Mengasah Kemampuan Berbahasa di Komunitas Polyglot  

Reporter

Rabu, 2 Oktober 2013 12:25 WIB

Sejumlah mahasiswi jurusan bahasa Inggris Universitas Ahmad Dahlan mengerjakan tugas kuliah dengan mewawancarai turis asing di kawasan titik nol Yogyakarta. TEMPO/Arif Wibowo

TEMPO.CO Jakarta - Ada anekdot orang Indonesia akan dianggap fasih berbahasa Inggris bila dia bermimpi dalam bahasa Inggris. Tapi, bagi Jasmine Puteri, bahasa yang dia gunakan dalam bermimpi amat bergantung pada tempat di mana dia tinggal.

Ketika ia tinggal setahun di Kota Alghero, Italia, Jasmine bermimpi dalam bahasa Italia. Itu karena pergaulan sehari-harinya menggunakan bahasa Italia. “Tapi, pas balik ke sini, balik lagi mimpi saya dalam bahasa Indonesia,” kata Jasmine, yang semasa SMA pernah mengikuti program pertukaran pelajar di Italia pada 2004-2005, ketika ditemui Tempo akhir September 2013.

Pengalaman berbeda dialami oleh Aryanie Amellina. Meski sama-sama pernah tinggal di Italia, mimpinya justru dalam bahasa Inggris. Pasalnya, bahasa yang ia gunakan di kelas dan kehidupan sehari-hari menggunakan bahasa Inggris. “Jadi, meski di Italia, aku mimpinya dalam bahasa Inggris,” kata Aryanie, yang tahun lalu mengambil kuliah master di Kota Pavia, Italia.

Menurut Direktur Eksekutif Polyglot Indonesia, Mira Fitria Viennita Zakaria, sebenarnya ada metode lain yang dipercaya bisa mengukur kemampuan berbahasa seseorang. “Misalnya, kalau dia bisa marah dalam bahasa asing atau menawar belanjaan,” kata perempuan yang pernah lama tinggal di Austria ini.

Tentu saja bukan karena ingin tetap bermimpi dalam bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya mereka bergabung dalam Komunitas Polyglot Indonesia. Menurut Mira, tujuan utama komunitas ini adalah menjaga agar kemampuan berbahasa asing mereka tetap terasah.

Karena itu, kata dia, komunitas ini bukan tempat bagi orang yang baru belajar bahasa asing. “Kalau itu sudah ada wadahnya, seperti kursus,” kata perempuan yang bekerja di Badan Kerja Sama Teknik Jerman (GTZ) ini.

Salah satu program utama komunitas yang terbentuk pada 2010 ini adalah pertemuan (meet-up). Di sini, anggota komunitas akan bertemu dan berbincang-bincang dalam meja-meja bahasa yang sudah dipilih, misalnya “meja Spanyol” atau “meja Prancis”.

Mira mengatakan, hingga saat ini mereka sudah menggelar 12 kali pertemuan. Acara ini tidak hanya digelar di Jakarta, tapi juga di kota-kota yang sudah punya komunitas serupa, seperti Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, dan Banda Aceh. Setiap pertemuan rata-rata diikuti oleh 30 orang.

Komunitas ini sebenarnya bukan hanya untuk orang Indonesia, tapi juga bagi orang asing yang ingin memperlancar bahasa Indonesia. Terutama bagi mereka yang akan bekerja di lembaga swadaya masyarakat dan peneliti. “Mereka, kalau ke lapangan, mau tak mau mesti pakai bahasa Indonesia atau bahasa daerah,” katanya.

Karena itu, kata Mira, pengertian poliglot tidak hanya mencakup kemampuan berbahasa asing, tapi juga bahasa daerah.

IQBAL MUHTAROM


Topik Terhangat
Edsus Lekra | Senjata Penembak Polisi | Mobil Murah | Info Haji | Kontroversi Ruhut Sitompul

Berita Terpopuler
Ahok: Jangan Coba Ubah Pancasila
Holly Angela Ditemukan dengan Tangan Terikat
Benget, Pembunuh Sadis Istrinya Sendiri, Tewas?
Ada Kesengajaan Insiden Lion Air di Manado?
TNI Tertarik Kecanggihan Kapal Selam Rusia

Berita terkait

Kemdikbudristek Sebut 11 Bahasa Daerah Punah, Apa Penyebab dan Dampaknya?

46 hari lalu

Kemdikbudristek Sebut 11 Bahasa Daerah Punah, Apa Penyebab dan Dampaknya?

Sebanyak 11 bahasa daerah dinyatakan punah, 19 lainnya terancam punah. Guru besar Unair menjelaskan penyebab, dampak, dan upaya mencegahnya.

Baca Selengkapnya

5 Bahasa Tubuh dan Maknanya. Seperti Apa Orang yang Percaya Diri?

31 Oktober 2017

5 Bahasa Tubuh dan Maknanya. Seperti Apa Orang yang Percaya Diri?

Tanpa kita sadari, bahasa tubuh seseorang bisa menjadi cermin karakternya.

Baca Selengkapnya

Sumpah Pemuda, Anies: Siswa di DKI Idealnya Belajar Bahasa Daerah

30 Oktober 2017

Sumpah Pemuda, Anies: Siswa di DKI Idealnya Belajar Bahasa Daerah

Dalam memperingati Hari Sumpah Pemuda 2017, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan, idealnya, siswa di DKI juga belajar bahasa daerah.

Baca Selengkapnya

Ada Aturan Wajib Gunakan Bahasa Indonesia di Sumut

26 Oktober 2017

Ada Aturan Wajib Gunakan Bahasa Indonesia di Sumut

Aturan dalam bentuk Perda baru di Sumut itu mewajibkan warga Sumut menggunakan Bahasa Indonesia di tempat umum.

Baca Selengkapnya

Hadapi Era Globalisasi, Bahasa Inggris Adalah Keharusan

26 Oktober 2017

Hadapi Era Globalisasi, Bahasa Inggris Adalah Keharusan

Belajar bahasa Inggris semakin diperlukan di era global, terutama di kota besar seperti Jakarta

Baca Selengkapnya

Hasil Penelitian, 7 Bahasa Daerah di Maluku Punah, 22 Terancam

29 Agustus 2017

Hasil Penelitian, 7 Bahasa Daerah di Maluku Punah, 22 Terancam

Potensi punahnya bahasa daerah juga disebabkan adanya pergeseran nilai-nilai budaya di masyarakat.

Baca Selengkapnya

3 Bahasa Asing yang Dianggap Sulit Dipelajari

4 Mei 2017

3 Bahasa Asing yang Dianggap Sulit Dipelajari

Apa saja tiga bahasa asing yang dianggap paling sulit itu?

Baca Selengkapnya

Using Banyuwangi Masuk Bahasa Jawa atau Bukan?  

2 Februari 2017

Using Banyuwangi Masuk Bahasa Jawa atau Bukan?  

Ketua Yayasan Kebudayaan Rancage Rahmat Taufiq Hidayat mengatakan karya sastra berbahasa Using masih menjadi perdebatan. Masuk bahasa Jawa atau bukan?

Baca Selengkapnya

Kapan Waktu yang Tepat Belajar Bahasa Inggris?

31 Januari 2017

Kapan Waktu yang Tepat Belajar Bahasa Inggris?

Konon, belajar bahasa Inggris itu lebih baik sejak balita. Fakta atau mitos?

Baca Selengkapnya

Keunikan Kemampuan Sinestesia: Bisa 'Mendengar' Warna  

10 Januari 2017

Keunikan Kemampuan Sinestesia: Bisa 'Mendengar' Warna  

Orang-orang yang bisa berbahasa asing dapat melihat warna tertentu saat mendengarkan musik, atau menyaksikan huruf-huruf dalam warna spesifik.

Baca Selengkapnya