit di Utara Gaza

Sebanyak tiga truk bantuan berisi bahan bakar, obat-obatan, dan pasokan medis pada Sabtu memasuki Gaza utara yang sebelumnya menghadapi blokade Israel

Baca Selengkapnya

Tentara Israel Masih Menggempur Seluruh Wilayah Gaza

30 hari lalu

Tentara Israel Masih Menggempur Seluruh Wilayah Gaza

Tentara Israel masih melancarkan serangan ke sejumlah wilayah di Gaza. Korban jiwa pun terus berjatuhan.

Baca Selengkapnya

Dokter Masih Mogok, Rumah Sakit Besar di Korea Selatan Tutup Bangsal

31 hari lalu

Dokter Masih Mogok, Rumah Sakit Besar di Korea Selatan Tutup Bangsal

Korea Selatan menutup bangsal rumah sakit besar karena tak ada dokter.

Baca Selengkapnya

Bamsoet Dukung Aspen Medical Bangun Rumah Sakit Internasional

35 hari lalu

Bamsoet Dukung Aspen Medical Bangun Rumah Sakit Internasional

Pembangun awal di Depok dan berlanjut ke Cikarang, Karawang, hingga Makassar.

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Kekurangan Dokter Spesialis Hampir di Seluruh Provinsi

35 hari lalu

Kemenkes: Kekurangan Dokter Spesialis Hampir di Seluruh Provinsi

Dante Saksono Harbuwono mengatakan, kekurangan dokter spesialis terjadi hampir di seluruh provinsi Indonesia.

Baca Selengkapnya