TEMPO.CO , Manhasset-- Penyakit Gonorhea yang telah resisten terhadap antibiotik merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius.
Artikel terbaru CNBC.com berjudul Sex Superbug Could Be 'Worse Than AIDS yang dikutip oleh Alan Christianson, seorang dokter naturopati. Ia mengatakan bahwa suatu strain antibiotik yang resisten dari penyakit menular seksual Gonorhea mungkin jauh lebih buruk daripada AIDS dalam jangka pendek. Pasalnya, bakteri tersebut lebih agresif dan akan mempengaruhi banyak orang dengan cepat.
Namun, beberapa ahli menyebutnya sebagai perbandingan yang sangat hiperbolik. "Saya tidak setuju dengan perbandingan itu, " kata Dr Bruce Hirsch, seorang ilmuwan yang menghadiri diskusi penyakit menular di North Shore University Hospital di Manhasset, New York. Menurutnya, tingkat komplikasi Gonorhea dalam hal sistemik jauh lebih rendah daripada tingkat kompilasi infeksi AIDS yang tidak diobati.
Artikel CNBC.com tersebut mengatakan bahwa strain tertentu Gonorhea mungkin menempatkan seseorang pada syok septik dan kematian dalam hitungan hari. Tingkat kompilasi yang mengancam jiwa seperti sepsis dari penyakit ini hanya sekitar 1 persen. Sementara tingkat kematian akibat AIDS yang tidak diobati adalah 98 persen.
"Pada titik ini, AIDS adalah infeksi fatal, sedangkan pasien Gonorhea sangat jarang mati karena kondisi tersebut," kata Dr Carlos del Rio, ketua Departemen Kesehatan Global di Universitas Emory Rollins School of Public Health. Kedua ahli menekankan bahwa Gonorhea yang resisten antibiotik adalah masalah yang sangat serius.
Gonorhea menjadi semakin resisten terhadap antibiotik. Centers for Disease Control and Prevention mengatakan bahwa hanya adal satu obat tersisa yanng dapat digunakan untuk pengobatan lini pertama untuk penyakit ini. Ceftriaxone yaitu antibiotik diberikan melalui suntikan dianjurkan untuk digunakan bersama dengan antibiotik lainnya, seperti seperti azitromisin atau doxycycline selama tujuh hari.
Pada tahun 2011, di Amerika serikat ada lebih dari 300 ribu kasus Gonorhea. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhea dan menyebar melalui aktivitas seksual. Orang dengan penyakit ini sering tidak menunjukkan gejala. Tetapi laki-laki lebih cenderung memperlihatkan gejala daripada wanita.
Dalam beberapa kasus, penyakit ini dapat menyebabkan komplikasi serius termasuk kemandulan dan nyeri panggul kronis pada wanita. Dan pada laki-laki akan menjadikannya peradangan menyakitkan pada saluran yang melekat pada testis jika tidak diobati.
"Jika Gonorhea menjadi resisten terhadap antibiotik, maka kita akan berada dalam situasi yang sama pada tahun 1800," kata Hirsh. Penggunaan kondom yang tepat dapat mengurangi resiko terkena Gonorhea. Selain itu, cara terbaik mencegahnya adalah tidak berhubungan seks atau berada dalam hubungan monogami yang telah diuji tak terinfeksi Gonorhea.
LIVE SCIENCE | ISMI WAHID
Topik hangat:
Perbudakan Buruh | Harga BBM | Susno Duadji | Ustad Jefry
Baca juga:
Sering Mengingat Masa Lalu Bisa Sebabkan Insomnia
Jangan Anggap Sepele Insomnia
Cara Aman Atasi Gangguan Tidur
Tambah Langsing, Seleksi Alam Berubah pada Wanita
Berita terkait
Pasien HIV Tertutup dengan Statusnya, Tantangan Tersulit Tenaga Kesehatan Berikan Layanan
10 Desember 2023
Orang dengan HIV diharapkan tidak menutup status kesehatannya. Tenaga kesehatan dan komunitas bisa mendampingi mereka demi kualitas hidup yang baik.
Baca SelengkapnyaSatu Pasien Kritis Cacar Monyet Meninggal di RSCM, Punya Riwayat Positif HIV
23 November 2023
Satu pasien cacar monyet atau Monkeypox (Mpox) dalam kondisi kritis meninggal di RSCM. Punya riwayat penyakit HIV.
Baca SelengkapnyaFakta Menarik Buah Matoa dari Papua, Diklaim Bisa Cegah Terbentuknya Virus HIV
19 November 2023
Buah matoa banyak terdapat di Papua. Buah itu masih satu keluarga dengan kelengkeng dan rambutan.
Baca SelengkapnyaAJI Sebut Sejumlah Media Abai Kode Etik dalam Memberitakan Kekasih Mario Dandy
8 Maret 2023
AJI Indonesia mendesak media mematuhi kode etik jurnalistik dalam memberitakan kekasih tersangka kasus penganiayaan, Mario Dandy Satriyo.
Baca SelengkapnyaAliansi Untuk Mengakhiri AIDS pada Anak di Indonesia Resmi Dibentuk!
2 Desember 2022
Di Indonesia, hanya 25% dari anak-anak yang hidup dengan HIV menjalani pengobatan ARV yang menyelamatkan jiwa. UNAIDS Indonesia, Jaringan Indonesia Positif, Ikatan Perempuan Positif Indonesia, Lentera Anak Pelangi, dan Yayasan Pelita Ilmu menginisiasi aliansi baru untuk memperbaiki salah satu masalah yang paling mencolok dalam respon penanggulangan AIDS.
Baca SelengkapnyaRent, Drama Musikal Pertunjukan Broadway akan Ditampilkan di Jakarta
18 November 2022
Drama musikal Rent berkisah tentang sekelompok seniman muda yang bertahan hidup dari kondisi kemiskinan dan bayang-bayang penyakit HIV/AIDS.
Baca SelengkapnyaRomantika Merawat Anak dengan HIV / AIDS
25 September 2022
Merawat anak dengan HIV / AIDS menjadi tantangan besar bagi orang tua.
Baca SelengkapnyaKasus HIV di Kota Bandung Bertambah 400 Orang Setiap Tahun
30 Agustus 2022
Berdasarkan pola penyebarannya, mayoritas kasus HIV di Kota Bandung pada kalangan heteroseksual, kemudian pengguna narkoba dengan cara suntik.
Baca SelengkapnyaWorld AIDS Day 2021: Perlu Kemitraan Hadapi Ketidaksetaraan di Masa Pandemi
1 Desember 2021
Dunia akan memasuki tahun ketiga pandemi Covid 19, demikian juga epidemi HIV/AIDS akan memasuki dekade kelima.
Baca SelengkapnyaKasus HIV / AIDS di Marauke Papua Terus Mengalami Peningkatan
7 September 2021
Meningkatnya angka kasus penderita HIV / AIDS di Merauke, Januari-Juni 2021 terdapat 53 kasus baru yang muncul, setengah dari akumulatif tahun 2020.
Baca Selengkapnya