Jangan Komentari Gemuk pada Gadis Muda

Reporter

Editor

Alia fathiyah

Jumat, 2 Mei 2014 07:48 WIB

Ilustrasi. easydietprograms.info

TEMPO.CO, New York - Jangan pernah mengomentari kondisi tubuh seorang gadis muda dan mengatakan kalau dia gemuk. Hal itu justru bisa meningkatkan risiko obesitas di kemudian hari. Penelitian ini dikutip situs Health Day edisi 29 April 2014 yang melibatkan lebih dari 2.300 gadis muda di California, Cincinnati, dan Washington DC yang berat dan tinggi tubuhnya diukur pada usia 10 tahun dan kemudian diukur lagi saat mereka berusia 19 tahun.

Saat studi tersebut dimulai, 58 persen dari gadis tersebut diberi tahu orang tuanya, teman sebaya, teman sekelas maupun guru mereka bahwa mereka terlalu gemuk. Ternyata, mereka 1,66 kali lebih cenderung untuk menjadi obesitas saat berusia 19 tahun dibandingkan dengan gadis lain, demikian diungkapkan para peneliti dari University of California, Los Angeles (UCLA).

Semakin banyak orang yang mengatakan hal tersebut, maka semakin besar kecenderungan gadis itu menjadi obesitas, demikian hasil riset yang dipublikasikan online di jurnal JAMA Pediatrics edisi 28 April 2014. "Hanya dengan memberikan label terlalu gemuk ternyata memberikan efek hingga satu dekade selanjutnya. Kami sangat terkejut dengan temuan ini," ujar peneliti senior, A. Janet Tomiyama, profesor asisten bidang psikologi dalam rilis UCLA.

"Meskipun secara statistik kami sudah menghilangkan efek berat badan sebenarnya pada penghasilan mereka, warna kulit mereka dan ketika mereka mencapai pubertas, efek ini tetap ada," ujar Tomiyama. "Artinya, hal ini bukan berarti kalau gadis yang dipanggil terlalu gemuk ini tetap kondisinya seperti itu selama beberapa tahun kemudian, tetapi justru memberikan label terlalu gemuk menciptakan kecenderungan untuk menjadi obesitas," katanya.

Menurut penulis hasil riset yang lain, Jeffrey Hunger, graduate student dari University of California, Santa Barbara, dijuluki gemuk ternyata bisa memicu banyak perilaku yang menyebabkan obesitas. "Diberi label terlalu gemuk menyebabkan banyak orang cemas mengenai pengalaman personal atas stigma dan diskriminasi yang dihadapi oleh banyak orang yang kelebihan berat badan. Hasil penelitian terbaru menunjukkan bahwa mengalami atau mengantisipasi stigma berat badan bisa meningkatkan level stres dan menyebabkan makan berlebihan," ujar dia.

Temuan itu, ujar Tomiyama, menunjukkan bahwa sangat berbahaya untuk mengkritik berat badan seseorang. "Ketika seseorang merasa buruk, mereka cenderung untuk makan lebih banyak, bukannya memutuskan untuk diet atau berolahraga," kata dia. Membuat seseorang merasa buruk tentang berat badannya bisa meningkatkan level hormon kortisol (hormon stres) yang umumnya menyebabkan kenaikan berat badan.

HEALTH DAY I ARBA'IYAH SATRIANI

Terpopuler:

Jiplak Drama Populer Korea, RCTI Akan Digugat
5 Kebiasaan yang Menyebabkan Perut Buncit
Sri Mulyani Tegur Boediono Soal Century
Dosa Hary Tanoesoedibjo pada Hanura







Berita terkait

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

1 hari lalu

Mengapa Bayi Harus Diimunisasi?

Bayi harus menjalani imunisasi karena beberapa alasan tertentu yang akan dibahas dalam artikel ini.

Baca Selengkapnya

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

2 hari lalu

6 Bahaya Bayi yang Tidak Diimunisasi

Bayi penting untuk melakukan imunisasi secara rutin agar terhindar dari bahaya kesehatan mendatang. Lantas, apa saja bahaya bagi bayi yang tidak melakukan imunisasi?

Baca Selengkapnya

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

9 hari lalu

Konimex dan Indordesa Luncurkan Produk Baru Makanan Nutrisi FontLife One, Bidik Pasar Dewasa Muda

PT Indordesa-- anak perusahaan PT Konimex, meluncurkan produk makanan nutrisi dan perawatan kesehatan, FontLife One, di Kota Solo, Jawa Tengah.

Baca Selengkapnya

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

10 hari lalu

Aliansi Kecam Kehadiran Industri Plastik dan Kimia dalam Delegasi Indonesia untuk Negosiasi Perjanjian Plastik

Kehadiran itu membahayakan tujuan perjanjian, yaitu mengatur keseluruhan daur hidup plastik untuk melindungi kesehatan manusia dan lingkungan.

Baca Selengkapnya

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

10 hari lalu

Sejak 2021, Jokowi 6 Kali Sampaikan Keresahan WNI Pilih Berobat ke Luar Negeri

Presiden Joko Widodo atau Jokowi acap menyampaikan keresahannya soal warga negara Indonesia yang berbondong-bondong berobat ke negara lain, alih-alih dalam negeri.

Baca Selengkapnya

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

11 hari lalu

5 Penyebab Sulit Tidur pada Penderita Diabetes

Ternyata lima masalah ini menjadi penyebab penderita diabetes sulit tidur.

Baca Selengkapnya

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

11 hari lalu

Penelitian Ungkap Pelet Plastik Daur Ulang dari Indonesia Mengandung 30 Bahan Kimia Beracun dengan Konsentrasi Tinggi

Proyek penelitian di 13 negara ini bertujuan meningkatkan kesadaran global tentang bahan kimia berbahaya dalam plastik daur ulang

Baca Selengkapnya

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

11 hari lalu

Jokowi Ungkap PR Besar di Bidang Kesehatan: Pintar kalau Sakit Mau Apa?

Presiden Jokowi mengungkapkan PR besar Indonesia di bidang kesehatan. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

15 hari lalu

Pakta Konsumen Nasional Minta Pemerintah Penuhi Hak Konsumen Tembakau

Pakta Konsumen Nasional meminta pemerintah untuk memenuhi hak konsumen tembakau di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

18 hari lalu

Definisi Kesehatan Mental Menurut Psikolog, Perlu Dimiliki Setiap Orang

Kesehatan mental lebih dari sekadar gangguan atau kecacatan mental yang diderita seseorang. Psikolog beri penjelasan.

Baca Selengkapnya