TEMPO.CO, Atlanta – Flu bisa menyerang siapa saja, termasuk anak-anak. Bahkan, flu bisa menular pada anak-anak sehat yang diketahui tidak memiliki risiko tinggi medis seperti asma, diabetes, kanker, cacat jantung bawaan, atau gangguan neurologis seperti cerebral palsy atau epilepsi.
Dikutip dari laman USA Today, kemarin, sebuah laporan dari Centers for Disease Control and Prevention (CDC) Amerika yang dipublikasikan dalam Jurnal Pediatrics edisi November menyebutkan, sebanyak 43 persen anak yang meninggal akibat komplikasi flu ternyata termasuk anak yang sehat dan tidak memiliki riwayat medis.
“Laporan ini membawa pesan menyedihkan. Ternyata hampir setengah anak yang meninggal akibat flu merupakan anak yang sehat dan normal,” ujar William Schaffner dari CDC. Meski tidak terlibat dalam penelitian ini, Schaffner merupakan anggota komite penasihat CDC.
Dari 43 persen anak sehat yang meninggal akibat flu, 33 persen di antaranya memiliki gangguan neurologis. Lalu sebanyak 12 persen di antaranya memiliki kelainan genetis atau kromosom.
Penemuan ini bukanlah hal yang mengejutkan. Dari laporan ini juga ditemukan bahwa sebagian besar dari mereka yang meninggal akibat flu sebelumnya tidak pernah mendapatkan vaksin flu. Padahal, pemberian vaksin flu merupakan upaya pencegahan terbaik. Flu memang merupakan penyakit ringan dan seringkali dianggap sepele. Namun demikian, flu bisa menjadi awal dari penyakit yang lebih berbahaya dan tentunya berisiko kematian.
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
4 hari lalu
Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri
Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.